Mohon tunggu...
Arifah Khairrani
Arifah Khairrani Mohon Tunggu... Lainnya - Nama panggilan saya arifah/ipah saya lahir di jakarta 25 july 2000. memiliki interest dalam self improving, ekonomi, dan buku.

Assalamualaikum,wr.wb, Haloo! nama panggilan saya arifah/ipah saya lahir di jakarta 25 july 2000. memiliki interest dalam self improving, ekonomi, dan buku. saat ini saya Mahasiswi universitas negeri jakarta, fakultas ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengapa Inflasi? Seberapa Parah Inflasi Dapat Terjadi?

23 Desember 2020   12:46 Diperbarui: 23 Desember 2020   12:52 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Inflasi merupakan salah satu peristiwa moneter penting dan biasa terjadi hampir di seluruh negara. Bahkan pada tahun 1974 di dalam buku 'Inflation in the World Economy',  disebutkan sudah terjadi konferensi di University of  Manchester  mengenai inflasi. Menurut Boediono, inflasi bukanlah semata-mata masalah ekonomi, tetapi sosio-ekonomi-politis.

Sering kali kita mempertanyakan mengapa pemerintah tetap melakukan pencetakan uang meskipun mereka tahu bahwa tindakan ini akan mengakibatkan terjadinya inflasi, maka disini lah bidang sosial-politik menjadi jawabannya. Bisa jadi karena pemerintah membutuhkan uang untuk operasi keamanan negara, terjadinya pertarungan politik di antara golongan-golongan politik dalam negeri, pemerintah yang tidak mampu menghadapi tuntutan politik golongan tertentu yang menghendaki bagian dari anggaran belanja negara yang lebih banyak dari apa yang biasanya disediakan dari sumber-sumber penerimaan negara, atau karena desakan-desakan golongan masyarakat tertentu untuk memperoleh kredit murah sehingga jumlah kredit yang harus disediakan melebihi jumlah yang dapat menjamin kestabilan harga. Artinya, dengan contoh-contoh tersebut, dibutuhkan penyelesaian politis terlebih dahulu.

Secara ekonomi obyektif, terdapat tiga kelompok teori mengenai inflasi di dunia yang disorot dari aspek-aspek tertentu. Pertama, teori kuantitas. Teori yang paling tua mengenai inflasi ini berpendapat bahwa inflasi hanya terjadi bila terdapat penambahan volume uang yang beredar, dan penambahan jumlah uang merupakan bahan bakar inflasi. Kedua, teori keynes. Sangat berbeda dengan teori kuantitas, teori ini berpendapat bahwa inflasi terjadi karena suatu masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuan ekonomi mereka sehingga terjadi perebutan dan permintaan masyarakat akan barang-barang tersebut selalu melebihi jumlah barang-barang yang tersedia (inflation gap).

Keterbatasan jumlah persediaan barang (penawaran agregat) ini terjadi karena dalam jangka pendek kapasitas produksi tidak dapat dikembangkan untuk mengimbangi kenaikan permintaan agregat (Dan, 1999). Terakhir, teori strukturalis. Teori ini diambil berdasarkan pelajaran dari inflasi yang terjadi di negara-negara Amerika Latin. Menurut teori ini terdapat dua penyebab utama timbulnya inflasi, yaitu nilai ekspor yang tumbuh

secara lamban dibanding sektor lain dan pertumbuhan produksi bahan makanan yang lamban dibandingkan pertambahan penduduk dan penghasilan per kapita.  Di Indonesia sendiri, biasanya inflasi disebabkan oleh tingginya peredaran uang, meningkatnya biaya produksi,  dan menigkatnya  permintaan. Pada saat peredaran uang sedang lebih tinggi dari apa yang dibutuhkan atau uang beredar meningkat dua kali lipat, sedangkan jumlah barang tetap pada saat ini lah pedagang akan menaikkan harga dan jika terjadi terus menerus akan menyebabkan inflasi (demand inflation). Penyebab lainnya ialah bisa jadi dikarenakan naiknya biaya produksi yang ada pada suatu produk, diakibatkan karena mengikuti kondisi peningkatan harga dari bahan baku atau upah tenaga kerja (cost pull inflation).

Penyebab ketiga terjadinya inflasi adalah terjadinya lonjakan terhadap permintaan jenis barang atau jasa tertentu yang terjadi secara menyeluruh.  Selain disebabkan oleh Inflasi yang berasal dari dalam negeri (domestic inflation), Inflasi juga bisa berasal dari luar negeri (imported inflation). Inflasi yang berasal dari luar negeri ialah inflasi yang timbul dikarenakan negara-negara langganan berdagang kita mengalami kenaikan harga-harga/inflasi. Kenaikan harga barang yang kita impor, secara tidak langsung mengakibatkan kenaikan indeks biaya hidup kita, karena sebagian dari barang yang tercakup di dalamnya berasal dari impor. Selain indeks biaya hidup, indeks harga harga melalui kenaikan biaya produksi juga akan mengalami kenaikan dan kemudia harga jual, sehingga secara tidak langsung terjadi kenaikan harga di dalam negeri.

Untuk mengukur seberapa parahnya inflasi dapat terjadi, digolongkan menjadi 4 macam :

1. Inflasi Ringan
Kondisi ini masih sangat mudah untuk dikendalikan dikarena kan belum mengganggu perekonomian dari negara. Besaran inflasi yang tergolong ringan di bawah 10% per tahun.

2. Inflasi Sedang
Pada  kondisi ini kenaikan harga  dapat menurunkan kesejahteraan dari masyarakat yang memiliki penghasilan tetap namun belum sampai membahayakan perekonomian negara.Terjadinya inflasi ini berada di kisaran 10% -- 30% per tahun.

3. Inflasi Berat
Kondisi ini dapat mengakibatkan kekacauan perekonomian di suatu negara. Kondisi ini mengalami kenaikan mulai dari 30% hingga mencapai 100% per tahunnya. Inflasi berat merupakan kondisi di mana masyarakat tidak mau menabung karena bunga tabungan jauh lebih rendah daripada nilai inflasi. Pada saat ini masyarakat juga memilih untuk menyimpan barang dibandingkan melakukan jual beli.

4. Inflasi Sangat Berat
Pada kondisi ini perekonomian dari suatu negara mengalami kekacauan yang sangat parah. Hal itu hingga mengakibatkan sangat sulitnya upaya untuk mengendalikan kondisi ini. Inflasi ini berada di kisaran 100% ke atas per tahun.                                           

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun