Mohon tunggu...
Arifatul Khoiriyah
Arifatul Khoiriyah Mohon Tunggu... Guru - Guru Penggerak Angkatan 9 Kab.Pasuruan

hobi membaca, mendengarkan musik dan menganalisis data

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pembelajaran Berdiferensiasi dan Cara Mengimplementasikannya

3 November 2023   21:36 Diperbarui: 3 November 2023   21:42 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI dan CARA MENGIMPLEMENTASIKANNYA

 

Hallo…sahabat-sahabat Kompasiana,

Pada kesempatan kali ini saya Rifa CGP Angkatan 9 akan menuliskan koneksi antar materi modul 1.2 Pembelajaran Berdiferensiasi

Disini saya akan membuat sintesa pemahaman dengan cara mengkoneksikan semua materi yang telah dipelajari sebelumnya untuk menjelaskan pemahaman tentang pembelajaran berdiferensiasi dan bagaimana mengimplementasikannya.

Agar apa yang dibahas dapat terfokus maka ada beberapa kalimat pemantik yang akan saya jawab, yaitu:

  1. Apakah saya mengubah pemikiran saya sebagai akibat dari apa telah saya pelajari?
  2. Bagaimana perubahan pemikiran tersebut berkontribusi terhadap pemahaman saya tentang implementasi pembelajaran berdiferensiasi?
  3. Bagaimana saya tetap dapat bersikap positif walaupun banyak tantangan dalam penerapan pembelajaran berdiferensiasi ini?

Pada pembelajaran Modul Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi telah mengubah pemikiran saya bahwasanya kita sebagai guru dalam mengajar tidak boleh hanya fokus pada target materi yang ada pada kurikulum, tetapi kita juga harus dapat mampu memenuhi kebutuhan individual setiap siswa sesuai dengan kebutuhan mereka. Kebutuhan siswa tersebut antara lain dapat berupa pengetahuan, gaya belajar, minat dan pemahaman terhadap mata pelajaran.

Dari pembelajaram Modul Pembelajaran Berdiferensiasi, telah berkontribusi terhadap pemahaman saya tentang implementasi pembelajaran berdiferensiasi. Untuk itu, sudah seyogyanya setiap guru mesti mengenal siswanya secara lebih individual untuk dapat menerapkan strategi belajar yang cocok bagi proses perkembangan belajar mereka. Dengan demikian, maka diperlukan pemahaman secara menyeluruh mengenai pembelajaran berdiferensiasi guna memaksimalkan potensi belajar siswa.

Tantagan yang dihadapi guru adalah semakain banyaknya media yang harus disiapkan seorang guru pada saat akan melakukan pembelajaran. Saya sadar bahwasanya saya harus memberikan yang terbaik untuk generasi penerus bangsa, sehingga semua harus dilakukan dengan tulus dan ikhlas dalam mengantarkan anak didik mencapai kebahagiannya.

Untuk mengakomodasi tantangan yang terkait dengan keragaman profil siswa tersebut guru harus mampu menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan berpihak pada siswa, pembelajaran yang dapat mengundang siswa untuk terus belajar dan bekerja keras dalam mencapai tujuan belajar, dan guru juga harus mampu memperlihatkan bahwasanya akan selalu ada dukungan untuk siswa di kelasnya.

Sebenarnya apa sih pembelajaran berdiferensiasi itu?

Pembelajaran berdiferensiasi adalah teknik intruksional atau pembelajaran dimana guru menggunakan berbagai metode pengajaran untuk memenuhi kebutuhan individu setiap siswa sesuai dengan kebutuhan mereka. Kebutuhan tersebut dapat berupa pengetahuan yang ada, gaya belajar, minat, dan pemahaman terhadap mata pelajaran.

Pada dasarnya, pembelajaran berdiferensiasi memungkinkan setiap guru untuk bertemu dan berinteraksi  dengan siswa pada tingkat yang sebanding dengan tingkat pengetahuan mereka untuk kemudian menyiapkan preferensi belajar mereka.

Untuk dapat mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi di kelas kita harus tau ciri-ciri dari pembelajaran berdiferensissi. Lantas apa saja ciri-ciri pembelajaran berdiferensiasi itu?

Ciri-ciri dari pembelajaran berdiferensiasi

  • Bersifat proaktif
  • Menekankan kualitas dari pada kuantitas
  • Berakar pada asesmen
  • Menyediakan berbagai pendekatan dalam konten, proses pembelajaran, produk yang dihasilkan dan juga lingkungan belajar
  • Berorientasi pada peserta didik
  • Merupakan campuran dari pembelajaran individu dan klasikal
  • Bersifat hidup

Dalam pembelajaran berdiferensisai, proses pembelajaran dibuat sedemikian rupa sehingga siswa merasa tertantang untuk belajar, di sini terdapat usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas guna memenuhi kebutuhan belajar setiap individu. Penyesuaian yang dimaksud yakni terkait dengan minat, profil belajar dan kesiapan murid agar mencapai peningkatan hasil belajar.

