Mohon tunggu...
Arif Nur Hidayat
Arif Nur Hidayat Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa dan Content Creator

Seorang mahasiswa akhir INFJ yang baru kesampaian keinginannya untuk menulis.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Krisis Ekonomi di Indonesia: Sejarah, Dampak, dan Pelajaran

29 Mei 2024   19:47 Diperbarui: 29 Mei 2024   20:29 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia, sebagai negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, telah mengalami beberapa krisis ekonomi yang signifikan sepanjang sejarahnya. Dua krisis paling terkenal adalah krisis moneter Asia pada tahun 1997-1998 dan krisis keuangan global pada tahun 2008-2009. 

Artikel ini akan membahas secara mendalam mengenai kedua krisis tersebut, dampaknya terhadap ekonomi Indonesia, serta pelajaran yang dapat diambil.

Krisis Moneter Asia 1997-1998

Sumber: Kuarsa.com
Sumber: Kuarsa.com

Latar Belakang

Krisis moneter Asia dimulai pada Juli 1997 ketika mata uang baht Thailand mengalami devaluasi besar-besaran. Krisis ini dengan cepat menyebar ke negara-negara lain di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Faktor-faktor penyebab krisis ini antara lain adalah utang luar negeri yang tinggi, sistem perbankan yang lemah, serta kebijakan ekonomi yang tidak berkelanjutan.

Dampak yang Terjadi Di Indonesia

Di Indonesia, krisis ini menyebabkan nilai tukar rupiah jatuh drastis dari sekitar Rp 2.400 per dolar AS menjadi lebih dari Rp 16.000 per dolar AS pada puncak krisis. Inflasi melonjak tinggi, mencapai lebih dari 70% pada tahun 1998. Banyak perusahaan bangkrut, tingkat pengangguran meningkat tajam, dan kemiskinan melonjak. Krisis ini juga memicu kerusuhan sosial dan politik, yang akhirnya menggulingkan pemerintahan Presiden Soeharto yang telah berkuasa selama lebih dari tiga dekade.

Langkah yang Pemerintah Ambil Saat Itu

Pemerintah Indonesia, dengan bantuan dari Dana Moneter Internasional (IMF), menerapkan serangkaian reformasi ekonomi yang sulit. Reformasi ini termasuk restrukturisasi perbankan, pengetatan kebijakan fiskal, dan liberalisasi perdagangan. Meskipun proses pemulihan memakan waktu beberapa tahun, ekonomi Indonesia akhirnya kembali stabil dan mulai tumbuh kembali pada awal 2000-an.

Krisis Keuangan Global 2008-2009

Sumber: www.thetimes.co.uk
Sumber: www.thetimes.co.uk

Latar Belakang

Krisis keuangan global 2008-2009 dipicu oleh runtuhnya pasar perumahan di Amerika Serikat, yang kemudian menyebar ke sistem keuangan global. Bank-bank besar di AS dan Eropa mengalami kerugian besar, yang menyebabkan krisis likuiditas dan kepercayaan.

Dampak yang Terjadi Indonesia

Indonesia tidak terlepas dari dampak krisis ini. Pasar saham Indonesia mengalami penurunan tajam, nilai tukar rupiah melemah, dan ekspor menurun akibat melemahnya permintaan global. Namun, dampaknya tidak seburuk krisis 1997-1998. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap positif, meskipun melambat, dan pemerintah berhasil menjaga stabilitas makroekonomi dengan menerapkan kebijakan stimulus fiskal dan moneter.

Solusi Pemerintah

Pemerintah Indonesia merespons krisis ini dengan memperkenalkan paket stimulus ekonomi senilai sekitar Rp 73,3 triliun untuk mendorong konsumsi domestik dan investasi. Bank Indonesia juga menurunkan suku bunga untuk mendorong likuiditas. Dengan langkah-langkah ini, ekonomi Indonesia berhasil pulih lebih cepat dibandingkan banyak negara lain.

Pelajaran Dari Krisis Ekonomi Yang Oernah Dihadapi Indonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun