Mohon tunggu...
arifah wulansari
arifah wulansari Mohon Tunggu... Administrasi - lifestyle blogger

Menulis untuk belajar. Kunjungi blog saya di www.arifahwulansari.com

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Momentum Mahakam, Secercah Harapan Menuju Kedaulatan Energi

16 Mei 2015   06:08 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:56 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Blok Mahakam adalah blok yang telah berproduksi selama 47 tahun dan hingga saat ini masih rutin menyemburkan minyak dan gas. Fakta ini menunjukkan bahwa sudah tidak ada lagi resiko fase eksplorasi yang harus ditanggung oleh Pertamina, misalkan ada resikonya sangat kecil. Resiko keuangan yang ditanggung kontraktor KKS migas biasanya terjadi pada tahap eksplorasi dan umumnya tidak terjadi pada tahap eksploitasi/produksi. Sehingga jika Blok Mahakam ini diibaratkan sawah maka bisa dikatakan sudah memasuki masa panen. Dengan diserahkannya pengelolaan Blok Mahakam kepada Pertamina maka dari sisi pendapatan keuntungannya tidak akan ada lagi yang lari ke luar negeri. Produksi migas yang dihasilkan juga dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan domestik. Disini negara dan rakyatlah yang akan semakin diuntungkan.

Keterlibatan Berbagai Pihak dalam eksplorasi Blok Mahakam di Tahun 2018

Area Blok Mahakam merupakan wilayah tambang yang potensial. Pemerintah berharap di masa mendatang dapat dilakukan eksplorasi tambahan di Blok Mahakam untuk menemukan cadangan minyak dan gas baru. Diprediksikan bahwa dana yang dibutuhkan untuk melakukan eksplorasi tambahan ini bisa mencapai ratusan triliun rupiah dan kegiatan eksplorasi ini belum tentu berhasil. Itulah sebabnya dibutuhkan investor untuk membantu pemerintah dalam rangka meningkatkan cadangan gas di Blok Mahakam. Setelah masa berakhirnya kontrak PSC dengan Total dan Inpex, pemerintah memang masih bisa memberi kesempatan pada Total dan Inpex untuk turut membantu Pertamina dalam pengelolaan Blok Mahakam, namun semestinya hanya sebagai pemilik saham minoritas. Itupun dengan sistem business to business yaitu pihak asing harus membayar tunai nilai saham yang dibeli dari Pertamina.

Pemerintah juga diharapkan dapat memberi kesempatan kepada daerah penghasil yaitu Kalimantan Timur untuk memperoleh hak turut serta mengelola Blok Mahakam dengan mengikutsertakan Perusahaan Daerah untuk memiliki saham di Blok Mahakam dengan prosentase minimal 10%. Hal ini sesuai dengan PP No.34 Tahun 2005. Dengan melibatkan daerah harapannya daerah tidak lagi sekedar jadi penonton, namun juga ikut mengelola demi kesejahteraan dan kemajuan daerahnya sehingga tidak ada lagi cerita kutukan sumber daya alam di daerah penghasil migas. Yang harus diwaspadai juga adalah jangan sampai daerah dimanfaatkan atau ditunggangi oleh pihak swasta untuk memperoleh keuntungan. Jangan sampai terjadi manipulasi pada saat saham sudah didapatkan, bagi hasilnya justru lebih banyak dinikmati oleh swasta ketimbang oleh BUMD.

Momentum Mahakam, Secercah Harapan Menuju Kedaulatan Energi

Sebagai masyarakat kita patut bersyukur dengan keputusan yang telah diambil oleh pemerintah ini. Dengan diserahkannya Pengelolaan Blok Mahakam kepada Pertamina telah memberikan secercah harapan bagi Indonesia dalam rangka menuju kedaulatan energi. Kedaulatan energi adalah hak setiap negara dan bangsa, dengan cara mempertegas kemandiriannya dalam menentukan arah, strategi dan kebijakan pengelolaan energi untuk kebutuhan bangsa sendiri dan tidak bergantung dengan pihak asing.

Harapannya ke depan nanti akan semakin banyak tambang penghasil migas nusantara yang pengelolaannya diserahkan pada Pertamina setelah masa kontraknya dengan KKKS asing habis. Pertamina juga harus bisa meyakinkan publik bahwa perusahaannya bersih dan bebas korupsi sehingga pengelolaan migas dapat benar-benar dimanfaatkan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

Indonesia sudah sepatutnya mencontoh negara lain seperti Kanada yang mana hampir 80% BUMN migasnya mengontrol pengelolaan produksi migas nasional. Di China, BUMN dan perusahaan migas swasta nasional menguasai 95 persen kegiatan usaha hulu migas. Di Meksiko, Pemex merupakan satu-satunya operator perusahaan migas di negaranya.  Untuk itu, Indonesia harus punya kebijakan energi yang jelas dan berpihak pada kepentingan nasional.

Harus diakui bahwa langkah menuju kedaulatan energi di Indonesia masih sangat panjang. Ladang migas lain yang sudah terlanjur dikontrakkan dengan KKKS asing tidak bisa diambil alih begitu saja. Namun pemerintah juga tidak bisa jika hanya berdiam diri sambil menunggu masa kontrak tersebut habis. Upaya untuk meningkatkan kemampuan BUMN dalam mengelola migas harus dilakukan sejak dari sekarang sehingga saat masa kontrak dengan pihak asing habis Indonesia sudah siap dan mampu melanjutkannya tanpa tergantung lagi pada pihak asing.

Disisi lain kita juga harus sadar bahwa sebenarnya cadangan migas kita saat ini juga sudah semakin menipis akibat eksploitasi yang telah dilakukan selama berpuluh-puluh tahun. Menurut data dikatakan bahwa cadangan minyak Indonesia hanya cukup untuk  masa 12 tahun ke depan. Sementara kini Indonesia berada dalam kondisi ketergantungan pada energi fosil (batubata dan migas) yang masih cukup tinggi. Selain itu Indonesia juga dihadapkan dengan permasalahan subsidi energi yang meningkat, energi sebagai komoditas ekspor dan ketahanan energi yang semakin rentan. Untuk menutup kekurangan kebutuhan BBM dari konsumsi 1,4 juta barel per hari, dikabarkan bahwa Indonesia masih perlu impor per harinya sebesar 700 juta barel. Kondisi ini mencerminkan bahwa masalah krisis energi yang menunggu kita di depan sana tidak bisa dipandang sebelah mata, karena ketahanan energi nasional akan berpengaruh pada ketahanan ekonomi nasional yang merupakan bagian dari ketahanan nasional bangsa kita.

Ketahanan Energi adalah suatu kondisi terjaminnya ketersediaan energi, akses masyarakat terhadap energi pada harga yang terjangkau dalam jangka panjang dan tidak terpengaruh oleh gejolak regional maupun internasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun