Mohon tunggu...
Arif Albert
Arif Albert Mohon Tunggu... mahasiswa -

membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Money

Listrik Nyala Aku Diam Saja-Listrik Mati Kau (PLN) Kucaci

27 Oktober 2016   21:42 Diperbarui: 27 Oktober 2016   21:56 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudah menjadi pandangan bahwa PLN menjadi sumber bagi kehidupan masyarakat. PLN hadir memberi warna cerah. Kehadirannya sungguh tidak tergantikan. Listrik menjadi hal yang tidak bisa ditunda-tunda untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Maka dapat dipastikan bahwa ketiadaan listrik menimbulkan rasa sakit hati yang mendalam.

Listrik Nyala Aku Diam Saja

PLN telah 70 tahun mengabdi dan melayani masyarakat. sekarang, tidak terhitung pelayanan kepada masyarakat. sehingga listrik sudah menjadi bagian dan kehidupan masyarakat. dari bangun-tidur hingga bangun lagi. Semua kebutuhan manusia tidak terlepas dari yang namanya listrik. Listrik sudah menjadi denyut jantung masyarakat, entah di perkotaan maupun di pedesaan.

Lewat tulisan ini, saya ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya atas jerih payah PLN dalam melayani masyarakat Indonesia. memang terkadang tidak banyak ungkapan terimakasih yang bisa diberikan. Sebabnya, rasa terimakasih itu sudah termasuk di dalam pembayaran tagihan listrik tiap bulan. Tidak terasa memang tiap tahun tagihan listrik membengkak, sehingga untuk mengucapkan terima kasih saja, berat sekali rasanya.

Listrik memang harus dihemat. Sayang banget jika harus membuang energi listrik meskipun sudah merasa membayar. Membiarkan lampu teras menyala sepanjang hari tentu saja tidaklah bijaksana. Menyalakan televisi namun tidak ditonton lebih banyak menghabiskan energi. Karena itu penting agar kita bijaksana dalam menggunakan listrik.

Listrik Mati Kau (PLN) Kucaci

Ketika saya berada di pedalaman Kalimantan Barat, tepatnya di pedalaman Kota Sintang, saya memiliki kisah yang unik. Saya menyadari bahwa kebutuhan akan listrik begitu besar. Namun, satu hal yang sudah lumrah terjadi. Setiap hari PLN akan memutuskan arus listrik, entah dengan alasan apapun yang tidak saya mengerti. 

Setiap hari selalu ada jadwal aliran listrik terputus. Saya tidak tahu kenapa alasannya. Mungkin juga karena tempatnya yang berada di pedalaman sehingga harus mengalami nasib seperti ini. ketika sedang menelpon, tiba-tiba sinyal hilang karena arus listrik ke tower indosat putus. ketika asyik-asyiknya nonton televisi yang menyiarkan sepak bola, tiba-tiba saja di pertengahan pertandingan listrik padam. 

Tidak sadar langsung keluar kata-kata,” dasar PLN, a*Jriittt,.” Bahkan, ada orang yang mengatakan PLN sama dengan Perusahaan Lilin Negara. Sebab, meskipun ada kabel listrik yang masuk ke perkampungan, tetap saja lilin dibutuhkan. Tentu saja, kami mangkel. Setiap tagihan datang, kami selalu bayar, tapi tidak pernah seharipun tanpa mengalami listrik padam.

Begitulah pengalaman saya. Memang sebagai orang awam, pantaslah kami menggerutu. Mangkel karena listrik selalu padam. Tapi kamu juga sadar bahwa PLN berhak memutuskan hubungan karena ada faktor X. Pemadaman listrik tentu saja disebabkan oleh beragam faktor, apalagi ketika berada di pedalaman yang jauh. 

Mungkin karena faktor alam seperti hujan deras sehingga PLN harus mewaspadai kabel yang putus oleh tumbangnya pohon dan lain sebagainya. Saya sendiri merasakan betapa hidup saya tergantung dengan keberadaan perusahaan negara ini. 

Saya sejujurnya ingin bahwa PLN selalu terus menyala dan memberi kehidupan. Zaman sekarang memang sudah selayaknya perusahaan listrik negara ini dinikmati oleh mereka yang berada di Jawa saja, tetapi juga yang berada di pinggiran dan pedalaman Indonesia.

Terimakasih PLN atas pengabdianmu pada negeri

Salam Kompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun