Produktif itu perlu, tetapi dengan tidak melupakan kondisi diri sendiri. Kita manusia punya keterbatasan. Kadang produktif seharian, kadang juga malas seharian. Sebenarnya hal tersebut wajar, asalkan tidak lari dari tanggung jawab. Kalau orang lain terlihat lebih produktif, yasudah. Kan itu perjalanan dia. Perjalanan kita ya perjalanan kita.Â
Walaupun setiap orang memiliki perjalanannya masing-masing, bukan berarti hidup kita selamanya santai. Jangan sampai kita dalam persepsi sebuah makna produktif. Prioritas pekerjaan dan tugas itu penting, biar tidak tertumpuk. Selalu selesaikan satu persatu agar terasa lebih ringan.Â
Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita menunda-nunda pekerjaan, nunda sekali masih wajar, tetapi kalo kerjaannya ditunda terus. Yah kapan mau selesainya?Â
Kalau bisa produktif, bersyukur. Kalau lagi tidak produktif, jangan paksakan dan take a break istirahat itu perlu untuk menjaga kondisi tubuh agar lebih optimal dalam produktif. Kalau saat malas dan rebahan kelamaan, yah harus dipaksakan karena berlebihan itu tidak baik. Produktif itu bukan tentang bekerja terus menerus. Kita harus paham kapan harus bekerja dan kapan harus beristirahat karena "We are not robot"
Sebenarnya nurani dalam diri kita paham baik dan buruknya sesuatu, tapi tetap saja terkalahkan oleh bisikan-bisikan yang membuat hidup kita terpuruk. Belajar untuk mengontrol diri sendiri, karena kitalah yang tau kapasitas diri sendiri untuk menjadi lebih baik dari orang lain.Â
Tetap semangat menjadi manusia yang produktif, take a break untuk memulihkan kondisi tubuh agar dapat kembali menjadi manusia produktif.Â
by : M. Riski Arif B.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI