Mohon tunggu...
Ari Fakhrizal
Ari Fakhrizal Mohon Tunggu... Guru - Guru

Kuliner

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Cinta di Batas Desa (Chapter 2)

16 Juli 2024   11:53 Diperbarui: 16 Juli 2024   12:01 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kedai Pak Ewok

Di kedai yang luasnya hanya setengah luas lapangan badminton itu sudah ramai di singgahi oleh para pemburu cita rasa yang ingin mencicipi makanan khas kampus ini. Memang Mie Ayam Pak Ewok sudah menjadi idola para Mahasiswa di jam makan siang. Selain terkenal gurih, rasa mienya sungguh lezat di tambah porsinya yang sangat pas untuk mereka yang memiliki kantung perut besar. "Wah, gimana ni 'Van penuh banget." Sabar Bro, lu tunggu di sini sebentar, gua kesana dulu cari tempat." Evan tampak sibuk mencari tempat duduk, sedangkan Farel sibuk menghitung jumlah uang sakunya didompet. Tak berapa lama Ima yang mengenakan baju warna hijau dengan motif bunga berbalut jilbab warna hijau bermotif garis bergelombang lewat didepan Farel yang tengah asyik menghitung uang. Rupanya Ia dan teman-temannya juga penggemar mie ayamnya Pak ewok. Seketika matanya pun terbelalak, dadanya kembang kempis seakan mau pecah, dahinya  mengeluarkan keringat segar seperti habis lari marathon menaiki tembok raksasa Cina.

"Astaghfirullaahal'adhiim, ada apa denganku?" Tanya Farel beristighfar sambil memegangi dadanya.

"Rel, Farel sini ada bangku kosong nih?" Teriak Evan sambil menunjuki bangku yang tidak berpenghuni.

"Iya gua kesana."

"Pak Mie nya dua jangan lupa sama teh botolnya!" Sahut Evan kepada Pak Ewok. Atmosfer di kedai Pak Ewok tiba-tiba menjadi berubah bagaikan berada di sebuah taman yang di dalamnya terdapat  mawar merah yang tengah mekar merekah. Perasaan gugup mulai menyelimuti Farel, wajahnya mulai memerah tak kuasa membendung perasaannya, degup jantungnya terus berdetak keras bagai karburator motor yang tengah di pacu oleh tarikan gas. Evan yang sedari tadi memperhatikan hanya tersenyum tanpa berkata-kata. "Kamu ini kenapa sih Rel, Relax Bro, tenang jangan buat selera makan gua jadi hilang nih".

"Dia dibelakang kita Van." "Siapa Ima maksudmu!" "Ssssssst jangan keras-keras nanti kedengaran, malu kan gua."

"Ok kita akan bahas ini selesai makan, deal?"

"Deal."

"Pak Ewok tiga ya, biasa!" Sahut Ima memesan makanannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun