Mohon tunggu...
Arif Alfi Syahri
Arif Alfi Syahri Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

"Hanya Mahasiswa biasa yang mencoba untuk berkarya." •Instagram : @alviysyahri •Email : arifalfisyahri94@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Roger Garaudy, Intelektual Prancis yang Dibenci Eropa

24 Oktober 2023   14:50 Diperbarui: 24 Oktober 2023   19:51 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Roger Garaudy | https//www.shutterstock.com

Kisah perjalanan hidup seseorang yang terlahir dari keluarga non-muslim dan menemukan jalan kembali kepada Islam, tentu memiliki banyak hikmah yang dapat meneguhkan hati banyak orang. Begitupun dengan kisah Roger Garaudy, seorang Intelektual berkebangsaan Prancis yang memutuskan untuk memeluk Islam setelah penelitiannya terhadap nilai-nilai Islam. Keputusannya itu pun mendapat kecaman dari Barat. Bagaimana kisahnya?

1. Biografi

Roger Garaudy adalah seorang intelektual Prancis, lahir pada 17 Juli 1913 di Marseille, Prancis. Roger Garaudy lahir dalam keluarga Katolik Prancis dan dididik dalam tradisi agama Katolik. Ia dikenal sebagai seorang filsuf, sejarawan, dan penulis yang berpengaruh di Dunia.

2. Pendidikan 

Roger Garaudy mendalami Falsafat dan Sejarah di Universitas Sorbonne, Paris, di mana ia mendapatkan gelar Doktor dalam dua disiplin ilmu tersebut. Bukan hanya itu ia juga mendapatkan gelar Doktor keduanya dari Universitas Moskow pada tahun 1954.

3. Pertemuan dengan Islam

Ketika Nazi berhasil menguasai Prancis. Roger Garaudy di tahan bersama dengan rekan-rekannya yang lain. Mereka diasingkan ke Aljazair, dan disinilah titik pertemuannya dengan Islam. Meskipun disana ia berstatus sebagai tahanan dimana gerak-geriknya dibatasi, namun pikirannya tidak terpenjara, ia menghabiskan waktunya untuk membaca.

Setelah bebas, ia memutuskan untuk memeluk Islam dan mulai lebih giat mempelajari dan menggali secara lebih dalam tentang nilai-nilai Islam. Setelah memeluk Islam, Roger Garaudy menghabiskan sisa hidupnya untuk mengeksplorasi nilai-nilai Islam, ia juga mengkritik upaya menghapus jejak peradaban Islam dalam sejarah Barat. Ia pernah membuat pernyataan "Adalah terlarang untuk mengatakan bahwa peradaban Arab pernah menguasai sebagian besar peradaban Eropa sampai abad ke-14,”

4. Roger Garaudy dalam Pandangan Barat

Setelah mengumumkan keislamannya, dalam pandangan Barat, Roger Garaudy dicap sebagai "penjahat" terutama karena pandangan-pandangannya yang berlawanan dengan pemikiran umum di Eropa.

Namanya kian hangat diperbincangkan  karena karyanya yang paling kontroversial di Barat yaitu "The Founding Myths of Modern Israel" (1982), di mana ia mengkritik dasar-dasar ideologis Israel dan mempertanyakan tentang sejarah Israel dan Holocaust. Buku ini memantik api kemarahan di Barat, terutama dari pihak Yahudi yang menyebutnya sebagai penentang Holocaust.

Media pro-Israel dan Zionis melancarkan serangan-serangan terhadapnya, menggambarkannya sebagai seorang rasis dan anti-Semit.

Garaudy juga dipecat dari Partai Komunis Prancis pada tahun 1970 karena kritik tajamnya terhadap komunisme. Ia harus mengorbankan jabatannya di 30 Lembaga Ilmiah di Eropa setelah mengumumkan keislamannya.

5. Akhir Hayat

Roger Garaudy dihukum oleh pengadilan di Prancis pada tahun 1988 karena pernyataan-pernyataannya yang dianggap melanggar undang-undang negara tersebut yang melarang penyangkalan Holocaust. Ia akhirnya meninggal dalam usia ke 98 tahun pada Rabu (13/06/2012) di Paris. 

6. Pelajaran yang Bisa Kita Petik

Pada tahun 1986 ia mendapatkan Penghargaan Internasional Raja Faisal, yang disponsori oleh Yayasan Raja Faisal karena dianggap memiliki kontribusi dan pengaruh yang besar dalam peradaban Islam.

Roger Garaudy adalah bukti bahwa kebebasan berbicara, toleransi, menjunjung tinggi pengetahuan dan perbedaan pandangan yang selalu mereka dengungkan kepada Dunia tidaklah benar-benar terimplementasi dengan baik dalam masyarakat Barat.

Selama ini kita dibuat terkesima dan takjub dengan peradaban maju di Barat, menjadikannya acuan sebagai tolak ukur dari kemajuan. Padahal jikalau Barat itu benar-benar menjunjung tinggi kebebasan, toleransi dan Ilmu Pengetahuan, sudah tentu mereka tidak akan membenci dan mencederai Islam dengan tuduhan dusta dan nista yang acap kali mereka lontarkan, karena semua nilai-nilai itu sudah ada dalam ajaran Islam jikalau mereka mau mempelajari dengan hati dan pikiran yang terbuka.

Kisah Roger Garaudy di atas menyuguhkan inspirasi yang semakin meneduhkan hati dan meneguhkan Iman kita bahwa jikalau ilmu pengetahuan digunakan sebagai sarana untuk mencari suatu kebenaran maka Islam adalah agama yang paling Ilmiah karena Islam adalah agama yang paling benar, maka siapa yang mencari selain Islam berarti ia telah berpaling dari kebenaran. 

Penulis teringat nasehat Ustadz Muslim M. Ag. Dosen Ilmu Tafsir STAI-PIQ ketika memberikan materi kuliah di kelas, beliau berpesan "bahwa bagaimanapun seseorang itu berusaha mencari kebenaran, ujung-ujungnya pasti ke Islam juga...."

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَمَنْ يَّبْتَغِ غَيْرَ الْاِ سْلَا مِ دِيْنًا فَلَنْ يُّقْبَلَ مِنْهُ ۚ وَهُوَ فِى الْاٰ خِرَةِ مِنَ الْخٰسِرِيْ

"Dan barang siapa mencari agama selain Islam, dia tidak akan diterima, dan di akhirat dia termasuk orang yang rugi."

(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 85

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun