4. FSTVLST
Band Indie asal Yogyakarta ini menarik perhatian saya untuk mendengarkan semua lagu-lagunya. Setelah mendengar lagu-lagunya, menurut saya, lirik-lirik dalam setiap lagunya seperti tercipta dari keresahan atas masalah-masalah yang terjadi saat itu.
“Tak setuju maka beda kubu. Tak sepaham lantas baku hantam. Yang seiman saling menerakakan. Merekalah kerumunan yang lupa. Bahwasanya aku, kau, mereka sama”. Terlihat sekali jika penggalan lirik dari lagu Orang-orang di Kerumunan ini seperti sebuah lingkaran atau blok yang memliki paham yang sama dan menolak mentah-mentah untuk orang yang berbeda dari lingkaran mereka. Padahal -- mereka semua ini -- jika dilihat dari mata Tuhan -- adalah semua sama. Farid Stevy dkk memang peka dengan kondisi yang terjadi saat itu. Tcakep!
5. Polka Wars
Polka Wars memiliki daya tarik tersendiri bagi saya dari setiap lagu-lagunya – terutama dalam album Bani Bumi. Kata-kata metafora atau kiasan pada lirik-lirik lagu bahasa Ibunya membuat tabungan kata saya menambah untuk diaplikasikan dalam tulisan-tulisan saya yang dibuat. Contohnya dalam lagu Bunga, Alkisah, Rimba, dan Suar.
Tapi, cinta pertama dalam mendengarkan lagu Polka Wars saya adalah lagu Rangkum. Dari pertama mendengar kaya “Njir, Aing gak nemu makna dari liriknya, sih. Sulit banget!”. Tapi, saat menonton video clip-nya di kanal You Tube, saya agak tertakjub dan kaget. Bahwasanya pesan-pesan dari lirik tersebut adalah tentang seorang lelaki yang kebingungan, kesepian, dan ingin pulang. Ya, maksud dari ingin pulang itu adalah ingin pulang ke rumah Tuhan. Tragis...
Karena tidak bisa menafsirkan secara total dalam lagu Rangkum, saya pun mencoba membedah gaya bahasa yang terdapat dalam lagu Bunga. Jika ingin baca, sila klik di sini.
Sebenarnya masih banyak lagi band-band yang didengar selain yang di atas. Tapi, kelima band tersebut cukup mendominasi dalam playlist laguku. Apakah kalian mendengarkan lagu yang sama juga? Tulis di kolom komentar, ya!
Terima kasih
Semoga bermanfaat!
Daftar pustaka: