Mohon tunggu...
Arif Albert
Arif Albert Mohon Tunggu... mahasiswa -

membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Di Mana Semangatmu, Wahai Pemuda Bangsa?

28 Oktober 2016   13:00 Diperbarui: 28 Oktober 2016   13:22 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bukan soal kembali zaman batu, apalagi bambu runcing, tetapi soal semangatnya yang kita ambil.Zaman serba berbau internet ini sangat menggoda semua orang, tidak terkecuali orang yang menamakan dirinya para pemuda bangsa. Dengan internet, hampir segala hal bisa diakses: Youtube, Instagram, Twitter, Google, dll. Kini, bukan bambu runcing lagi yang dibawa, melainkan gadget. Semangat yang sudah digelorakan sejak zaman pergerakan pemuda yang mencita-citakan satu bahasa, bangsa dan negara, kini tak lagi terasa. Kemana kiranya semangat itu menguap?

Seperti judul di atas, kini bukanlah lagi zamannya batu. Zaman batu yang kita kenal dalam buku-buku sejarah berarti bahwa manusia memiliki peradaban yang berbeda dengan sekarang. Apa-apa masih menggunakan batu, entah senjata atau peralatan berburu dan meramu. Semua itu menjadi ciri-ciri zaman batu. Sekarang zamannya, zaman internet. Tetapi tidaklah menutup kemungkinan bahwa zaman internet juga seringkali menjadi media untuk membawa zaman batu terulang kembali. Lihatlah betapa banyak para pemuda yang berdemo dengan senjata batu di tangannya. Mereka membawa batu untuk dilempar kepada polisi. Ternyata sejarah kembali terulang. (Saya kira zaman batu telah lewat hihihi).

Juga sekarang bukan lagi zamannya bambu runcing, dengan teriak “merdeka.” Sekarang yang dibawa ialah alat komunikasi yang tercanggih, dan kalau bisa termahal, karena gengsi. (biar gak dibilang jadul atau gak ikut mode).

Kunci: Pendidikan

           Pendidikan yang baik cermin dari kemajuan sebuah bangsa. Tidak bisa dipungkiri bahwa para pejuang yang menamakan diri pemuda adalah berpendidikan. Mereka dididik untuk mencintai dan mengusahakan kemerdekaan. Dan semua hasil yang mereka dapatkan ialah dari pendidikan yang baik.

            Pendidikan tidak pertama-tama soal ijazah, soal nilai-nilai yang tinggi, tetapi soal pembinaan karakter juga. Pembinaan karakter seseorang jauh lebih susah karena mengandaikan perubahan cara pandang.

Pada umumnya, entah sekolah maupun universitas sangat menjunjung tinggi paradigma pendidikan yang baik. Sebab mereka tahu bahwa para pemuda yang terdidik akan mampu mengembangkan bangsa dan negara. Maka, mereka mempersiapkan generasi muda dengan berbagai kurikulum yang berwawasan kebangsaan.

Namun apakah itu cukup? Tentu saja tidak. Lulusan sekarang pada umumnya tidak memiliki mental untuk berani berubah. Mereka masih bermental untuk menjadi pegawai, tetapi tidak mampu untuk mengembangkan bidang enterpreneurship, berani untuk mengembangkan usaha sendiri.

Sulit untuk membayangkan memang jika para pemuda sekarang hampir sebagian besar tidak mampu untuk mengakses pendidikan. Sebab, pendidikan memang mengandaikan biaya yang tidak murah. Pendidikan memerlukan dana yang besar. Mungkin itulah salah satu kendala mengapa banyak generasi muda tidak memperoleh pendidikan yang baik. Seandainya hal ini diperhatikan dengan serius, bukan tidak mungkin bahwa generasi muda Indonesia yang mengharumkan nama bangsa di kemudian hari.

Pemuda: Harapan Bangsa Indonesia

Siapa yang akan memimpin bangsa ini kepada kemajuan? Siapa yang akan mengharumkan bangsa ini di mata dunia? jawabannya Pemuda. Akankah pemuda kita akan berakhir pada penyesalan, kesia-siaan. Kiranya saya terlalu berlebihan. Saya memang terlalu pesimis. saya yakin dan percaya bahwa pemuda akan mampu bangkit. Para pemuda, tunjukkan dirimu!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun