Kamu tau kerokan? itu lho..pengobatan tradisional jawa dengan menggunakan benda tumpul yang ditekan dan digeser pada permukaan kulit sehingga meninggalkan bekas berwarna merah jambu hingga merah tua yang membentuk pola tertentu. Benda tumpul yang digunakan untuk kerokan bisa bermacam-macam misalnya menggunakan koin gobang atau benda lain yang ujungnya tidak runcing. Seperti menggunakan sendok makan, batu giok, tanduk kerbau atau bibir gelas.
Bicara soal angin, sebenarnya penyebab masuk angin  juga bukan karena ada angin yang masuk ke dalam tubuh kita. Melainkan karena angin dingin yang menerpa tubuh dapat membuat pembuluh darah di kulit menyempit sehingga otot jadi kekurangan oksigen. Otot yang tidak bisa bernapas ini selanjutnya menimbulkan gejala masuk angin seperti rasa nyeri otot hingga pegal-pegal. Maka dari itu, gerakan mengerok atau menggosokkan benda tumpul pada kulit ini bukan berfungsi untuk mendorong angin keluar tapi memperlebar pembuluh-pembuluh darah di permukaan kulit yang menyempit karena dingin.
Kerokan sendiri menurut saya punya fungsi yang hampir sama dengan pemijatan, hanya saja melakukannya dengan menggunakan benda tumpul yang disertai penggunaan minyak angin atau balsem. Kerokan bisa memberikan kehangatan di kulit serta melebarkan pembuluh darah tepi. Dengan melebarnya pembuluh darah tepi maka metabolisme tubuh jadi lebih lancar, asam-asam laktat juga terangkat. Apabila metabolisme tubuh kita lancar maka otomatis kondisi tubuh juga akan jadi lebih segar dan nyaman. Bekas warna merah yang timbul setelah kerokan juga sebenarnya merupakan jejak pembuluh darah yang terbuka seiring dengan gesekan koin.
Di dalam keluarga saya, tidak hanya saya sendiri yang suka kerokan. Mulai dari orang tua, mertua hingga suami saya juga memilih pengobatan tradisional kerokan manakala gejala masuk angin melanda. Aktivitas kerokan ini memang sudah jadi budaya turun temurun yang dilakukan dalam keluarga saya. Pengobatan tradisional kerokan ini juga tidak berbahaya bagi kesehatan, bahkan sudah dilakukan penelitian ilmiah oleh seorang profesor bernama Prof.Dr.dr. Didik Gunawan Tamtomo di Solo yang menunjukkan hasil bahwa kerokan memang terbukti aman dan bermanfaat untuk kesehatan.
Meskipun kerokan itu terbukti aman, namun setahu saya tetap ada aturan boleh dan tidak boleh saat kerokan yaitu sebagai berikut :
A. Aturan Tidak Boleh Saat Kerokan
1. Jangan langsung mandi
Setelah kerokan sebaiknya hindari melakukan aktivitas langsung mandi. Dulu saya mendengar nasehat ini dari simbah saya, katanya jika sesudah kerokan langsung mandi bisa beresiko terkena masuk angin duduk. Berilah jarak waktu antara setelah kerokan dengan waktu mandi. Ternyata  hal ini ada penjelasan ilmiahnya, yaitu agar pembuluh darah yang terbuka saat kerokan tidak langsung tertutup kembali dengan cepat karena terkena guyuran air dingin. Apabila memang ingin mandi sebaiknya mandi dengan menggunakan air hangat.
2. Jangan sampai biru
Saat melakukan kerokan sebaiknya hati-hati dan jangan terlalu keras hingga sampai meninggalkan bekas berwarna biru legam. Jika kulit berwarna biru legam artinya ada pembuluh darah yang pecah dan bisa berbahaya. Memang sih pada orang normal, pecah pembuluh darah ini tidak berakibat fatal dan bisa sembuh dengan sendirinya. Namun pada penderita hemofilia hal ini dapat menimbulkan masalah karena sel darah yang sudah pecah akan sulit membeku kembali. Termasuk pada orang yang menderita diabetes yang jika mengalami luka akan sulit untuk kembali sembuh.