Minat adalah salah satu motivator penting bagi murid untuk dapat ‘terlibat aktif’ dalam proses pembelajaran. Dengan mengenali minat siswa, guru dapat merencanakan pembelajaran yang menarik dan bermakna. Pengakuan terhadap minat siswa dapat memacu motivasi mereka untuk belajar. 

Dalam mengetahui minat siswa yang dapat dilakukan guru misalnya, mengajukan pertanyaan sebelum memulai pembelajaran kemudian guru dapat mengelompokkan siswa sesuai dengan aspek pembelajaran yang menarik, atau memulai tahun ajaran baru dengan kuesioner minat belajar sehingga guru dapat membimbing murid memilih bahan belajar, atau dengan surve, mengajukan pertanyaan dan meminta siswa untuk menghubungkan minat mereka dengan suatu topik pembelajaran. Ketika guru mempertimbangkan minat siswa dan mengaitkannya dengan pembelajaran, siswa merasa bahwa keragaman mereka diakui dan dihargai.

Profil belajar siswa merupakan pendekatan yang disukai siswa untuk belajar, dipengaruhi oleh gaya berpikir, kecerdasan, budaya, latar belakang, jenis kelamin, dll. Profil belajar berbeda dari konteks ke konteks lainnya. Hal ini penting agar siswa tidak 'dilabeli' berdasarkan profil belajar dan dikelompokkan sesuai periode waktu.

nentukan minat siswa tentu relatif mudah. Sebagai contoh pertanyaan diajukan sebelum memulai pembelajaran baru agar guru dapat mengelompokkan siswa sesuai dengan aspek pembelajaran yang menarik, dan memulai tahun ajaran dengan kuesioner minat belajar sehingga guru dapat membimbing murid memilih bahan belajar. Cara lain untuk mengetahui minat siswa adalah dengan survei, mengajukan pertanyaan, dan meminta siswa untuk menghubungkan minat mereka dengan suatu topik studi. Ketika guru mempertimbangkan minat siswa dan mengaitkannya dengan pembelajaran, siswa merasa bahwa keragaman mereka diakui dan dihargai.

Kesiapan belajar (readiness) adalah kapasitas untuk mempelajari materi baru. Sebuah tugas yang mempertimbangkan tingkat kesiapan siswa akan membawa siswa keluar dari zona nyaman.

 

Empat komponen yang ikut berperan dalam meningkatkan pembelajaran yang berbeda, yakni: konten, proses, produk, dan lingkungan belajar. Pada konten isinya adalah materi pembelajaran itu sendiri, meliputi apa yang dipelajari siswa dan berkaitan dengan kurikulum dan materi pembelajaran. Pada proses adalah bagaimana seorang guru dapat memberikan instruksi yang tepat kepada setiap siswa dalam proses pembelajaran. Selain itu, penilaian berkelanjutan selama pembelajaran juga akan membantu guru dalam memahami apakah setiap siswa telah belajar dengan kemampuan terbaik mereka atau tidak.  

Pada produk melibatkan metode yang digunakan oleh guru dalam mengetahui tingkat penguasaan materi atau bahan ajar dari setiap siswa. Untuk mengetahui penguasaan materi itu, seorang guru dapat melakukannya dengan cara melakukan tes, meminta siswa untuk menuliskan laporan tentang topik-topik berdasarkan materi pelajaran, dan lain-lain. Dan pada lingkungan belajar Secara umum ada dua lingkungan belajar bagi seorang siswa, yaitu lingkungan belajar yang dapat meningkatkan pembelajaran mereka dan lingkungan belajar yang dapat merusak pembelajaran mereka. 

Lingkungan belajar yang tenang dan kondusif akan mampu meningkatkan hasil belajar, sedangkan lingkungan belajar yang bising akan dapat mengurangi konsentrasi dan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.Pada prinsipnya, dalam pembelajaran berdiferensiasi ini, tujuan pembelajaran di kelas mesti sama meskipun bahan ajar, penilaian, dan metode penyampaiannya bisa berbeda berdasarkan kebutuhan masing-masing siswa.

Pembelajaran berdiferensiasi sejalan dengan filosofi pemikiran pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara, bahwa pendidikan (opvoeding) memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar anak mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh sebab itu, pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup serta menumbuhkan kekuatan kodrat anak. 

Dalam proses “menuntun”, anak diberi kebebasan namun pendidik sebagai “pamong” dalam memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Seorang ‘pamong’ dapat memberikan ‘tuntunan’ agar anak dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar. Hal ini sejalan dengan konsep pembelajaran diferensiasi di mana guru mendiagnosis kebutuhan belajar siswa merumuskan tujuan, mengidentifikasi sumber daya manusia dan materi untuk belajar, memilih dan menerapkan strategi pembelajaran yang sesuai, dan mengevaluasi hasil pembelajarannya. Disini guru adalah berfungsi sebagai pamong atau pemberi arahan pada siswa.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun