Sleman, 24 Mei 2014. SMA Islam Terpadu Bina Umat Sleman mengadakan ujian microteaching dan fathul kutub bagi kelas 12 SMA. Ujian yang dilakukan untuk menguji kompetensi mengajar dan kafaah syariah siswa kelas 12. Ujian tersebut diadakan setelah siswa usai mengikuti UNAS SMA. Acara yang berlangsung sejak 24 April sampai dengan 25 Mei 2014 itu diikuti 42 siswa. Sebanyak 36 siswa memakai pengantar bahasa arab untuk pelajaran kepesantrenan dan bahasa inggris untuk mengajar pelajaran umum.
Sekolah yang ada di Kecamatan Moyudan Sleman ini memang unik. Sekolah yang berada di pedesaan dengan hamparan persawahan di sekelilingnya ini sangat nyaman buat kegiatan belajar. Meskipun sekolahnya umum (SMP dan SMA) tetapi disana juga diajarkan pelajaran kepesantrenan yang sama porsinya dengan pelajaran umum. Dari selajaran umum semisal fisika, matematika, Biologi sampai aqidah, akhlak, nahwu dan shorof, semanya diajarkan di pesantren ini.
Dengan mengajar (microteaching) maka siswa akan belajar bagaimana mengamalkan dan menularkan ilmunya. Guru adalah manusia paling mulia di dunia ini, ungkap Ust Aminullah Al Wahidi M.Pd.I pembimbing ujian.
Menggali ilmu dari sumbernya langsung adalah keniscayaan bagi seorang ulama, maka kita harus bisa membaca Al-Qur'an dan hadist sebagai referensi utama. Kita berharap bahwa santri bisa mempunyai kemampuan itu setelah lulus ujian fathul kutub, tambah Ust Widi Sumarahati S.Pd kepala sekolah SMA IT Bina Umat.
Ternyata menjadi guru itu tidak semudah yang kita bayangkan, saya banyak belajar tentang kesabaran, tanggung-jawab. Tanggung-jawab moral sebagai guru itu sangat berat, ungkap Lina Manasih siswa asal Moyudan Sleman.
Dipublish di KR tanggal 27 Mei 2014
PJ Arif Agung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H