Latar Belakang
Hari ini, masyarakat Indonesia harus melapangkan dada lagi untuk kembali beraktivitas karena beredar kabar jika pemerintah telah menentukan perpanjangan PPKM daruat – yang semulanya akan berakhir pada 20 Juli 2021, kini diperpanjang sampai akhir bulan Juli – dan kembali diumumkan akan berakhir pada tanggal 25 Juli 2021 jika angka penularan virus menurun.
Dilansir dari CNBC Indonesia, kabar tersebut disampaikan oleh Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Efendi. Beliau menyatakan jika perpanjangan ini memiliki beberapa resiko, salah satunya terkait bantuan sosial atau bansos. Beliau juga menyatakan jika pemerintah tidak bisa memikulnya sendiri soal bansos dengan meminta semua pihak saling gotong royong antar masyarakat, termasuk pihak universitas juga diminta untuk membantu.
Mungkin, Pemerintah kita ingin mengikuti jejak dari negara tetangganya, yakni Vietnam, untuk saling membantu antara pemerintah dan masyarakatnya dalam mengatasi penyebaran Covid-19. Satu hal yang membedakan antara “gotong royong”-nya Indonesia dan Vietnam adalah jika di Vietnam, masyarakatnya diminta untuk menyumbang pengumpulan dana buat pembelian vaksin.
Lah? Waktu kemarin kenapa dana bansos dikorupsi? Sekarang malah nyuruh masyarakat untuk bergotong royong selama PPKM. Padahal, sebelum Pemerintah menyatakan hal tersebut, beberapa masyarakat baik kelompok maupun individu, sudah lebih dulu mekakukannya dengan slogan ‘Warga Bantu Warga’.
Dengan memelarnya masa PPKM darurat, masyarakat, terutama kelas menengah sampai ke bawah, harus kembali memutar otak untuk bertahan hidup dalam masa-masa krisis seperti ini. Pelaku usaha pun harus dipaksa sekreativitas mungkin untuk menarik peminat agar tetap menafkahi pegawainya. Pun sama dengan kepala keluarga yang harus tetap mendapatkan penghasilan agar dapur tetap ngebul.
Selain itu, Sekolah pun yang dijanjikan akan mulai tatap muka pada bulan Juli 2021 juga harus diundur kembali entah sampai kapan karena lonjakkan kasus penyebaran Covid-19 yang meningkat. Menggabut kembali para pelajar di rumah ka;au belajar online lagi...
Melihat keadaan negara seperti ini, saya pikir, ini bisa diinterpretasikan dalam sebuah lagu dari band Rosemary yang berjudul “Ekonomi”. Sebelum ke pembahasan, saya ingin menerangkan dengan singkat terlebih dahulu tentang band dan lagunya yang akan kita bahas.
Tentang Rosemary
Rosemary adalah sebuah band indie dari Bandung beraliran Skatepunk. Pembentukkan Rosemary berawal dari pertemanan dalam sebuah komunitas skateboards di Bandung pada tahun 1997. Personil final Rosemary diantaranya: Indra Gatot (gitar/vocal), Iink (gitar/vocal), Fajar (bass/backing vocal), dan Denny (drum). Selama melanglang-buana di pelbagai panggung dan penggemarnya semakin banyak, mereka menjuluki para penggemarnya dengan nama WARS (We Are Skatepunkers). WARS tak hanya merajalela di tanah kelahirannya, beberapa kota-kota besar seperti Jakarta pun ikut tergabung dalam komunitas penggemar Rosemary tersebut.
Rosemary meluncurkan album ketiganya pada 2019 dengan judul “Letter to Friends”. Album tersebut berisikan 10 lagu dengan dua diantaranya menggunakan bahasa Ibu/Indonesia. Lagu tersebut diantaranya: Come on, Night Life, Ekonomi, Tell Me Tell Me .. Baby, Brothers Sisters, Liar, Number One, The Jokes, A Whistle of a Rose, dan Ooh .. Bobby.
Tafsiran Lirik Lagu (Pandangan Subjektif)
Ekonomi hidup kita
Ekonomi tak pernah sama
Kita harus bergerak
kita harus bekerja
Karena ekonomi