Lalu, bagaimana dengan islam yang rahmatan lil alamin dan menyeluruh?
Untuk mengatasi tiga hal tersebut, berikut islam memberikan solusinya
1. Amarah
Jika penyebab kemarahan karena adanya ketidaksesuaian harapan dan kenyataan, sehingga bagi orang stoik cara untuk mengatasi kemarahan tersebut adalah dengan mengurangi harapan, maka bagi muslim cara mengatasi kemarahan adalah dengan menyeimbangkan antara harapan dan rasa takut.
Bahkan untuk mencegahnya adalah dengan menanamkan dalam pikiran bahwa jika berharap kepada makhluk harus siap kecewa, namun tidak dengan sebaliknya, yaitu berharap kepada pencipta pasti tak akan kecewa. Jika seseorang mampu melakukan hal ini (menaruh harap yang banyak hanya pada pncipyta) maka tak akan tersisa rasa kecewa dan tentu hidup akan tenang bahagia.
2. Mengutuk kenyataaan
jika hal tersebut terjadi karena seseorang belum bisa membedakan mana hal yang bisa diubah dan mana yang dapat diubah, maka dalam islam sudah ditegaskan bahwa takdir ada dua yaitu takdir yang dapat diubah (mualaq) dan takdir yang tak dapat diubah (mubram). Sehingga diri akan tenang dalam menjalani kehidupan.
3. Â Kehilangan perspektif
Jika bagi orang stoik cara agar tidak panik dan stress dalam menghadapi masalah yaitu harus punya jarak dengan suatu masalah, karena masalah yang ada tidak lebih besar dengan kehidupan kita. Maka dalam islam menawarkan naik level bagi yang berhasil melewati suatu permasalahan. Sehingga dalam menghadapi masalah malah bersemangat.
Bukan menghindarinya namun menghadapinya dengan panduan-panduan yang sudah ada. Berusaha menghadapi masalah, kemudian berdoa dan menyerahkan semuanya kepada pencipta. Dengan begitu hidup akan tenang.
Stoikisme dan islam, sama-sama menawarkan solusi untuk ketenangan dan kebahagiaan hidup. Namun islam memberikan solusi dari setiap permasalahan kehidupan dengan lebih rinci lebih solutif dibandingkan dengan lainnya. Dengan islam, ketenangan dan kebahagiaan hidup amat mudah dicapai. Â