Mohon tunggu...
Arif Budi Setiawan
Arif Budi Setiawan Mohon Tunggu... Psikolog - M.Psi., Psikolog

Psikolog Klinis Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) dr. Arif Zainuddin Surakarta | Psikolog Klinis Aplikasi Daring Alodokter http://s.id/telekonseling | Founder www.psikologklinis.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kecerdasan Adversitas: Kecerdasan Pelengkap Selain IQ dan EQ untuk Penentu Kesuksesan

24 Mei 2021   11:49 Diperbarui: 24 Mei 2021   13:37 3155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ilustrasi belajar sumber gambar kompasiana.com/sucihistiraludin
Ilustrasi belajar sumber gambar kompasiana.com/sucihistiraludin
Contohnya pelajar yang menghadapi tugas sekolah yang banyak disertai akan menghadapi ujian yang penting. Pelajar yang memiliki kecerdasan adversitas yang tinggi dipandang dalam dimensi kecerdasan adversitas memiliki :Control : akan menghadapi dan mengerjakan tugas serta mempersiapkan ujian dengan mengerahkan segenap kemampuannya dan mencari pertolongan jika diperlukan.

Origin & ownership : mengerjakan tugas disertai dengan harus mempersiapkan ujian diakui merupakan hal yang sulit dan merupakan tantangan yang harus diselesaikan.

Reach : tugas serta mempersiapkan diri untuk ujian memerlukan waktu, tenaga, pikiran, bahkan akan menguras emosi. Meskipun sedang fokus mengerjakan untuk keperluan pembelajaran, ia tetap bisa bersosialisasi dengan teman, tetangga, atau keluarga. Ia juga masih bisa memperhatikan tentang kebersihan diri dan memenuhi kebutuhan pribadi lainnya.

Endurance : orang dengan kecerdasan adversitas akan segenap tenaga memanfaatkan kemampuan dirinya dan relasinya untuk menyelesaikan tugas sekolah dan persiapan ujian dengan waktu yang relatif lebih cepat dan dengan ketepatan yang baik.

Ilustrasi mendaki gunung sumber gambar alodokter.com
Ilustrasi mendaki gunung sumber gambar alodokter.com
Tingkatan kecerdasan adversitas diibaratkan dengan kondisi ingin mendaki puncak gunung. Puncak gunung diibaratkan sebagai kesuksesan besar. Untuk sampai ke puncak gunung, perlu menghadapi banyak tantangan. Tingkatan ini dibedakan menjadi 3 :Quitter : diibaratkan sebagai orang yang tidak menginginkan kesuksesan besar dan memilih untuk tidak mendaki gunung. Ia lebih suka berada di rumah yang aman dan tidak menginginkan tantangan.

Campers : orang yang mencoba untuk mendaki gunung, meskipun demikian ia tidak total dalam menghadapi tantangan. Tantangan yang muncul dihindarinya. Ia tidak ingin segera sampai puncak dan memilih untuk beristirahat dalam waktu yang lama.

Climbers : memiliki visi ke depan dalam meraih puncak kesuksesan besar. Ia akan menghadapi tantangan yang muncul demi kesuksesan besar tersebut. Ia memiliki keinginan untuk menaklukkan masalah yang ada demi kesuksesan yang lebih besar.

Ciri orang yang memiliki kecerdasan adversitas yang tinggi akan menganggap bahwa :
Kesulitan yang dihadapi bukan karena kesalahan diri sendiri dan kesalahan orang lain. Masalah dianggap sebagai hal yang sementara dan dalam frekuensi yang terbatas, dan harus dihadapi dengan sebaik-baiknya.

Pustaka :
Stoltz, G.P. (2007). Adversity Quotient:Mengubah Hambatan Menjadi Peluang,alih bahasa:Hermaya.T.Jakarta:PT Grasindo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun