Bagi para pemula diindustri crypto mungkin akan bingung ketika mendengar nama layer 0, layer 1, layer, 2, dan layer 3. Orang-orang yang tertarik crypto pada umumnya adalah atas alasan potensi cuan besar dari altcoin ataupun meme coin.Â
Para investor pemula perlu memahami teknologi yang dibangun dalam crypto untuk bisa memahami kondisi pasar dan survive. Artikel ini akan menjelaskan berbagai layer dalam crypto dengan analogi simpel.
Layer 0 (Infrastuktur Jaringan)
Bayangin layer 0 seperti jalan raya. Jalan raya itu fungsinya untuk menghubungkan berbagai kota/daerah supaya terhubung secara efisien. Tanpa jalan raya, kita tidak bisa memakai mobil dari jakarta ke surabaya.
Dalam blokchain, Layer 0 memiliki peran untuk menghubungkan berbagai blokchain secara efisien. Sehingga berbagai blokchain bisa saling berbagi informasi satu sama lain.
Contoh projek:
A. $DOT | Polkadot
Dengan parachainnya dia menghubungkan berbagai blokchain.
B. $ATOM | Cosmos
Bisa dianggap sebagai L0 karena konektivitasnya dengan blokchain lain. Dengan cosmos hub, blokchain yang ada dalam ekosistem cosmos bisa berhubungan secara efisien & dengan IBCnya (inter blokchain communication) dia bisa terkoneksi dengan blokchain-blokchain lain.
Layer 1 (Protokol Blockchain)
Kota-kota yang dihubungkan oleh jalan raya seperti Jakarta, Surabaya adalah Layer 1. Dan setiap kota pasti punya aturan dan tata kelolanya sendiri.
Sama halnya dengan blokchain L1. Layer 1 punya aturan (protokol) dan tata kelola (mekanisme konsensus) sendiri. Contoh projek crypto L1 adalah ethereum dan solana.
Layer 2 (Solusi Skalabilitas)
Kita ibaratkan Kota Jakarta dengan kondisi macet dan sudah padat penduduk. Bayangkan transportasi Jakarta adalah Layer 2. Peran dan fungsi dari transportasi kyk MRT, LRT, Transjakarta adalah meningkatkan efisiensi masyarakat supaya lebih sat set sat set dalam bergerak tanpa merombak Kota Jakarta itu sendiri.
Dalam blokchain, Layer 2 berperan untuk meningkatkan skalabilitas & efisiensi yang ada pada Layer 1 tanpa mengubah struktur Layer 1 itu sendiri.
Contoh projek:
A. $MATIC | Polygon
Polygon merupakan L2 Eth terbesar saat ini. Dia menawarkan transaksi yang lebih cepat daripada eth.
B. $ARB | Arbitrum
Altcoin satu ini sedang sangat populer dan menjadi bahan pembicaraan banyak pengamat crypto. Arbitrum juga menawarkan transaksi yang cepat, efisien, serta biaya fee yg murah dengan teknologi optimistic rollupsnya.
Layer 3 (Aplikasi)
Layer 3 ibarat bisnis atau perusahaan yang berdiri dalam Kota Jakarta dan digunakan oleh kebanyakan orang. Contoh Alfamart, KFC, dll.
Dalam blokchain, Layer 3 ini adalah produk yang bisa dipake oleh kebanyakan orang di dunia crypto. Contohnga ada gamefi, Defi, dll.
Contoh projek:
A. $UNI | Uniswap
Uniswap merupakan Defi terbesar saat ini dalam jaringan ETH.
B. $XAI | Xai
Xai merupakan gamefi yang berdiri diatas jaringan Arbitrum. Jadi bisa dibilang L3nya arbitrum.
Penjelasan tiap layer akan lebih mudah dipahami jika para pemula langsung mencoba fitur dan manfaat masing-masing layer. Industri crypto masih punya banyak ruang untuk tumbuh dan mungkin ada inovasi layer lain yang dirancang nantinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H