Mohon tunggu...
Arif Budi Setiawan
Arif Budi Setiawan Mohon Tunggu... Psikolog - M.Psi., Psikolog

Psikolog Klinis Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) dr. Arif Zainuddin Surakarta | Psikolog Klinis Aplikasi Daring Alodokter http://s.id/telekonseling | Founder www.psikologklinis.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Lembar Syukur Minggu Ke-5: Makna

28 November 2023   09:45 Diperbarui: 28 November 2023   10:15 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Artikel diterjemahkan dan diparafase oleh Psikolog Arif (Arif Budi Setiawan, M.Psi., Psikolog)
dari buku : Even Happier A Gratitude - Tal Ben Shahar.

Seorang guru yang juga mendirikan sekolah dasar, bernama Marva Collins mendapatkan seorang murid yang sudah ditolak beberapa sekolah sebelumnya. Ia masih bisa optimis terhadap kondisi murid tersebut dan ingin membantunya dalam proses menerima pelajaran yang diberikan. Pada suatu kesempatan, ia mendapatkan tawaran pada posisi sebagai sekretaris pendidikan dan bisa saja ia mendapatkan gaji atau pemasukan yang lebih besar. Akan tetapi, ia memutuskan untuk menolaknya karena ia merasa ia bisa lebih bermakna sebagai pengajar daripada profesi lain. Mengajar dianggapnya memberikan energi pada perasaannya daripada penghasilan berupa uang. Bahkan ia merasa menjadi orang yang paling kaya ketika ia menjalankan profesinya sebagai pengajar.

Apa arti kekayaan bagi Anda? Apakah kekayaan itu berupa kekayaan materi? Atau kekayaan jenis lainnya? Mana yang lebih menyumbangkan kebahagiaan pada diri Anda?

__________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________

__________________________________________________________________________

__________________________________________________________________________

Pada Minggu ini, saya bersyukur pada hal berikut :

__________________________________________________________________________

__________________________________________________________________________

__________________________________________________________________________

__________________________________________________________________________

Untuk jangka waktu 1 -- 2 minggu, cobalah untuk mencatat aktivitas harian. Mulailah berkegiatan pagi hingga sore kemudian tuliskan pada malam hari tentang kegiatan yang sudah dilakukan seharian pada waktu itu? berikan gambaran umum dari kegiatan yang telah dilakukan. Tidak perlu rinci hingga menit permenit atau jam per-jam, akan tetapi berikan gambaran yang jelas terkait kegiatan apa yang dilakukan untuk menghabiskan waktu seharian.

Setelah mencatat kegiatan apa yang dilakukan, berikan nilai "seberapa besar makna yang diberikan pada kegiatan tersebut?". Berikan juga seberapa lama kita melakukan hal tersebut. Dan tanyakan ke diri sendiri "apakah kita akan menambah waktu melakukan hal itu? atau justru menguranginya?". Jika ingin menambahkan waktu untuk itu, berikan simbol "++", jika ingin dikurangi berikan simbol "---", dan jika tidak keduanya berikan kode "==".

Apakah ada kegiatan yang tidak menghasilkan uang akan tetapi berkontribusi pada kebahagiaan Anda? Misalnya pergi menonton bioskop akan membuat Anda lebih bahagia jika dilakukan sebulan dua kali? Atau kegiatan berolahraga atau jogging setiap seminggu 3x berkontribusi pada perasaan bahagia yang muncul?

Jika perjalanan ke kantor atau tempat untuk menimba ilmu setiap hari terasa begitu membosankan, cobalah untuk memberikan makna dan kesenangan dalam hal itu. misalnya selama perjalanan, kita bisa lakukan dengan cara bernyanyi atau mendengarkan podcast favorit. Berikan beberapa ritual terhadap kebiasaan yang tak terhindarkan tersebut.

Setidaknya hal kecil tapi kita beri makna adalah hal yang lebih baik daripada hal atau pencapaian besar akan tetapi tidak ada makna dalam diri kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun