Gemetar jiwa Mas Thole menangkap isyarat ini. Betapa tidak, sudah beberapa hari ini dirinya juga menerima informasi dari rekan-rekan lainnya. Semua mengkhabarkan hal yang sama. Baru tadi malam Pak Aryo mengkhabarkan situasi terkini. Kemarinnya lagi dari Bandung adiknya sang Prabu mengkhabarkan juga, telah melihat tanda-tanda alam yang tak biasa. Begitu juga rekan lainnya yang di Dieng. Telah melihat pusaran angin yang maha dahsyat di langit nusantara. Pusaran yang terus bergerak dengan kecepatan yang fantastik. Seperti perputaran sebuah galaksi, berputar menuju dirinya sendiri. Ke titik penghancuran diri. Dan dari Ratu Sima juga diterima khabar yang senada. Ditambah khabar dari Kangmas di Indramayu. Semua sependapat bahwa sudah tiba saatnya. Alam akan mengurusi urusannya. Ugh..!. “Kita semua saat sekarang ini hanya bisa dalam upaya pembersihan diri saja, tidak ada yang bisa kita lakukan.” Begitulah selalu pesannya.
Inilah cuplikan diskusi yang tak sengaja, dicuplikan sebagiannya, untuk menjadi bagian dari kisah spiritual ini : (sekuel selengkapnya di pondokcinde.blogspot.com)
From : Mas Dinkonthole membalas email sebelumnya
Allah hu akbar,
Seperti itulah keadaannya, begitulah yang saya pahami. Termasuk juga untuk rag Ratu Sima. Semua saya kebalikan kepada Allah saja keadaannya.Benar harta karun adalah kekayaan alam adanya.Inilah yang saya maksudkan realitas. Bukannya harta karun yang dimaknai disini dalam pemahaman lainnya. (Sebab sekarang beredar pemahaman tandingannya-ini yang saya maksudkan). Adalah Sebagaimana pemahaman para pemburu harta karun karena sebab untuk nafsunya.Jalan untuk kesana, untuk membangun kesadaran baru pasti membutuhkan usaha dan upaya , baik harta dan tenaga. Seiring dengan itulah saya maksudkan telah disiapkan raga-raga yang ikhlas dengan hartanya untuk ini semua. Semua akan seperti mengalir saja. Upaya kita adalah 'bergerak'. Hati kita terus menuju kepada-Nya. Benar sekali para candala pasti akan disingkirkan, karena ini adalah menjadi sebab turunnya rahmat Allah. Karena itulah sekarang ini kita mempersiapkan peperangan 'batin'. Memerangi kesadaran yang mapan itu. Kesadaran yang dibangun oleh para candala.
Itulah yang dilihat juga oleh salah seorang 'cendikia jawa' yang terjebak pada pada seorang bocah di Rusia, Boriska, seorang Indigo yang diakui dunia. Dia sudah pernah menjelajah angkasa sebelum peradaban kita ini. Pada 2008 Boriska pernah berkata:
"Manusia selalu beranggapan benda yang terlihat barulah yang benar, semua yang tidak terlihat adalah kebohongan. Ketika segala bencana belum terjadi di atas Bumi ini, kalian tidak percaya bahwa hal itu akan terjadi, tetapi itu benar-benar terjadi, semua benda yang tidak bisa terlihat sebelumnya oleh manusia semuanya menjadi kebenaran. Kalian selalu berlagak pandai. Kalian tidak tahu dan tidak bisa memahami secara mendalam makna agung dari belas kasih. Peradaban materi kalian jika dibandingkan dengan sebelumnya tampaknya adalah perkembangan yang belum ada sebelumnya, tetapi kalian telah mengabaikan peradaban spiritual kalian. Jika begini terus, peradaban kalian akan musnah!"
"Sebuah daratan besar di atas Bumi ini akan mengalami bencana besar yang pertama kali, bencana ini adalah sebuah peringatan yang khusus ditujukan kepada negara yang tidak ada kepercayaan. Bencana yang lebih dahsyat kedua kalinya akan terjadi pada 2013, karena para Dewa di Kerajaan Allah akan ikut campur tangan, memperbarui dan membersihkan segala kotoran di atas Bumi ini, menyapu bersih segala rintangan dari roh pembimbing Kerajaan Allah, agar umat manusia di negara yang tidak berkepercayaan itu mendapatkan panggilan dari roh pembimbing yang maha agung."
