Belajar merupakan proses perubahan perilaku sebagai akibat dari pengalaman yang telah dilakukannya. Menurut Moh. Surya (1981:32) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh Individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Dalam usaha memperoleh suatu perubahan tingkah laku tersebut tentunya diperlukan sebuah motivasi.
Motivasi dalam belajar merupakan segenap daya penggerak dalam diri yang memunculkan kegiatan belajar yang memastikan keberlangsungan dari kegiatan belajar. Terdapat 2 macam motivasi belajar, yakni internal dan eksternal. Motivasi internal adalah motivasi yang berasal dari dalam diri peserta didik sedangkan motivasi eksternal adalah motivasi yang berasal dari luar diri siswa.
Riset menyebutkan bahwa ada atau tidaknya motivasi belajar memengaruhi keberhasilan belajar peserta didik. Salah satu riset tersebut ialah riset yang dilakukan oleh Zainudin (2022) yang menunjukkan bahwa motivasi sangat penting karena dapat membantu siswa saat mengalami kejenuhan sehingga dengan adanya motivasi, siswa akan bersemangat dan motivasi tersebut berhubungan dengan keberhasilan belajar. Keberhasilan belajar siswa akan tercapai apabila pada diri siswa terdapat kemauan dan dorongan untuk belajar. Kemauan dan dorongan untuk belajar tersebut membuat peserta didik mampu mencapai tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan.
Faktanya, dewasa ini tidak jarang kita temui di beberapa sekolah siswa yang kurang memiliki motivasi belajar. Hal tersebut dapat kita amati dari reaksi peserta didik pada saat proses pembelajaran. Peserta didik yang kurang motivasi biasanya memiliki antusias yang rendah terhadap pembelajaran, kurang memperhatikan guru ketika menerangkan, suka menunda atau bahkan enggan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
Dalam kegiatan pembelajaran, unsur vital selain siswa adalah guru sehingga tak dapat dipungkiri untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan, guru juga harus ikut andil menangani hal tersebut sehingga menumbuhkan dan meningkatkan motivasi belajar peserta didik juga merupakan tanggung jawab guru, salah satunya adalah guru bimbingan dan konseling. Guru BK berperan sebagai seseorang dengan rangkaian untuk membantu mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi peserta didik dalam belajar, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, dan lingkungan kerja sehingga dapat disimpulkan bahwa peran guru BK juga dibutuhkan dalam mengatasi atau mencegah kurangnya motivasi belajar siswa dengan melaksanakan kegiatan BK.
Guru BK dapat melakukan upaya peningkatan motivasi belajar peserta didik melalui berbagai layanan BK yang ada, seperti layanan dasar, informasi, atau bahkan responsif jika diperlukan melalui strategi-strategi seperti bimbingan klasikal, bimbingan kelompok, bimbingan belajar, dan lain-lain. Dalam pelaksanaan upaya peningkatan tersebut tentunya juga diperlukan kerja sama antara guru BK dengan pihak sekolah lain, seperti guru mata pelajaran atau wali kelas. Secara lebih jelas upaya tersebut dapat dilakukan melalui beberapa hal, sebagai berikut:
1. Menanamkan arti pentingnya belajar pada peserta didik
Belajar mempunyai arti penting dalam kehidupan. Namun, tidak semua peserta didik mengerti pentingnya belajar. Guru BK berperan penting dalam menanamkan arti pentingnya belajar tersebut. Guru BK dapat memberikan layanan dasar strategi bimbingan klasikal atau bimbingan kelompok mengenai materi-materi arti pentingnya belajar di kelas yang diampunya. Selain itu, guru BK juga dapat mengomunikasikan rencana tersebut kepada wali kelas dan guru mata pelajaran agar mereka ikut memberikan peserta didik pemahaman mengenai arti pentingnya belajar ketika memasuki kelas.
2. Meningkatkan atribusi peserta didik
Setiap anak tentunya memiliki atribusi, seperti mengapa teman saya berhasil sedangkan saya tidak, mengapa nilai saya rendah, dan lain sebagainya. Dari atribusi peserta didik, guru BK dapat menggunakan layanan dasar BK melalui strategi bimbingan klasikal terhadap peserta didik agar peserta didik mampu mengembangkan atribusinya. Kelemahan strategi tersebut adalah guru BK kurang dapat mengukur keefektifannya. Namun, guru BK dapat mencari informasi tiap semesternya mengenai hal ini pada wali kelas atau guru mata pelajaran.