Menurut Boediono, dalam menentukan parah tidaknya inflasi sangatlah relatif. Karena kita tidak dapat menentukan parah tidaknya inflasi hanya dari sudut inflasi saja, tanpa mempertimbangkan siapa yang menanggung beban atau siapa yang memperoleh keuntungan dari inflasi tersebut. Karena dimisalkan laju inflasi adalah 20% (inflasi sedang) dan semuanya berasal dari kenaikan harga dari barang-barang yang dibeli oleh golongan berpenghasilan rendah, maka seharusnya kita tidak menamai sebagai inflasi sedang, melainkan inflasi parah.
Oleh: Arifah Khairrani/ Mahasiswa S1
Pendidikan Ekonomi 2018,
Universitas Negeri Jakarta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H