Seorang guru mungkin mengajar karena dibayar, namun di balik semua itu, ia membentuk kepribadian seorang manusia. Tantangan yang keras dan pahit di depan sana menanti seorang yang bermental baja dan guru mendidik seorang manusia untuk kuat bertahan, pantang menyerah dan kreatif mencari solusi. Ibaratnya satu jalan tertutup, masih banyak pintu lain yang terbuka. Lihatlah betapa orang di luar negeri sungguh menghargai jasa guru yang tidak terbilang banyaknya. Guru tidak hanya membentuk akal, tetapi juga hati. apalah artinya jika seorang pintar namun berkelakuan tak ubahnya seorang yang tidak berpendidikan.
Para koruptor yang sekarang masih saja berkubang dengan uang haram pantas kita renungkan. Apakah itu merupakan hasil dari pendidikan otak dan hati? seberapa sering kita perhatikan rekam jejaknya di sekolah? Oh pantas, dia dulu sering mencontek di kelas, sering membolos, dan naik kelas karena gurunya disuap. Karena itu, generasi masa kini harus berkaca pada sejarah alias jangan sekali-kali melupakan sejarah, kata Bung Karno. Siapa yang mesti bertanggung jawab atas semua ini, kalau bukan kita? Kapan kita akan sadar bila bukan sekarang?
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H