Dangdut, adalah genre musik yang awal kali populer di Indonesia tahun 50-an. Genre ini menggabungkan orkes gambus, irama Melayu dan musik India yang sangat dikenal terutama di kalangan bawah. Pada tahun 80-an, perkembangan perkotaan Jakarta turut andil perkembangan dangdut yang pada saat itu vis-a-vis dengan genre rock yang dikenalkan oleh barat.
Rhoma Irama adalah figur sentral dalam mengangkat Dangdut, to the next step of music revolution in Indonesia. Dengan lirik yang dekat serta dramatisasi realitas masyarakat urban pada saat itu. Harmonisasi nada yang indah membuat dangdut menjadi primadona.
Sempat disetarakan dengan musik Jazz dan Keroncong, genre Dangdut sangat berpotensi untuk menjadi delegasi dalam diplomasi kebudayaan, khususnya pada momentum Asian Games ini. Diperlukan figur muda dan berbakat untuk dipoles dan diarahkan untuk menjadi ikon agar Dangdut patut diperhitungkan sebagai salah satu Sub-culture atas perkembangan kebudayaan pop di Dunia.
Via Vallen adalah salah satu figur yang tepat untuk memikul tanggung jawab itu. Dia muda, berprestasi dan mewakili generasi baru Dangdut yang potensial. Via akan menjadi agen yang mempromosikan Indonesia di kancah Asia melalui musik dangdut yang dia bawakan. Via akan menjadi ikon musik yang menjadi idola para anak muda di Asia. Saat ini, sudah banyak anak-anak muda yang telah meng-cover theme song tersebut di YouTube.
Demografis penduduk Indonesia yang saat ini sebagian besar adalah anak muda, yang seusia Via Vallen bisa jadi alasan lain. Via bahkan memiliki fanbase yang dinamakan Vyanisty, yang bahkan sudah memiliki perwakilan hampir di semua daerah.
Perkembangan teknologi informasi agaknya juga dimanfaatkan betul oleh pemerintah dalam momen Asian Games ini. Hampir seluruh departemen kementrian dan pemerintah daerah beramai-ramai membuka akses publik melalui laman Instagram, Facebook atau Twitter mereka. Siapa yang banyak mengakses situs-situs tersebut? Tentu anak muda.
Okay, so... Ada tiga hal; yang pertama dangdut digunakan sebagai upaya diplomasi kebudayaan bangsa, juga  sebagai representasi identitas nasional. Serta yang kedua penunjukan ikon pedangdut muda bertalenta yang sedang bersinar saat ini,Via Vallen. Yang ketiga, pemanfaatan generasi muda dan perkembangan teknologi informasi; ketiga hal tersebut adalah motor penggerak dari apa yang menjadi jargon Indonesia dalam Asian Games ke-18, Energy of Asia.Â
Riuhnya warganet dalam menanggapi persoalan ini malah menunjukkan minat masyarakat Indonesia bukan hanya sekedar tahu ada event, bahkan ikut terlibat didalamnya, melalui kegiatan komentar-komentar pedasnya. Sekaligus menjadi barometer bahwa sebenarnya masyarakat Indonesia bersemangat menyambut Asian Games ke 18 kali ini. So, tetap dukung juga para atlet yang berlaga dan semoga Indonesia menjadi Juara Umum. Indonesia Juara!
By Rachmad Ari Fattah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H