Mohon tunggu...
arif ardliyanto
arif ardliyanto Mohon Tunggu... Jurnalis - jurnalis, pengajar, entrepreneurship

Saya pernah bekerja sebagai tukang tulis media cetak nasional, saat ini ingin menularkan pengalaman yang pernah diperoleh. Namun saya juga pengen belajar untuk ditularkan kembali

Selanjutnya

Tutup

Money

Pesan Perdamaian ala Jusuf Kalla Sebelum Turun Tahta

19 Oktober 2019   08:13 Diperbarui: 19 Oktober 2019   17:41 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wakil Presiden RI Jusuf Kalla sudah meniup genderang perpisahan sebagai orang nomor dua di Indonesia. Ada pesan khusus yang menyentuh dari sektor bisnis tentang perdamaian ekonomi.

Ringkas, padat, dan tak butuh waktu lama untuk menyampaikan pesan-pesan moral dari sektor perekonomian. Hanya sekitar 15 hinga 30 menit, JK sapaan akrab Jusuf Kalla melontarkan petuah-petuah sebelum turun dari tahta Wakil Presiden Republik Indonesia.

Pesan moral ini disampaikan dalam Trade Expo Indonesia (TEI) 2019 yang berlangsung di Tangerang 16-20 Oktober 2019. Cukup menyentuh dan berbobot, tetapi memiliki makna mendalam. "Saya tinggal tiga minggu lagi bekerja (sebagai Wakil Presiden). Saya ingin menyampaikan terima kasih atas kerjasamanya, dan upaya bersama dalam mencapai target yang baik," itulal pembukaan kata-kata JK dalam ajang TEI yang disaksikan masyarakat dari belahan dunia.

Sebab event TEI yanag sudah diselenggarakan ke-34 ini dihadiri oleh pengusaha-pengusaha, eksportir, masyarakat, hingga buyer dari mancanegara. Untuk itu, apa yang disampaikan JK mendapat tepuk tangan meriah dari hadirin.

Tidak sampai disitu, JK juga menyampaikan hal-hal mendasar dalam perdagangan. Menurutnya, perekonomian tumbuh untuk perdamaian, karena tidak ada satupun negara yang berdiri mampu berdiri sendiri. Mereka pasti membutuhkan negara lain untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang tidak ada didalam negaranya.

Untuk itu, perdamaian menjadi hal yang paling pokok untuk mengembangkan perekonomian negara. Jangan dijadikan, persaingan dalam bisnis membuat perpecahan dan mengabaikan perdamaian yang telah dibangun. "Memang dalam perdagangan internasional tak bisa lepas dari persaingan. Menurut saya, persaingan akan dimenangkan perusahaan yang memiliki produk," tutur JK saat berpidatoh.

Yang dimaksud JK bukan hanya asal membuat produk, tetapi produk lokal yang memiliki nilai tinggi. Tentunya dengan memiliki harga lebih murah, karena persedian bahan mentah bisa tercukupi. Dengan begitu, produk yang dihasilkan perusahaan bisa berjalan secara berkesinambungan, bukan karena kebutuhan sesaat.

Lebih lanjut JK mengingatkan untuk tetap waspada dalam bisnis. Apalagi, saat ini berkembang perang dangan Amerika-China. Peperangan ini sebaiknya dimanfaatkan, bukan justru mengikuti arus peperangan yang akan menghasilkan hal-hal yang tidak diinginkan. "Sekali lagi saya berpesan perdagangan adalah perdamaian," ucap JK berkali-kali dalam pidatohnya di TEI Tangerang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun