Saya teringat ketika dahulu masih beranjak duduk di Bangku SD, ketika Bu guru dengan penuh kesabaran mengajarkan saya membaca ketika itu. Saya masih ingat betul ketika itu, kata yang selalu saya salah ucap adalah kata ‘BAHASA’. Kata SA selalu saya ucap setelah kata BA. Sehingga kata yang di ucap bukannya “Bahasa” tetapi “Basaha”. Kemudian, beranjak menuju Sekolah Menengah Pertama (SMP) saya pun masih belajar Bahasa Indonesia. Belakangan, dengan berjalannya waktusaya menyadari bahwa bahasa Indonesia yang di ajarkan di sini ‘melancarkan’ bahasa Indonesia yang di ajarkan di bangku SD dahulu. Kemudian, Beranjak menuju Sekolah Menengah Atas (SMA), saya masih juga belajar bahasa Indonesia. Belakangan, dengan berjalannya waktusaya menyadari bahwa bahasa Indonesia yang di ajarkan di sini ‘menyempurnakan’ bahasa yang saya dahulu di ajarkan oleh guru guru saya di SMP. Kemudian, beranjak kuliah lagi dan lagi saya masih belajar bahasa Indonesia. Tapi belakangan, dengan berjalannya waktusaya menyadari bahwa bahasa Indonesia yang di ajarkan di sini sudah lebih ‘spesifik dan mendalam’, karena materinya mengenai jurusan yang saya ambil, yaitu Ilmu Komputer. Dan tibalah saatnya hari ini, dimana saya sudah bekerja sebagai IT Developer. Bedanya di sini tidak belajar lagi, namun sudah mengimplementasikan Ilmu bahasa Indonesia yang di ajarkan oleh guru guru saya di waktu SD,SMP,SMA dan Kuliah.
Hari ini dalam lingkungan pergaulan dan lingkungan pekerjaan, saya sangat mendapatkan manfaat dari Ilmu bahasa Indonesia yang dahulu pernah di ajarkan kepada saya. Kemudian, saya pun membuat sebuah kesimpulan bahwa dengan bermodal bahasa Indonesia yang baik, saya bisa berkomunikasi dengan teman yang berbeda suku. Dengan bermodal bahasa Indonesia yang baik, saya mempunyai wawasan bisnis yang luas. Dengan bermodal bahasa Indonesia yang baik, saya mengetahui bagaimana tata krama dalam berbahasa. Dengan bermodal bahasa Indonesia yang baik, saya mengetahui budaya berbahasa di sebuah kota tempat saya bekerja sehingga saya lebih berhati hati dalam berucap. Jika dirangkum menjadi satu, maka sebenarnya bahasa Indonesia dapat menyatukan saya dengan berbagai suku, bahasa Indonesia dapat membuat saya berkarakater, bahasa Indonesia dapat membuat saya mempunyai wawasan luas dan bahasa Indonesia dapat membuat saya berbudaya. Begitu dekat bahasa Indonesia dengan kita, sedekat kita dengan keluarga kita sendiri. Hal itu mungkin karena kegiatan berbahasa selalu kita bawa setiap hari. Berikut ini adalah beberapa gambaran seberapa besarnya dampak yang di timbulkan oleh Bahasa Indonesia bagi kita Rakyat Indonesia.
Bahasa Indonesia, Kita yang bersatu.
Waktu saya kuliah di Bandung dulu, bahasa sebagai pemersatu sangat saya rasakan saat itu. Bagaimana tidak ? Sebagai kampus nasional, yang memiliki mahasiswa yang berasal dari sabang sampai merauke. Rasanya saya akan merasa kesulitan jika mereka memakai bahasa daerahnya masing masing. Di Indonesia sendiri lebih dari 1000 suku bangsa dan lebih dari 700 bahasa daerah. Namun saya berfikir bahwa hal ini merupakan kekayaan bagi kita yaitu kekayaaan suku bangsa dan bahasa. Berbicara kedudukan bahasa Indonesia, bahasa Indonesia sendiri dinyatakan kedudukannya sebagai bahasa nasional pada tanggal 28 Oktober 1928 pada hari bersejarah yaitu Sumpah pemuda. Di dalam butir sumpah pemuda di sebutkan bahwa “Kami putra putri Indonesia, menjungjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”. Selain itu di kuatkan pula oleh UUD 1945 pasal 36 yang berbunyi “Bahasa negara ialah Bahasa Indonesia”.
