Mohon tunggu...
Arif Efendi
Arif Efendi Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis,mekanik,mahasiswa,freelance

Senang menulis,membaca dan segala bentuk aktifitas positif lainnya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Gengsi Versus Gaya

13 Juni 2024   15:26 Diperbarui: 13 Juni 2024   15:38 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemandangan masa depan seperti suram.mungkin ada yang beranggapan dirinya tidak mampu untuk menggapainya.ada juga segelintir orang yang pesimis duluan terhadap dirinya sendiri.

What,,? Mungkin ini hanya sebatas dari segi sudut pandang saja.Dunia ini memang tak seindah apa yang kita inginkan,ada yang bernasib baik dan ada juga yang bernasib buruk.itu semua tergantung kita menyikapinya,karena tetaplah keputusan hidup itu allah swt yang menentukan jalannya.bisa jadi apa yang kita anggap baik belum tentu baik menurut allah swt dan begitupun sebaliknya.

Lantas kehidupan seperti apa yang kita inginkan ? Setiap orang menginginkan hidup yang layak,aman,tentram dan berkecukupan.

Trus apa hubungannya hidup terjamin dengan gengsi ataupun gaya ? Masalah ini tidak akan pernah selesai,karena dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang semakin modern dan semakin canggih.

Mari kita belajar secara perlahan menjadi manusia yang bermanfaat dan belajar memanfaatkan sumberdaya sebaik mungkin.

Kehidupan manusia itu terkandung diri pribadinya,kalau kita ingin maju dan hidup layak,usahakan hidup sesuai kemampuan.tetapi yang di alami pada zaman sekarang ini,manusia itu lebih mementingkan gaya dan mengedepankan gengsi yang membuat kehidupannya berantakan dan berakibat juga pada lingkungannya,sehingga hanya mendapatkan keuntungan dalam waktu pendek.

Apalagi zaman sekarang ini lebih mementingkan egonya sendiri tanpa mementingkan orang lain.banyak manusia serakah,banyak manusia licik dan banyak pula manusia yang tidak berperikemanusiaan yang membuat lingkungan hancur.

Para pembaca yang budiman,marilah kita sama-sama belajar kembali,mendobrak kembali jiwa kita agar menjadi manusia yang baik yang bermanfaat bagi nusa dan bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun