Mohon tunggu...
arifah wulansari
arifah wulansari Mohon Tunggu... Administrasi - lifestyle blogger

Menulis untuk belajar. Kunjungi blog saya di www.arifahwulansari.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Belajar Naik Sepeda dengan Wimcycle

25 Maret 2016   10:07 Diperbarui: 25 Maret 2016   11:57 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena sepeda ini kualitasnya bagus, pilihan modelnya banyak dan harganya juga masih terjangkau untuk ukuran dompet saya. Selain itu frame sepedanya juga kuat, nggak akan gampang bengkok jika diduduki oleh anak saya yang bertubuh bongsor dan berat. Garansi framenya bahkan bisa sampai 5 tahun. Jadi memang benar-benar ada jaminan kualitas dari pihak produsennya. Wimcycle ini juga merupakan produk dalam negeri, tapi kualitasnya tidak kalah dengan produk sepeda dari luar negeri.

[caption caption="sumber foto : wimcycle.com"]

[/caption]

Lalu saya ajak anak saya ke toko sepeda untuk memilih sendiri model sepeda yang disukainya. Dan jatuhlah pilihannya pada sepeda wimcycle model BMX dengan gambar karakter Cars berwarna putih kombinasi merah. Ukurannya lebih besar dari standar untuk usia anak saya, karena badan anak saya bongsor. Berikut gambar sepeda pilihan Tayo :

[caption caption="Sepeda Wimcycle Pilihan Tayo. Sumber gambar : Wimcycle.com"]

[/caption]

[caption caption="Spesisfikasi BMX Cars milik Tayo. Sumber gambar : Wimcycle.com"]

[/caption]

Setelah sepedanya dibawa pulang, Tayo langsung mencoba mengayuh pedalnya dan ternyata memang jauh lebih enteng jika dibandingkan dengan sepeda ungu yang saya beli pertamakali untuknya. Dengan sepeda wimcycle yang baru ini, Tayo jadi kembali semangat belajar naik sepeda. Saya dan suami juga ikut makin semangat mengajarinya. Lalu pelajaran naik sepedapun dimulai.

[caption caption="Saat Tayo pertama kali mencoba sepeda baru miliknya"]

[/caption]

Awalnya suami saya mencoba mengajari dengan menggunakan metode jaman kami masih kecil dulu yaitu dengan cara langsung melepas roda pembantu dan memegangi sadel sepeda dari belakang kemudian melepasnya pelan-pelan saat Tayo mulai bisa mengayuh dengan seimbang. Tapi ternyata cara ini tidak berhasil. Justru Tayo malah jadi ketakutan karena saat pertama mencoba metode ini dia langsung jatuh. 

Tapi sebagai orangtua kami tidak pantang menyerah. Metode pertama gagal, kamipun mencoba metode kedua. Ini adalah teknik yang biasa dipakai oleh sebuah klub belajar bersepeda di Amerika Serikat. Kami mengetahuinya karena membaca di internet. Tekniknya adalah dengan cara belajar naik sepeda tanpa pedal terlebih dahulu. Begini step by stepnya : 

  • Lepas roda pembantu dan pedal sepeda, kemudian suruh anak menaiki sepeda tanpa pedal
  • Biarkan kaki anak menjejak tanah/aspal untuk belajar keseimbangan di atas sepeda
  • Lakukan sampai ia percaya diri, nyaman, dan menguasai keseimbangan
  • Tahap berikutnya, saat sepeda berjalan, minta anak untuk sesekali mengangkat kedua kaki dari aspal sampai ia menguasai keseimbangan di atas sepeda yang berjalan 
  • Jika ia sudah bisa menguasai keseimbangan mulai ajarkan untuk mengayuh sepeda dengan menggunakan pedal 
  • Posisi terbaik sebelum mulai mengayuh: naiki sepeda, kaki kiri menjejak aspal, kaki kanan di atas pedal dengan posisi pedal di atas. Dengan begitu, saat anak mulai mengayuh, pedal kanan yang dikayuh lebih dulu, kaki kiri naik ke pedal kiri pada momen yang tepat
  • Mengayuh pedal pertama kali akan lebih mudah bila dipegangi oleh orang tua
  • Cara orang tua memegangi anak saat belajar mengayuh sepeda, juga sama seperti menuntun sepeda. Satu tangan untuk membantu "menyetir" sepeda dan tangan lain memegang sadel untuk membantu menyeimbangkan anak dan sepedanya
  • Setelah beberapa lama latihan mulailah mengurangi bantuan. Lepaskan pegangan tangan orang tua pada stang. Minta anak untuk menyetir sepedanya dan orang tua cukup memegangi sadel sepeda
  • Saat anak sudah bisa mengayuh dengan seimbang tanpa oleng, lepaskan pegangan pada sadel sepeda sehingga anak bisa mengendarai sepeda sendiri 
  • Jangan lupa ajarkan pada anak untuk menggunakan rem dengan benar 

Ternyata dengan menerapkan metode ini, setelah berlatih beberapa kali akhirnya Tayo bisa juga naik sepeda roda dua. Dia tampak begitu senang dan bangga dengan kesuksesannya tersebut. Iya lho..ternyata bersepeda itu juga bagus untuk perkembangan jiwa anak. Karena anak jadi merasa makin percaya diri ketika ia punya pengalaman sukses dalam menaklukkan ketakutannya naik sepeda. Belajar bersepeda juga mengajarkan pada anak untuk tidak mudah putus asa. Saat terjatuh atau gagal harus terus dicoba dengan berlatih dan akhirnya berhasil juga kan? 

Bersepeda juga mengajarkan pada Tayo untuk tumbuh jadi pribadi yang cinta lingkungan, karena dengan kebiasaan bersepeda maka lingkungan jadi bebas dari polusi. Selain itu bersepeda juga bisa jadi modal yang sangat penting bagi Tayo untuk bersosialisasi dan berinteraksi dengan teman-temannya. Biasanya kalau sudah bisa naik sepeda anak-anak akan sering berkumpul untuk naik sepeda bersama-sama. Atau saat ada karnaval sepeda, Tayo juga bisa ikut berpartisipasi dengan menghias sepedanya. Menyenangkan sekalikan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun