Apa itu wahyu? Wahyu telah sering kita dengar didalam ajaran agama islam yang dapat diartikan pesan untuk Nabi Muhammad SAW sebagai petunjuk dan pedoman agar dapat disampaikan. Lalu bagaimana wahyu tersebut bisa sampai kepada Nabi Muhammad SAW? Melalui perantara Malaikat yang membawa wahyu tersebut.
Mungkin penjelasan berikut ini akan menjelaskan secara lengkapnya, tentang wahyu dan cara penurunan wahyu tersebut.
Wahyu adalah penyampaian pesan atau berita yang bersumber dari Allah SWT yang diturunkan ke alam semesta lebih tepatnya dimana para makhluk hidup tinggal, yang tujuannya sebagai petunjuk bagi hambanya agar bisa dijalankan.
Wahyu menurut bahasa adalah tersembunyi dan cepat, maksudnya tersembunyi adalah hanya hamba-Nya yang terpilih untuk dapat menerimanya, sedangkan cepat maksudnya adalah penyampaiannya begitu cepat atau ketika wahyu tersebut turun maka akan langsung datang kepada penerima wahyu tanpa ada orang yang mengetahuinya.
Dalam turunnya wahyu ini dapat diketahui semua umat muslim bahwa yang hanya dapat menerimanya hanya lah Nabi dan Rasul yang telah dipilih oleh Allah SWT untuk menjadi petunjuk, agar dapat disampaikan atau diajarkan kepada umat-Nya untuk selalu mengetahui kebesaran Allah SWT.
Wahyu yang paling besar yang diturunkan kepada umat manusia adalah wahyu yang berupa ayat-ayat Al-Quran. Al-Quran diturunkan kepada pemimpin umat manusia yaitu Nabi Muhammad SAW untuk bisa sebagai pedoman umat Islam dalam menjalani kehidupan dunia dan akhirat.
Isi didalam Al-Quran itu sendiri mencakup semua keseluruhan yang ada didunia dan akhirat. Baik itu ajaran syariat, aqidah, ahlak, ataupun peringatan, sejarah, maupun interaksi sosial yang mencakup keseluruhan di dalam kehidupan umat manusia, juga penjelasan di akhirat kelak.
Turunnya Wahyu
Turunnya wahyu berupa kitab Al-Quran ini sangat berbeda dengan kitab-kitab sebelumnya yang sudah ada terlebih dahulu. Perbedaan ini tidak seperti penurunannya yang sekaligus diturunkan Allah SWT kepada rasul-Nya. Seperti yang telah dijelaskan dalam ayat Al-Quran, Allah berfirman:
"Dan orang-orang kafir berkata, "Mengapa Al-Qur'an itu tidak diturunkan kepadanya sekaligus?" Demikianlah, agar Kami memperteguh hatimu (Muhammad) dengannya dan Kami membacakannya secara tartil (berangsur-angsur, perlahan, dan benar)."(QS. Al-Furqan: 32)
Jelas dalam ayat tersebut mengatakan bahwa Al-Quran diturunkan secara berangsur-angsur tidak seperti kitab sebelumnya, agar dapat meneguhkan Nabi Muhammad. Menurut tafsir ringkas Kementerian Agama pada ayat tersebut menafsirkan:
"Pada ayat berikut diceritakan lagi permintaan lainnya yang mengada-ada yang dikemukakan oleh orang kafir kepada Nabi Muhammad. Dan orang-orang kafir berkata, “Mengapa Al-Qur’an itu tidak diturunkan kepadanya sekaligus sebagaimana kitab-kitab samawi dulu seperti kitab Taurat, Zabur,dan Injil, bukan berangsur-angsur sebagaimana Al-Qur’an?” Demikianlah, Kami turunkan Al-Qur’an secara berangsur-angsur agar Kami memperteguh hatimu Muhammad dengannya karena setiap kali ayat Al-Qur’an turun, nabi merasa tenang karena Allah selalu menyertainya dalam suka maupun duka dan Kami membacakannya secara tartil berangsur-angsur, perlahan dan benar, selama kurang lebih 23 tahun. Membaca Al-Qur’an dengan tartil, sangat di dianjurkan. Diturunkannya Al-Qur’an secara berangsur, agar mudah dihafal, dihayati, dan diamalkan sedikit demi sedikit."
Dalam turunnya ayat Al-Quran ini, Allah SWT telah memerintahkan malaikat Jibril untuk menyampaikan wahyu melalui perantaranya. Wahyu yang pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW adalah bertepatan pada malam lailatul qadr.
Telah dijelaskan didalam ayat Al-Quran itu sendiri, seperti didalam surat Al-Qadr, Allah berfirman:
"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam qadar." (QS Al-Qadr: 1)
Dalam turun ayat pertama kalinya, surat Al-Qadr tersebut menurut penafsiran ringkas menurut Kementerian Agama, menafsirkan:
"Al-Qur'an adalah kitab suci yang mulia. Sesungguhnya Kami telah menurunkannya untuk pertama kali kepada Nabi Muhammad di Gua Hira, atau menurunkannya secara sekaligus dari Lauh Mahfuz ke Baitul Izzah di langit dunia, pada malam qadar, malam kemuliaan dan keagungan."
Dalam memahami turunnya wahyu pertama yang terjadi, ada perbedaan pendapat tentang surat yang menerangkan tentang turunnya ayat pertamakali. Seperti berikut ini:
Pertama, Al-Quran diturunkan pertama kali melalui proses 3 tahapan. Dari Lauh Mahfuz ke Baitul Izzah di langit dunia secara langsung sekaligus pada malam Lailatul Qadr. Lalu saat yang sama diturunkan wahyu dari baitul izzah melalui malaikat Jibril diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW secara berangsur-angsur mengikuti masa kerasulan Beliau selama 23 tahun.
Kedua, Al-Quran diturunkan pertama kali pada malam Lailatul Qadr kepada Nabi dengan langsung melalui perantara malaikat Jibril tanpa ada proses tahapan, yang diturunkan secara berangsur-angsur dan setelah itu diturunkannya mengikuti masa kerasulan Nabi Muhammad SAW selama kurang lebih 23 tahun secara bertahap.
Setelah turunnya Al-Quran untuk pertama kalinya adapun cara penyampaian malaikat Jibril dengan cara menurunkannya seperti terdengarnya bunyi lonceng, menjelma menjadi seorang laki-laki yang menghampiri Nabi, melalui mimpi yang benar, serta di tiupnya kedalam hati Nabi SAW sehingga Nabi tidak sadar wahyu tersebut telah di wahyukan dan telah ada pada dirinya.
Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam surat Asy-Syu'ara ayat 192-195:
"Dan sungguh, (Al-Qur'an) ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan seluruh alam, yang dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar engkau termasuk orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas." (QS Asy-Syu'ara': 192-195)
Adapun turunnya wahyu tidak selalu melalui perantara langsung malaikat Jibril. Seperti turunnya langsung perintah shalat oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW untuk dapat disampaikan dan diajarkan kepada umat-Nya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H