Kemudian, salah satu bukti bahwa bahasa Indonesia menjadi semangat pemersatu bangsa Indonesia adalah ketika presiden soekarno pada pidato HUT Proklamasi 1963 mengatakan "Kita bangsa besar, kita bukan bangsa tempe. Kita tidak akan mengemis, kita tidak akan minta-minta apalagi jika bantuan-bantuan itu diembel-embeli dengan syarat ini syarat itu ! Lebih baik makan gaplek tetapi merdeka, dari pada makan bestik tetapi budak". Mendengar pidato ini siapapun yang mengaku rakyat Indonesia pasti akan tergerak hatinya untuk terus berjuang demi suatu kemerdekaan, bersatu melawan penjajah dari perbudakan. Bahasa yang di gunakan presiden soekarno pada saat itu adalah Bahasa Indonesia. Hal ini membuktikan bahwa bahasa Indonesia dapat mengobarkan semangat persatuan bagi rakyat Indonesia yang berasal dari berbagai suku bangsa, agama, ras, etnis dan lain lain.
Selain dalam bentuk pidato kenegaraan, bahasa Indonesia juga dapat membangkitkan semangat persatuan dalam lirik lirik lagu nasional. Contoh lagu nasional yang dapat membangkitkan rasa persatuan adalah Garuda Pancasila, Maju tak Gentar, Indonesia Tumpah Darahku, Bangun Pemudi Pemuda, Hari Merdeka (17 Agustus 1945) dan masih banyak lagi yang lain-nya. Sebagai contoh di dalam lirik Garuda Pancasila karangan sudharnoto terdapat lirik “Garuda pancasila, Akulah pendukungmu, Patriot proklamasi sedia berkorban untukmu”. Lirik dari lagu nasional tersebut tidak dapat kita sanggah lagi dapat membangkitkan semangat nasionalisme kita sebagai bangsa Indonesia.
Penggunaan bahasa Indonesia dalam mempersatukan bangsa Indonesia, terdapat pula di dalam penyusuanan UUD 1945 dan Pancasila. Dalam hal ini perananan bahasa Indonesia adalah menyamakan persepsi mengenai ideologi, hukum dan peraturan perundang undangan di Indonesia. Seperti kita ketahui bahwa Indonesia mempunuyai lebih dari 1000 suku bangsa dan lebih dari 700 bahasa daerah. Sudah pasti setiap daerah mempunyai perbedaan pandangan mengenai ideologi,hukum dan peraturan masing masing, sesuai dengan adat istiadat yang berlaku di daerahnya masing masing. Namun dengan perbedaan tersebut, lahirlah sebuah ideologi dan hukum yang di sepakati bersama oleh seluruh bangsa Indonesia yaitu UUD 1945 dan Pancasila dimana pembentukan dan penyusunannya memakai bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia, Kita yang berkarakter.
Menurut bahasa, karakter adalah tabiat atau kebiasaan. Sedangkan menurut ahli psikologi, karakter adalah sebuah sistem keyakinan dan kebiasaan yang mengarahkan tindakan seorang individu. Bahasa sangat memiliki peranan dalam terjadinya sebuah konmunikasi antar manusia. Terlepas itu apakah menggunakan bahasa nasional atau bahasa daerah. Bahasa sudah menjadi syarat wajib terjadinya sebuah komunikasi.
Kemudian, apa hubungan antara bahasa dan karakter. Saya mencoba memberikan ilustrasi, di dalam bahasa sunda, kata 'tuang' dan 'dahar' mempunyai makna yang sama yaitu makan. Namun kata 'tuang' biasa di gunakan kepada orang yang lebih tua, namun kata 'dahar' biasa di gunakan kepada orang yang sebaya (teman). Tapi jangan sekali kali kita mengajak orang tua kita makan menggunakan kata 'dahar', karena itu ajakan yang tidak sopan atau sangat kasar. Dari cara kita berbicara tersebut, mungkin orang tua tersebut bisa menilai bahwa karakter orang tersebut sangat kasar terhadap orang tua. Begitu juga dengan logat suku batak, seperti yang kita ketahui bersama bahwa kebanyakan suku batak, jika berbicara selalu dengan nada yang tinggi. Bagi orang yang tidak tahu, maka dia akan mengira bahwa karakter orang tersebut (batak) mempunyai karakter yang kasar. Padahal berbicara keras bukan berarti kasar, hal ini karena logat asli suku batak memang tinggi. Apalagi mereka yang sejak lahir, ada di lingkungan asli batak atau di lingkungan luar namun dengan mayoritas teman-teman dengan logat batak yang kental. Inilah bukti bahwa adanya hubungan bahasa dalam pembentukan karakter suatu bangsa.
