Mohon tunggu...
Imroatul Ngarifah
Imroatul Ngarifah Mohon Tunggu... Lainnya - Be positive thinking

Coretan kecil untuk masa depan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Rindu Tak Berumah || Cerpen

10 Juni 2022   12:25 Diperbarui: 10 Juni 2022   12:55 712
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

Kali ini Areta bertemu dengan Zidan dalam mimpinya. Bersama putri kecilnya, Zidan menghadiri suatu acara di rumah Areta. Kedatangannya membuat Areta sedikit terkejut. Areta menoleh ke kanan dan ke kiri mencari istri Zidan, namun tak ia temukan. Ia mencoba untuk berkomunikasi dengannya, tapi Zidan terlalu jauh, sehingga tak dapat mendengar apa yang Areta katakan.

Kring,,

Suara  alarm pun membangunkannya. Namun ia tak bergegas bangun empuk yang ia pakai masih sangat nyaman, sehingga membuatnya terpikat untuk memejamkan mata kembali. Ia menarik selimut yang mulai menjauhkan diri darinya. Perlahan matanya mulai terpejam kembali. Kemunculan sosok Zidan dalam mimpinya membuatnya terbangun kembali.

“Argh,, apa yang kamu lakukan Zidan sehingga kau masih mengikutiku di dalam dunia mimpi,” lirihnya.

Ia bingung, apa yang membuat Zidan sering muncul dalam mimpinya, padahal ia tidak merasa masih menyukainya. Mungkin kenangan tiga tahun bersamanya enam tahun yang lalu masih terekam manis dalam alam bawah sadarnya.

 Pikirannya mulai melayang dalam dunia lamunan. Wajahnya datar dan penuh kesenduan. “Andai kau di sini Ibu. Aku ingin sekali berbagi cerita dan meminta nasehat-nasehatmu. Aku tidak tahu bagaimana cara menjalani masa-masa dewasaku.”

Ia teringat ketika ia bermanja-manja dengan Ibunya. Meskipun ketika di sekolah maupun di kampus Areta begitu aktif dan mandiri, namun ketika berada di rumah, ia seperti kucing kecil yang selalu ingin dimanja. Ia sering tidur di pangkuan sang ibu. Sesekali tidur sambil memeluk ibunya. Namun, semua itu tinggallah sebuah kenangan, karena sang ibu telah berpamitan menuju surga-Nya.

***

Areta membuka smartphonenya yang baru saja mengedipkan cahaya. Ternyata itu pemberitahuan pesan Whatsapp masuk. Ia bergegas membukanya.

“Areta, sudah punya calon?” Isi pesan Whatsapp dari Gus Fatah, pengasuh pesantren tempat ia menuntut ilmu selain sebagai mahasiswa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun