Mohon tunggu...
Ari Fakhrizal
Ari Fakhrizal Mohon Tunggu... Guru - Guru

Kuliner

Selanjutnya

Tutup

Politik

Euforia vs Disforia Konflik Palestina

11 Juni 2024   09:50 Diperbarui: 12 Juni 2024   11:44 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Euforia Vs Disforia Konflik Palestina

Perang Palestina bukan lagi sekedar perang biasa tapi sudah megarah kepada pembersihan etnik (ethnic cleansing). Ini yang membuat berang hampir seluruh warga dunia, tak terkecuali warga Indonesia memprotes aksi pembantaian genosida Israel terhadap warga Palestina. Dukungan perjuangan terus berdatangan dari berbagai pelosok negeri, kita saksikan banyak bertebaran bendera palestina dimana dimana, tidak mau ketinggalan supir angkot pun berlomba lomba memasang  bendera Palestina di angkot angkot mereka. Bahkan sekarang atribut Palestina banyak diperjualbelikan bebas, kesempatan yang tidak di sia siakan bagi mereka yang berotak bisnis dan berkah tersendiri untuknya, apalagi  disaat aksi damai berlangsung banyak peserta mencari atribut palestina pastinya. Ada fenomena apa ini, apakah benar ini bentuk solidaritas murni yang datang dari hati nurani atau hanya sebatas trend. Pertanyaannya apakah mereka paham apa yang terjadi, atau hanya sekedar  mengikuti perkembangan atau trend kekinian, Jika ini dukungan murni dari  hati nurani, seharusnya mereka tergerak untuk membantu rakyat Palestina dengan penggalangan dana, memboikot produk produk yang nyata mendukung Israel, setidaknya ada dorongan moral tidak dengan euforia semata tanpa ada sikap nyata  untuk mendukung perjuangan rakyat Palestina.

Lain di Eropa tentu lain di Indonesia, sikap protes orang Eropa terhadap agresi Israel mereka tunjukkan dengan aksi nyata mereka memboikot bahkan menyegel rumah makan atau gerai gerai yang berafiliasi dengan Israel. Alhasil membuat mereka sebagian ada yang gulung tikar, dan menutup usaha mereka. Negara negara di eropa timur pecahan uni sovyet misalnya, melarang orang Israel masuk ke negara mereka, bahkan mereka mensweaping bandara dan perbatasan dimana orang Israel masuk.  Di Indonesia Aksi longmarch sekitaran bundaran HI dan diakhiri dengan orasi adalah cara yang dirasa cukup mewakili sebagian masyarakat Indonesia, mengutuk segala tindakan biadab Israel terhadap warga Palestina, sekaligus  bertujuan untuk memberi dukungan langsung terhadap perjuangan Rakyat Paestina, kedua agar media bisa meliput bahwa Indonesia selalu ada di belakang mendukung kemerdekaan Bangsa Palestina.

Meski tidak masif dan hanya sebagian warga di kalangan kota kota besar saja aksi ini dilakukan, sepertinya dari cara pandang warga kita dengan warga luar terkait isu Palestina ini, apakah karena isu Palestina dianggap biasa oleh warga kita karena hanya masalah pendudukan Israel, atau karena dianggap sebagai bentuk membela diri karena satu sama lain merasa memiliki hak yang sama terkait kepemilikan tanah, atau memang di dasari oleh masalah agama. Isu Palestina sebenarnya sudah lama terjadi, bahkan hampir setiap hari pemberitaan media masa sering megangkat berita tentang Palestina, masalahnya tidak semua media independent memberitakan kejadian sebenarnya, ada yang pro terang terangan mendukung Israel, ada pula yang kontra, mengutuk serangan zionis Israel ke palestina.

Mereka yang mendukung tentunya akan memberitakan segala hal yang merugikan Israel, membunuh dan membantai warga Palestina mereka anggap membela diri. Namun ketika warga Palestina mempertahankan hak mereka, tanah mereka yang dirampas oleh Israel, mereka sebut teroris. Demikianlah media asing yang pro Israel mereka akan condong membela Israel. Sebaliknya jika media Pro Palestina, memberitakan kebenaran yang terjadi di Palestina, mereka sering mendapatkan ancaman, intimidasi serta pembunuhan atau hilang saat krunya meksanakan tugas peliputan, sehingga banyak media yang berhati hati saat memberitakan kondisi Palestina terkini, itulah standar ganda yang mereka lakukan. Dikutip dari kumparan news, dalam sebuah podcast menyampaikan Bang Onim salah sebagai salah satu kontribuor asal Indonesia yang selalu memberitakan peristiwa terkini di Palestina sering mendapatkan ancaman pembunuhan, dia di tuduh sebagai mata mata, kamera dan  hand phone diperiksa hingga hampir 10 kali. Tidak mudah melakukan tugas peliputan di tengah tengah konfilk, yang berujung pada penangkapan hingga kematian.  Akibat minim informasi itulah banyak sebagian warga dunia khususnya kaum muslim tidak mengetahui, dan cenderug  acuh tak acuh menganggap isu Palestina hanya masalah perebutan wilayah semata. Sehingga banyak  warga muslim dunia khususnya Indonesia belum tercerahkan akan adanya konflik Palestina yang perkepanjangan itu. Ada Izzah (harga diri) yang diperjuangkan oleh orang orang palestina, ini bukan masalah konflik biasa tapi harga diri yang dan kehormatan umat Islam dimana Masjid Al Aqso tempat suci Umat Islam ketiga setelah Masjiidil Haram di Mekkah Al Mukarromah dan Masjid Nabawi di Madinah, Al Aqso merupakan  kiblat pertama Umat Islam hendak di robohkan. Israel meyakini komplek bangunan Masjid Al Aqso seluas 35 hektare itu adalah kuil Yerussalem. Masjid itu dinilai menjadi tempat inkarnasi Herodian, yaitu kelompok pengikut Dinasti Herodes seperti yang di yakini umat kristiani, kedua umat yahudi meyakini bukit bait suci atau tembok barat yang berada di dalam komplek adalah tembok suci tempat ibadah orang orang Yahudi. Maka dari sini kita bisa mengetahui kenapa konflik Palestina dan Israel terus berlanjut dan seperti tidak ada akhirnya. Karena ketiga agama samawi Islam, kristen dan Yahudi mengklaim bahwa komplek al Aqso adalah tempat suci mereka.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun