Mohon tunggu...
Arif Daffi
Arif Daffi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya memiiki hoby membaca berita dan melihat fenomena sosial yang ada di sekitar .

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tradisi Iki Palek sebagai Bentuk Simpati Kesedihan dan Duka Cita Suku Dani

4 Januari 2023   22:20 Diperbarui: 4 Januari 2023   22:33 1413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

 Tradisi Iki Palek (Potong Jari)

Kebudayaan juga dapat berperan dalam membentuk corak berpikir dan corak sosial masyarakat. Budaya itu sendiri terbagi menjadi dua jenis yaitu langsung dan tidak langsung. Misalnya secara tidak langsung yaitu di dalam keluarga, dan kita tidak tahu bahwa ini adalah tempat lahirnya tradisi atau budaya, di setiap keluarga yaitu pada saat makan yang harus makan terlebih dahulu adalah orang tua atau kepala keluarga. 

Setiap budaya memiliki aturan dan norma untuk menjaga keharmonisan dari setiap budaya yang ada, jika seseorang tidak mengikuti aturan dan norma yang ada maka budaya tersebut akan runtuh.

Kebudayaan dapat secara langsung mempengaruhi kepribadian seseorang, karena orang tersebut hidup dalam masyarakat yang memiliki tingkah laku budaya atau tingkah laku manusia dalam sistem dan dikendalikan oleh sistem nilai dan norma sosial. Di sisi lain, budaya juga turut andil dalam pembentukan kepribadian.

Tradisi Iki Palek atau potong jari di papua ini merupakan tradisi yang dianut secara turun temurun. Adat istiadat yang dilakukan oleh suku Dani sangat tidak lazim bagi kehidupan manusia ketika orang lain mengekspersikan bentuk duka cita mereka dengan menangis, maka lain halnya dengan suku ini. Seorang ibu yang kehilangan anaknya, akan memotong salah satu jari mereka sebagai pertanda kesedihan. Terdapat berbagai macam cara untuk melakukan ritual pemotongan ini. Pemotongan dapat dilakukan dengan menggunakan benda-benda tajam seperti pisau, parang dan kapak. Usaha lainnya dapat dengan mengikat jari menggunakan sebuah tali hingga jari menjadi mati rasa kemudian dipotong. Bagian jari yang telah dipenggal nantinya akan dikeringkan dan dibakar. (Salsabila 2019 : hal 5). . 

Adanya dorongan yang kuat dalam diri atau disebut sebagai sugesti, membuat suku ini melakukan suatu tindakan sosial yang tidak lazim. Sugesti dapat dipahami sebagai tingkah laku yang mengikuti pola-pola yang berada di dalam dirinya, yaitu ketika seseorang memberikan pandangan atau sikap dari dalam dirinya lalu diterimanya dalam bentuk sikap dan perilaku tersebut. Dari sugesti tersebut, kemudian memunculkan norma-norma dalam kelompok, prasangkaprasangka sosial (social prejudies), normanorma (susila), dan sebagainya. (setiadi dan kolip 2011 : hal 68).  

Tradisi iki palek biasanya dilakukan oleh kaum wanita karena kaum wanita mempunyai perasaan yang sangat mendalam terhadap seseorang yang mereka sayangi seperti ibu, suami, atau anak mereka. ketika yang meninggal orangtuanya, maka dua ruas jari yang harus dipotong dan kalau yang meninggal sanak saudaranya maka hanya satu ruas jari yang dipotong. 

Banyaknya jari mereka yang terpotong menandakan banyaknya jumlah keluarga yang sudah meninggal. Walaupun umumnya iki palek dilakukan oleh kaum wanita namun kaum pria juga punya cara tersendiri untuk menandakan rasa berkabung sekaligus rasa kesetiaan mereka. Kaum pria yang sedang berkabung akan mengiris daun telinga mereka menggunakan sebilah bambu tajam. Di akhir ritual iki palek ini kaum pria akan mandi lumpur sebagai pertanda bahwa manusia yang hidup akan meninggal dan kembali lagi ke tanah. 

Bagi Suku Dani, jari bisa diartikan sebagai symbol kerukunan, kebersatuan dan kekuatan dalam diri manusia maupun sebuah keluarga. Walaupun dalam penamaan jari yang ada ditangan manusia hanya menyebutkan satu perwakilan keluarga yaitu Ibu jari akan tetapi jika dicermati perbedaan setiap bentuk dan panjang jari memiliki sebuah kesatuan dan kekuatan kebersamaan untuk meringankan semua beban pekerjaan manusia. Jari saling bekerjasama membangun sebuah kekuatan sehingga tangan kita bisa berfungsi dengan sempurna. Kehilangan salah satu ruasnya saja, bisa mengakibatkan tidak maksimalnya tangan kita bekerja. Jadi jika salah satu bagiannya menghilang, maka hilanglah komponen kebersamaan dan berkuranglah kekuatan. 

Alasan lainya adalah "Wene opakima dapulik welaikarek mekehasik" atau pedoman dasar hidup bersama dalam satu keluarga, satu marga, satu honai (rumah), satu suku, satu leluhur, satu bahasa, satu sejarah/asal-muasal, dan sebagainya. Kebersamaan sangatlah penting bagi masyarakat pegunungan tengah Papua. Kesedihan mendalam dan luka hati orang yang ditinggal  anggota keluarga, baru akan sembuh jika luka di jari sudah sembuh dan tidak terasa sakit lagi. Mungkin karena itulah masyarakat pegunungan papua memotong jari saat ada keluarga yang meninggal dunia. Tradisi potong jari pada saat ini sudah hampir dinggalkan. Jarang orang yang melakukannya belakangan ini karena adanya pengaruh agama yang mulai berkembang di sekitar daerah pegunungan tengah Papua. Namun kita masih bisa menemukan banyak sisa lelaki dan wanita tua dengan jari yang telah terpotong karena tradisi ini.

Dalam ilmu sosiologi, setiap tindakan sosial memiliki tujuan dan faktor yang berpengaruh sehingga kita mampu memahami alasan tindakan tersebut. Untuk itulah, teori yang akan digunakan ialah Teori Tindakan Sosial yang dikemukakan oleh Max Weber. Terdapat empat tipe kajian yang akan dibahas yaitu : Tindakan Tradisional, Tindakan Afektif, Tindakan Rasionalitas Instrumental dan Rasionalitas Nilai. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun