Yang namanya rafting, nggak seru kalau badan tetap kering. Jika masih kering hukumnya wajib untuk disiram. Ada 1 kelompok yang hobi banget kalau di suruh nyiramin orang. Mereka adalah kelompok yang isinya cowok-cowok bernama dedi, radit, andrew, ucan, dan rizky. Nggak cuma kelompok kami saja yang jadi sasaran keusilan mereka, tapi kelompok bule-bule, turis korea dan ABG lokalpun nggak luput jadi korban kejahilan mereka. Hmmm....tentunya kelompok kami nggak tinggal diam saja menerima serangan dari mereka. Pembalasan harus dilakukan supaya mereka juga merasakan hal yang setimpal. Akhirnya perangpun tak dapat dihindari, jadilah kami saling serang dan saling siram dengan menggunakan senjata dayung masing-masing. Bahkan kuping saya sempat budeg sebelah lantaran kemasukan air gara-gara perang tersebut.
[caption id="attachment_348065" align="aligncenter" width="559" caption="Ini kelompok rafting yang seneng banget nyiramin orang (foto pinjam koleksi Pak Syukri)"]
Setelah berpetualang di derasnya arus sungai ayung selama hampir 2 jam sampai juga kami di river landing point. Kami segera turun dari perahu karet dan menepi ke daratan. Melepaskan life jacket dan helm serta meletakkannya pada tempat yang sudah disediakan. Hawa dingin makin terasa menusuk kulit karena baju kami sudah basah kuyup semua. Kami segera dibimbing oleh pemandu untuk kembali ke Ubud Adventure Centre yang kali ini cukup ditempuh dengan berjalan kaki saja. Namun itu juga bukan hal yang mudah dilakukan. Kami harus kembali mendaki ratusan anak tangga untuk bisa sampai kesana. Mungkin kalau saat turun tadi ada 300-an anak tangga yang kami lalui, maka saat ini masih ada sekitar 200-an anak tangga lagi. And you know what, my legs ached for 3 days after!
Sampai di Ubud Adventure Centre sayapun segera mandi dan berganti pakaian. Tempat mandinya bersih banget, ada shower air panas, sabun, handuk bersih, hairdryer semua sudah disediakan. Sayang toilet yang disediakan pake standar eropa banget. Cuma disediain tisu doang, nggak ada kran airnya...uuugghhh. Bule-bulenya juga cuek-cuek, pada buka baju sembarang tempat. Untung saja ruang ganti cowok-cewek dipisah dan tertutup rapat.
Usai membersihkan diri dan berganti pakaian bersih, kami segera naik ke lantai atas. Disana sudah disediakan makanan dan minuman coffe break yang sangat lezat. Tempatnya juga nyaman banget, jadi betah berlama-lama istirahat dan makan-makan disana. Setelah dirasa cukup, Asri sang tour guide memberi komando agar kami semua segera masuk ke dalam bus karena kami akan melanjutkan perjalanan mengunjungi Puri Paliatan. Saya sempat mampir lihat foto-foto rafting dan membelinya. Harganya lumayan yaitu Rp.122.000,- untuk 1 lembar foto ukuran 10 R saja.
Well, ternyata memang seru dan menyenangkan banget rafting di Bali Adventure. Its incredibly rafting adventure and not too frightening river. Cocok bangetlah buat pemula seperti saya. Pantas aja kalau perusahaan ini berani klaim bahwa mereka adalah perusahaan rafting dengan kelas bintang 5 di Bali dan memasang tarif rafting dengan harga yang cukup tinggi.
Hmm...sebenarnya saya mau juga sih kasih nilai bintang 5, tapi berhubung kaki saya jadi gempor karena harus naik turun anak tangga yang jumlahnya ratusan itu maka bintangnya saya kurangin 1 ya...jadi 4 bintang saja:)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H