Mohon tunggu...
Arifah Khairrani
Arifah Khairrani Mohon Tunggu... Lainnya - Nama panggilan saya arifah/ipah saya lahir di jakarta 25 july 2000. memiliki interest dalam self improving, ekonomi, dan buku.

Assalamualaikum,wr.wb, Haloo! nama panggilan saya arifah/ipah saya lahir di jakarta 25 july 2000. memiliki interest dalam self improving, ekonomi, dan buku. saat ini saya Mahasiswi universitas negeri jakarta, fakultas ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Indonesia Mengalami Eksternalitas Positif Selama Covid-19, Mau Tahu?

17 April 2020   10:56 Diperbarui: 17 April 2020   17:59 2509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada 31 Desember 2019, kasus yang menunjukkan gejala semacam pneumonia dilaporkan pertama kalinya di Wuhan, provinsi Hubei, Cina. 

Kasus ini terus bertambah parah, hingga akhirnya China CDC (Center Dissease Control) melaporkan adanya jenis baru dari virus corona yang merupakan penyebab dari wabah ini. Penyakit jenis baru ini pun disebut sebagai virus corona 2019 (COVID-19). 

COVID-19 disebabkan oleh SARS-COV2 yang termasuk dalam keluarga besar coronavirus yang sama dengan penyebab SARS pada tahun 2003, hanya berbeda jenis virusnya. Gejalanya mirip dengan SARS, namun angka kematian SARS (9,6%) lebih tinggi dibanding COVID-19 (saat ini kurang dari 7%). 

Dikutip dari BBC, jumlah kasus COVID-19 jauh lebih banyak dibanding SARS. Pada saat itu SARS diperkirakan merugikan ekonomi global lebih dari 30 dollar miliar AS, sedangkan ekonom menyebutkan bahwa dampak virus corona baru ini dapat menyebabkan kerugian yang lebih besar. Kegagalan-kegagalan ekonomi yang terjadi ini diakibatkan virus corona seolah-olah seperti barang publik, yang memiliki supply, tanpa ada demand (permintaan).

Pada 11 maret 2020 World Health Organization (WHO) mengumumkan, COVID-19 sebagai pandemi global setelah melihat bahwa dengan cepat COVID-19 menularkan hingga ke seluruh dunia dan terjadi peningkatan jumlah kasus di beberapa daerah yang sudah terinfeksi. Menurut situs WHO, pada 17 April 2020, dilaporkan 1.995.983 kasus COVID-19 pada lebih dari 100 negara di seluruh dunia, mayoritas terjadi di kawasan Eropa dan Amerika.

Di Indonesia sendiri, sudah lebih dari sebulan sejak presiden jokowi  secara resmi mengumumkan kasus pertama virus corona. Setelah kasus pertama dan kedua ditemukan positif, pemerintah terus melakukan pengembangan pada orang-orang yang pernah melakukan kontak fisik dengan ibu dan anak tersebut. 

Hingga 16 April 2020, terdapat 5.516 kasus di Indonesia dengan jumlah kematian 496 kasus meninggal dunia dan 548 kasus berhasil sembuh. Meskipun pada hari-hari sebelumnya angka kematian lebih tinggi, justru sekarang berbalik arah. Ini menunjukkan bahwa penanganan virus corona ini mengalami peningkatan.

Terjadinya pandemi akibat wabah COVID-19 ini menghasilkan eksternalitas. Eksternalitas sendiri ialah biaya atau manfaat yang didapatkan oleh pihak ketiga yang tidak dapat memilih untuk mendapatkan atau tidak dampak tersebut, yang dapat berupa eksternalitas negatif dan eksternalitas positif (pecuniary). Berikut dua eksternalitas positif yang sudah kita dapatkan selama berlangsungnya pandemi:

1. Berkurangnya volume sampah

Di Ibukota, penurunan volume sampah terlihat jelas sejak hari pertama di berlakukannya Work From Home (WFH) pada 16 Maret 2020. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta mencatat bahwa rata-rata tonase sampah dari Jakarta menuju TPS Bantargebang berkurang 620 ton per hari. 

Kepala DLH DKI Jakarta, Andono Warih menyatakan, "Penurunan itu jika dibandingkan dengan data rata-rata harian periode 1-15 Maret 2020 sebelum penerapan WFH, dengan rata-rata tonase sampah 16-31 Maret 2020 setelah penerapan WFH," jelas dia, dalam keterangan pers di Jakarta, Rabu (8/4) dikutip dari Antara. Yang mana rata-rata tonase sampah periode 1-15 Maret 2020 berada di angka 9.346 ton per hari. 

Penurunan sampah DKI Jakarta pun terus terjadi sejak diberlakukannya PSBB. "Ada penurunan tonase sampah lagi dari 10 - 14 April, rata-rata beratnya 7.686 ton per hari," kata Andono saat dikonfirmasi, Jakarta, Rabu (15/4) dikutip dari MediaIndonesia. Maka dapat kita simpulkan bahwa sejak diberlakukannya PSBB, rata-rata volume jumlah sampah yang berkurang menjadi lebih besar, yaitu 1.040 ton.

Berkurangnya volume sampah juga terjadi di beberapa daerah. Kepala DLH Yogyakarta, Suyana melalui suarajogja.id menjelaskan bahwa terjadi penurunan volume sekitar 25%. DLH Kabupate Serang juga mencatat adanya penurunan volume sekitar 15-20%, menurutnya hal ini terjadi karena diliburkannya anak sekolah dan diberlakukannya WFH. Kebijakan WFH juga berpengaruh pada daerah Cianjur, Kepala Pengelolaan Sampah dan Limbah DLH Cianjur melalui MediaIndonesia mengatakan bahwa volume sampah yang tercatat dibuang ke TPA Pasirsembung sebanyak 2.447 ton atau turun sekitar 500 ton.

2. Kualitas udara yang membaik

Dalam situs resmi Lembaga penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), dijelaskan bahwa ada penurunan partikel halus polutan udara di atas wilayah Indonesia bagian barat saat wabah COVID-19 terjadi.

Dikutip dari situs resmi LAPAN, secara umum ada penurunan partikulat (PM10) pada bulan Maret 2020 dibanding dengan bulan yang sama tahun sebelumnya. Hal ini kemungkinan diakibatkan menurunnya aktifitas manusia, industri dan transportasi tidak saja di wilayah Indonesia tetapi juga di wilayah negara tetangga.

Pabrik-pabrik yang tutup/melakukan pengurangan produksi, aktivitas kendaraan  pribadi maupun umum yang berkurang, membuat polusi udara mereda hingga menampilkan pemandangan langi cerah yang tidak biasa di seluruh indonesia. Sepertinya hal ini pun langsung disadari oleh beberapa warga DKI Jakarta yang terbukti dari tagar #Langitbirujakarta yang sempat trending di platform online twitter.

Oleh: Arifah / Mahasiswa S1 Pendidikan

Ekonomi, Universitas Negeri Jakarta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun