Apakah konsep pembangunan berkelanjutan akan digunakan sebagai pendekatan yang dinilai sesuai untuk mengatasi permasalahan siaran TV analog?
Pembangunan berkelanjutan/sustainable development adalah proses pembangunan masyarakat yang berprinsip memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan.
Terdapat tiga aspek yang perlu dihadapi dan diseimbangkan untuk mencapai pembangunan berkelanjutan yaitu memperbaiki kehancuran lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan keadilan sosial.
Kebijakan mengenai inovasi teknologi memiliki peran dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Melalui sebuah Inovasi dari pengembangan teknologi maka akan muncul sebuah efisiensi dari pengelolaan sumber daya alam sehingga di samping dapat memenuhi kebutuhan manusia juga dapat menjaga kelestarian bumi dan mempromosikan kesetaraan kebutuhan manusia.
Melalui pendekatan pembangunan yang berkelanjutan maka diperlukan suatu kebijakan inovasi teknologi tertentu untuk mengatasi berbagai permasalahan yang muncul akibat pengimplementasian TV Analog.
Menteri Kominfo, Johnny Plate Juli lalu mengatakan migrasi TV digital memberikan manfaat untuk pemerintah dan masyarakat. Salah satunya penghematan dan penggunaan pita frekuensi 700 MHz, yang bisa dimanfaatkan untuk layanan telekomunikasi seluler.
Implementasi sistem penyiaran digital akan menghasilkan efisiensi spektrum radio pada pita frekuensi 700 MHz atau umumnya dikenal sebagai digital dividend.
 Kita semua telah ketahui yang saat ini (pita frekuensi 700 MHz) seluruhnya digunakan hanya untuk siaran televisi analog. TV analog yang banyak memakan pita frekuensi 700 MHz sebanyak 328 MHz apabila beralih ke digital, maka hanya dibutuhkan 176 MHz bagi stasiun televisi. Indonesia bisa mengalokasikan 112 MHz yang bisa digunakan untuk keperluan lain. Indonesia juga akan memiliki cadangan 40 MHz yang bisa digunakan untuk perkembangan teknologi di masa depan.
Keuntungan lainnya adalah penyiaran digital atau Analog Switch-Off (ASO) bisa mempercepat penerapan jaringan 5G di Indonesia.
Sebagai ilustrasi, coba bayangkan sebuah lahan selebar 6 meter yang akan dibangun jalan selebar 1 meter. Secara logika, seharusnya ada 6 lajur yang dapat dibangun dalam lahan tersebut. Siaran TV analog tidak memungkinkan adanya lajur yang saling berhimpitan karena sinyalnya yang tidak stabil.
Jika dianalogikan pada sebuah kendaraan, pada akhirnya akan terjadi tabrakan karena sinyal analog tidak bisa berjalan lurus. Hal ini menyebabkan sinyal analog harus menyisakan jarak antar lajur sehingga yang awalnya dapat dibuat 6 lajur harus dikurangi agar ada jarak aman di mana sinyal bergerak.