Apa yang ditulis oleh Buya Hamka merupakan bentuk keresahan beliau terhadap para pendidik pada waktu itu. Namun hingga kini tak sedikit oknum guru yang membuat murid menjadi takut, sehingga kemauannya dalam menuntut ilmu menjadi surut, urusan mereka dipersulit, sehingga ghirah murid dalam menuntut ilmu tidak bangkit, mental mereka dipukul, sehingga kecerdasan mereka menjadi tumpul, kreativitas mereka dibuat hancur, sehingga mimpi mereka terkubur.
Padahal Rasulullah Saw. menganjurkan agar tidak mempersulit, apalagi menakut-nakuti.
Rasulullah Saw. bersabda "Berilah kabar gembira dan jangan kalian membuat orang lari. Mudahkanlah dan janganlah kalian persulit." (HR. Bukhari dan Muslim)
Namun ada satu hal yang memberikan angin segar bagi dunia pendidikan khususnya di Indonesia. Selama penulis mengenyam pendidikan dari masa kanak-kanak hingga di jenjang perkuliahan sekarang, penulis masih mendapati banyak pendidik yang berkarakter yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik, dan penulis masih meyakini masih banyak pendidik yang berkarakter di luar sana, yang memiliki gaya mengajar yang tidak monoton, interaktif, mendengarkan pendapat, lemah lembut, dan memahami keadaan peserta didik.
Demikianlah memberikan opini dan perspektif penulis berdasarkan pengamatan dan referensi yang didapatkan terkait problematika yang terjadi dalam beberapa waktu belakangan ini, tanpa bermaksud menyalahkan pendidik, atau membela kesalahan peserta didik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H