Resiko dari netizen tipe pengamat ini tentu ada. Mereka biasanya akan kena semprot dari netizen tipe pertama di atas dan menganggap si pengamat tidak peduli pada korban dan justru berpihak pada pelaku.
3. Si Cuek
Tipe netizen ini tidak peduli karena memikirkan isu atau kasus viral itu akan membuang-buang waktu mereka. Masalah diri sendiri saja sudah melelahkan apalagi ikutan mengurus masalah orang lain. Kurang kerjaan kalau kata mereka.
Beberapa netizen tipe ini awalnya tidak cuek lho. Mereka awalnya termasuk tipe pengamat ataupun tipe nomer 1. Mereka memilih jadi cuek bisa karena kecewa kena prank seperti kasus Audrey ataupun kena mental dirujak netizen lainnya.
4. Si Pejuang
Tipe netizen ini terkadang susah dibedakan dengan tipe netizen si paling peduli korban. Namun, terlihat jelas fokus mereka dalam penyelesaian masalah yang berbeda.
Tipe pejuang berorientasi pada korban. Mereka tetap mengutuk perbuatan terduga pelaku. Tapi, selama kasus masih abu-abu, mereka akan tetap berpihak kepada korban tanpa menghujat berlebihan kepada terduga pelaku.
Tipe netizen ini ingin memastikan status terduga pelaku dikonfirmasi pihak berwajib dulu. Mereka tidak ingin nantinya justru memfitnah atau mencemarkan nama baik orang lain.
Si pejuang akan mengupayakan korban mendapatkan akses atau informasi perlindungan hukum dan sosial. Netizen tipe ini akan berusaha agar suara terduga korban sampai kepada pihak yang berwajib.
Kita sebagai netizen perlu belajar kembali dari kasus hoax di UNY. Keberpihakan kepada korban adalah keharusan. Namun, jangan jadikan alasan itu sebagai pembenaran untuk melakukan doxing kepada orang yang belun dipastikan statusnya sebagai pelaku.
Mental pembully harus dihindari sebaik mungkin. Selain itu, netizen harus bertanggung jawab atas apapun yang mereka sampaikan melalui ketikan, video, dan suara mereka.