Wolohulam
salam
Kemudian Ratu Sima membalas kembali, From ; Ratu Sima menjawab email sebelumnya
Alhamdulillah...
Saya selalu mengikuti kajian2 Mas Arif di pondokcinde. Dan ttg kajian Harta Karun itu... Alhamdulillah saya faham.
Manusia zaman sekarang masih menganggap Harta Karun itu Benar2 ada & bisa di dapatkan dg jalan ritual2 yg menyimpang dari ajaran Rosul ( Tentunya karena manusia2 itu tergoda oleh bujuk rayu iblis sang pencuri berita dari langit ).
Kunci ghaib telah di tangan.... tinggal 1 langkah lagi untuk melaksanakan syukuran atas Karunia tersebut. Percayalah pada Allah SWT Yang Maha Sempurna, petunjuk jalan mencari cucu Ratu welmina khan datang jua, Amin.
Allah hu Akbar.
Salam.
Semua ramalan sudah mengkerucut kesana, mulai dari Jayabaya, Ronggowarsito, Notradismus, dan banyak sekali peramal lainnya. Alam sudah mendekati tanda-tanda yang mereka kemukakan itu. Mas Thole juga dalam keyakinan itu saat melihat tanda-tanda alam sekarang ini. Tinggal kita mampu atau tidak menyikapinya. Menjadikan hidup kita sekarang ini menjadi lebih bermakna lagi. Sebab ‘kiamat’ adalah suatu kepastian. Kiamat apa saja itu, walau hanya semisal bencana alam biasa. Itulah hakekat makna kiamat bagi sang kesadaran. Mampukah kita manusia memaknai kiamat itu. Dan kemudian bertekad untuk mengisi kehidupan dnegan kasih sayang antar sesama. Maka oleh karena itu, kita akan dalam liputi fitrah manusia yaitu dalam kasih sayang-Nya. Yakinlah hidup kita akan lebih bermakna jika kita mampu mengasihi dan menyayangi sesama. Dengan kasih-Nya maka hidup kita menjadi bermakna.
Maka bersiaplah wahai jiwa-jiwa suci, jiwa yang sekarang ini dititipkan kepada raga-raga terkini, ikutilah apa titah Rajamu. Allah raja Manusia yang termanifestasi dalam khalifah-Nya. Begitulah alam mengkhabarkan kepada Mas Thole bahwasanya, dua dimensi sudah dibuka oleh Sang Prabu Siliwangi. Terjadi kemarin menjelang subuh dan dipastikan malam kemarin bakda isya. Mereka semua sudah bersiap menunggu titah rajanya. Sunguh alam tengah menggelar perhelatan akbar. Alam tengah menyiapkan pasukannya, untuk membereskan apa-apa (candala) yang menjadi penghalang.
Wahai anak keturunan Pajajaran, bersiaplah ikut titah rajamu, dengarkanlah apa titahnya itu. Dengarkan dnegan hati, sebarkanlah berita ini kepada yang lainnya. Karena sesungguhnya kalian semua yang dipilih alam, untuk membenahi negri ini, memerangi para candela yang mengusai dan merajai hati-hati mansusia. Denmgarkanlah apa titah sang Prabu Siliwangi wahai anak keturunan Pajajaran, inilah perkataan Rajamu;
“Dengarkan! Yang ingin tetap ikut denganku, cepat memisahkan diri ke selatan! .Yang ingin kembali lagi ke kota yang ditinggalkan, cepat memisahkan diri ke utara!. Yang ingin berbakti kepada raja yang sedang berkuasa, cepat memisahkan diri ke timur! .Yang tidak ingin ikut siapa-siapa, cepat memisahkan diri ke barat!.” (Titah Prabu Siliwangi)
Semoga jiwa-jiwa itu yang berada di dalam raga-raga terkini mengerti. Dan pasti akan mengerti titah rajanya ini. Sebab sudah saatnya mereka itu. Dan mereka pasti akan bersiap bersama alam.
Wolohualam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H