Mohon tunggu...
Arif Budi Setiawan
Arif Budi Setiawan Mohon Tunggu... Psikolog - M.Psi., Psikolog

Psikolog Klinis Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) dr. Arif Zainuddin Surakarta | Psikolog Klinis Aplikasi Daring Alodokter http://s.id/telekonseling | Founder www.psikologklinis.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kenali dan Cegah Bunuh Diri

2 Oktober 2020   10:46 Diperbarui: 2 Oktober 2020   10:55 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber http://pdskji.org/img_lain/Infografik2.jpg

5. Keinginan untuk bunuh diri muncul tidak hanya karena satu faktor saja, melainkan banyak faktor. Jika kita menyimpulkan bahwa orang yang memiliki keinginan untuk bunuh diri disebabkan karena ia baru saja putus cinta, itu merupakan hal yang kurang tepat. Kondisi orang yang ingin bunuh diri memiliki banyak paparan risiko dari beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut meliputi faktor psikologis, biologis, dan sosial.

6. Orang yang ingin bunuh diri akan terbuka dan menceritakan masalah hidupnya kepada orang yang ia percayai dan dapat menerima dia sepenuhnya. Oleh karena itu, kita sebagai orang yang terdekat, hendaknya mendengarkan dan menerima apapun yang ia ceritakan tanpa menghakimi. Hal tersebut akan berefek positif bagi penderita agar merasakan kelegaan secara psikologis.

7. Orang yang memiliki keinginan untuk bunuh diri bukan dikarenakan karena ia kurang beriman kepada tuhan. Pikiran tersebut bisa muncul kepada siapapun, termasuk orang yang mungkin bakal kita anggap sebagai orang yang sangat saleh. Kondisi orang yang mengalami paparan risiko depresi berasal dari faktor psikologis, fisik, dan sosial dapat menyerang siapapun. Oleh karena itu, penanganan terhadap orang yang memiliki pikiran bunuh diri memerlukan bantuan profesional multidisipliner. Baik oleh dokter spesialis jiwa, penanganan farmakoterapi, serta perilaku oleh Psikolog Klinis.

8. 50% orang depresi tidak mengalami riwayat gangguan jiwa sebelumnya. Ini menunjukan bahwa orang yang mengalami depresi bisa menyerang siapapun yang berisiko, tidak hanya orang yang memiliki riwayat gangguan jiwa sebelumnya.

9. Orang yang tampaknya bahagia-bahagia saja juga dapat terserang pikiran ingin melakukan bunuh diri. Kita harus mulai aware terhadap rekan kita yang menyampaikan pesan ingin menyakiti diri sendiri. Kita seharusnya menjadi wadah bagi mereka sebagai orang yang layak menjadi teman untuk bercerita.

10. Laki-laki lebih banyak meninggal karena bunuh diri dibandingkan wanita. Laki-laki dalam budaya kita dianggap sebagai orang yang kuat dalam menghadapi berbagai masalah. Laki-laki yang menceritakan keluhan hidupnya dianggap kurang pantas. Hal tersebut membuat laki-laki kurang terbuka terhadap perasaannya dibandingkan perempuan. Di Indonesia sendiri, laki-laki yang melakukan bunuh diri 3 kali lebih banyak dibandingkan dengan perempuan.

11. Keinginan untuk bunuh diri (atau depresi) tidak menular seperti virus, akan tetapi dapat mempengaruhi orang lain untuk melakukan hal yang serupa. Keinginan bunuh diri dapat mempengaruhi orang yang mendengar, menyaksikan, mengetahui, atau mengalami rasa berduka karena adanya orang meninggal karena bunuh diri.

Langkah awal kita ketika ada orang yang terdekat akan melakukan bunuh diri atau menyakiti diri sendiri, hendaknya kita menjadi orang yang layak untuk berbagi cerita bagi mereka. Kita hendaknya menerima apa yang mereka sampaikan, tanpa menghakimi apapun. Jika kondisi semakin buruk, hendaknya kita temani orang tersebut pergi ke Profesional, yakni Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa atau Psikolog Klinis.

Sumber :

psikologklinis.com

PDSKJI.org

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun