Wahai yang terkasih,
bagaimana cara mengobati rindu yang tak kunjung meredam.
Bagai api alam yang terus muncul dan membara.
Muara kasih dan sayang,
Memimpikanmu ialah kenikmatan yang begitu besar, namun menambah bara kerinduan.
Andai sejenak saja kau datang, agar aku tidur dipangkuanmu,
menceritakan sedikit tentang hariku.
Susah dan senangku ketika berdiri tegak menyapa kehidupan.
Semua itu tak lain sebenarnya hanya untuk melihat senyummu.
Namun kini senyummu hanya dalam angan, dalam bayangan yang samar-samar.
Pergi menghilang tanpa membawa rangkaian mawar yang belum selesai kupetik durinya.
Muara kasih, tak apa. Jangan pergi dari anganku.
Meski kenangan manis terkadang melukiskan pelangi di mataku.
Pelangi yang ditaburi intan kehangatan.
Namun semua itu memberiku kekuatan untuk tetap bertahan merangkaikan mahkota cahaya untukmu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H