Mohon tunggu...
Arif Budi Setiawan
Arif Budi Setiawan Mohon Tunggu... Psikolog - M.Psi., Psikolog

Psikolog Klinis Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) dr. Arif Zainuddin Surakarta | Psikolog Klinis Aplikasi Daring Alodokter http://s.id/telekonseling | Founder www.psikologklinis.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Lembar Syukur Minggu Ke-4: The Work Paradox

14 November 2023   10:16 Diperbarui: 14 November 2023   10:50 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Artikel diterjemahkan dan diparafase oleh Psikolog Arif (Arif Budi Setiawan, M.Psi., Psikolog)

dari buku : Even Happier A Gratitude - Tal Ben Shahar.

Mihaly Csikszentmihalyi dan Judith LeFevre melakukan penelitian yang menunjukkan bahwa lebih banyak orang memilih waktu untuk bersantai dibandingkan waktu ketika bekerja. 

Akan tetapi ketika bekerjapun kita bisa menyelesaikannya dan melakukan hal yang terbaikpun juga membuat kita bahagia atau merasa puas. Hal tersebut menunjukkan bahwa kita memilih waktu bersantai daripada waktu bekerja, akan tetapi kita juga menikmati ketika dapat berkontribusi optimal di tempat kerja atau tempat beraktivitas. 

Mungkin kita sebelumnya berasumsi bahwa waktu bekerja adalah waktu yang menyiksa dan waktu bersantai adalah hal yang kita inginkan. Meskipun demikian, kita sebenarnya juga menikmati kesenangan ketika bisa berkontribusi dalam pekerjaan atau aktivitas tertentu. Itu menunjukkan bahwa kita bisa saja selama ini membatasi diri dalam munculnya suatu potensi kebahagiaan.

Orang yang paling bahagia dan sukses adalah pembelajar seumur hidup; mereka terus-menerus mengajukan pertanyaan dan tidak pernah berhenti menemukan keajaiban di dunia sekitar mereka. Terlepas dari di mana Anda berada dalam perjalanan hidup Anda---apakah Anda berusia lima belas atau seratus lima belas tahun, apakah Anda seorang pelajar atau telah bekerja di kantor yang sama selama dua puluh lima tahun---buatlah program pendidikan untuk pengembangan diri Anda sendiri.

Ada dua program yang bisa diupayakan. Yaitu program pengembangan diri di bidang profesional dan program pengembangan diri di bidang kepribadian. Disetiap program, cobalah merencanakan apa yang bisa dilakukan untuk pengembangan tersebut dan lakukan rutin untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Jika memungkinkan cobalah untuk mencari mentor atau program yang terstruktur. 

Misalnya ingin mengasah skill kemampuan office, bisa mencari program yang terstruktur dan tercatat (ada mentor) misalnya dengan mendaftar dan mengikuti program dari website penyedia pelatihan peningkatan skill office tersebut. 

Untuk pengembangan diri, bisa membuat program dari suatu buku. Misalnya ingin meningkatkan kepercayaan diri. Dari dua ranah tersebut, kita bisa membandingkannya. Mana yang lebih berkontrbusi dalam kebahagiaan kita? Apakah saling tumpang tindih? Atau keduanya sama-sama memberikan kesenangan tersendiri?

Ada yang mengatakan bahwa ketika berada di lingkungan pekerjaan atau sekolah atau pendidikan adalah hal yang menyedihkan. Padahal sebenarnya itu tidak sepenuhnya benar, karena setelah kita menyelesaikan suatu target tertentu akan menimbulkan kebahagiaan yang lebih mendalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun