Mohon tunggu...
Febri Guru Rimba
Febri Guru Rimba Mohon Tunggu... Guru - Si Penakluk Anak Rimba

Guru Kelas VI di SDN Kranggan 2...penulis buku catatan hariannya sendiri...Ibu muda dengan 2 orang anak...Selalu ingin belajar tentang hal-hal baru...menginspirasi lewat hati...menjadi guru untuk diri sendiri...Berbagi tulisan berharap bermanfaat bagi pembacanya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Rasa Penasaran Ini, Menginspirasi

22 November 2019   03:09 Diperbarui: 22 November 2019   03:15 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengutip kalimat sakti Om Jay, Guru blogger Indonesia "Menulislah setiap hari, dan buktikan apa yang terjadi ?". Terus terang saya belum pernah melakukan hal segila ini sebelumnya. Kalaupun saya menulis setiap hari itu hanya sebatas status whattsap (baca : wa). Jika terpaksa menulis, itu karena ada deadline yang harus segera dikumpulkan. Belum pernah saya menulis tanpa ada paksaan dari luar. Saya jadi penasaran apa yang akan terjadi ?

Untuk menjawab rasa penasaran saya, saya memutuskan malam ini untuk mulai menulis setiap hari. Mulai jam 00.55 WIB tadi saya ada di depan laptop, tak tahu sebenarnya mau nulis apa. Karena tak ada ide yang harus dipaksa untuk saya tuangkan di sini. Hingga jarum pendek jam dinding itu berada di antara angka 2 dan 3 saya masih belum kelar juga nulisnya.

Saya lebih terbiasa menulis cerpen daripada artikel seperti ini. Kalau cerpen jangan ragukan lagi. Pasti bukan saya masternya.  Masih terngiang di ingatan saya, kala itu saya diberikan kepercayaan yang besar oleh guru Bahasa Indonesia di sekolah saya. Waktu itu saya masih duduk di bangku SMP kelas 3. Saya ditunjuk untuk mewakili  SMPN 1 Puri dalam lomba cipta cerpen dalam peringatan bulan bahasa di Kabupaten Mojokerto. 

Betapa tak terkejutnya diri ini, ilmu menulis masih seperempat gelas saja. Sudah diberikan kepercayaan sebesar itu. Bagi saya itu luar biasa. Karena perwakilan lomba itu tidak dilakukan dengan asal tunjuk saja, tapi melalui tahap seleksi. Saya menyingkirkan puluhan teman saya yang notabene memiliki background orang tua sebagai guru.  Saya sendiri hanya sebatas anak petani dari desa lulusan SMA. Tapi alhamdulillah, juara 3 dalam lomba itu bisa kupersembahkan kepada guruku, Bu Tutik, yang sudah memberikan mandat terbesar bagiku.

Saya baru menyadari mengapa itu bisa terjadi. Karena saya membaca setiap hari. Iya setiap hari. Waktu istirahat pertama, istirahat kedua, dan waktu luang lainnya lebih banyak saya habiskan di ruang perpustakaan. Novel karangan Mira W. adalah salah satu buku yang saya gandrungi waktu itu. Dua novel dengan ketebalan kurang lebih 500 halaman itu saya lahap dalam satu minggu. Itu kebiasaan saya.

Jika kala itu saya membaca buku setiap hari, kali ini saya hanya ingin membuktikan, apa yang akan terjadi jika saya menulis setiap hari ?

Terimakasih Om Jay, sudah menginspirasi !

Salam literasi !

Mojokerto, 22 November 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun