Ayah orang kaya justru melindungi anaknya dihadapan koleganya. Daddy mengatakan bahwa hansen masih mencari jati diri dan dia percaya dengan kemampuan anaknya.
Ayah orang miskin adalah kebalikan dari ayah orang kaya. Ko Aliong cenderung pesimis dan selalu menyalahkan keadaan dan orang lain atas kemiskinan yang dia alami. Ko Aliong bahkan tidak segan-segan membicarakan kesalahan dan aib keluarganya pada tamunya.
Konten dengan topik putus cinta bisa dijadikan sebagai contoh. Hansena baru saja putus dengan pacarnya dan ayah ibunya tahu soal itu.
Ayah dan ibunya hansena yang seharusnya menghiburnya justru membully hansena. Mereka justru bilang bahwa hansena pantas mendapatkannya karena mukanya mirip bokong.
"Lu olang emang anak halam a". Begitu kata ayah dan mama hansena.
Dua perbedaan kondisi mencolok dari keluarga kaya dan keluarga miskin sangat terlihat dari contoh di atas. Meskipun sekedar konten, nyatanya kejadian ini banyak terjadi dikehidupan sehari-hari.
Perbedaan mindset menentukan cara mereka dalam parenting. Salah dalam mendidik anak akan memberikan luka yang dibawa sampai dewasa.
Lahir dalam keluarga kaya memang tidak menjamin seorang anak tetap akan menjadi kaya di masa dewasanya. Tapi, dia sudah punya privilige buat mencoba banyak kegiatan dan bisa bangkit lagi dengan lebih mudah semisal gagal.
Ibaratnya, anak orang kaya start dari angka 20 untuk menuju ke 100. Apalagi si anak ditunjang dengan keluarga harmonis dan sangat mendukungnya.
Anak orang kaya dapat menjalani masa kecil dan remajanya dengan senang. Mereka merasa keberadaan diri mereka di dalam keluarga sangat berarti. Orang tua kaya sangat memanusiakan anak-anaknya dan tidak menghakimi langsung kesalahan yang diperbuat anak mereka.