Para ahli berpendapat bahwa bahasa Indonesia sendiri berasal dari bahasa Melayu. Menurut, para ahli diantaranya Kunardi berpendapat bahwa alasan mengapa bahasa Melayu diterima sebagai dasar bahasa persatuan, yaitu (1) kedudukannya yang telah berabad-abad sebagai bahasa penghubung antar pulau (2) bentuk bahasanya yang luwes dan mudah dipelajari (3) bahasa Melayu tidak mengenal tingkatan-tingkatan seperti yang terdapat dalam bahasa Jawa, Sunda dan Madura. Jadi ada suasana yang demokratis. Bahasa Melayu yang sendiri digunakan oleh sebagian masyarakat di sekitar pesisir pantai Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, masyarakat melayu di Singapura, Malaysia dan Brunei. Dengan banyaknya Negara yang memakai bahasa melayu sebagai bahasa
Bahasa dapat berkembang dengan adanya perubahan budaya, teknologi dan Ilmu pengetahuan. Hal yang perlu kita jaga adalah walaupun dengan berkembangnya perubahan tersebut kita harus bersifat terbuka namun di lain sisi kita harus waspada terhadap bahasa asing yang dapat merusak karakter bangsa Indonesia. Pengaruh buruk bahasa asing di khawatirkan dapat melunturkan kebanggaan kita dalam berbahasa Indonesia. Jika kita saja tidak bangga berbahasa Indonesia maka, hilanglah karakter Bangsa Indonesia, yang bangga akan bahasanya sendiri. Padahal orang di luar Indonesia banyak sekali yang tertarik belajar bahasa Indonesia. Berdasarkan data dari Kementerian Departemen Pendididikan dan Budaya (Depdikbud). Saat ini bahasa Indonesia juga dipelajari di lebih dari 45 negara di dunia. Di beberapa diantaranya adalah Australia, Jepang, Vietnam, Mesir, dan Italia. Hal ini membuat bahasa Indonesia masuk ke dalam peringkat 10 besar bahasa yang paling banyak digunakan di seluruh dunia. Bahkan beberapa motor di ajang MotoGp menempel beberapa penggalan bahasa Indonesia yaitu motor Yamaha yang di tunggangi oleh Valentino Rossi dengan kalimat ”Yamaha Selalu Di Depan” dan motor Honda yang di tunggangi oleh Dani Pedrosa dengan kalimat “Satu Hati”.
Jadi peran bahasa Indonesia dalam pembentukan karakter suatu bangsa adalah di mana kita sebagai warga negara Indonesia harus menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar, kita harus menjungjung tinggi bahasa Indonesia. Dengan kita mengahargai bahasa kita sendiri, maka bahasa Indonesia pun akan lebih di hormati oleh dunia internasional karena kita sendiri sangat banggga dan menjungjung tinggi hal itu. Tapi berbeda hal, jika kita tidak perduli terhadap bahasa kita sendiri, maka dunia internasional akan menilai bahwa karakter bangsa kita adalah bangsa yang tidak menghargai bahasa negaranya sendiri.
Bahasa Indonesia, Kita yang berwawasan.
Bahasa Indonesia memegang peranan penting dalam pembangunan sumber daya manusia. Karena sumber daya manusia yang berkualitas adalah manusia yang dapat mengikuti perkembangan zamannya di saat itu. Peningkatan kemampuan berbahasa Indonesia tidak hanya di ajarkan di lembaga pendidikan seperti sekolah, kampus dan tempat Les, namun perlu di lakukakan juga di lingkungan rumah dan tempat kita bekerja. Belajar bahasa penting, karena salah satu fungsi belajar bahasa Indonesia adalah meningkatkan keterampilan berbahasa, berfikir, menyimak dan kemampuan memperluas wawasan.
Kemudian, sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, mutu dari bahasa Indonesia harus terus di tingkatkan, salah satunya adalah dengan cepat memberikan padanan kata terhadap istilah istilah asing yang sudah beredar di masyarakat. Sehingga wawasan ke bahasaan kita selalu terbaharui. Di sekeliling kita, harus jujur kita akui bahwa banyak istilah istilah yang di pakai dalam perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi banyak yang sumber dari istilah asing (luar Indonesia). Hal ini perlu kita lakukan, agar masyarakat Indonesia lebih biasa menggunakan bahasa Indonesia daripada bahasa asing tersebut. Jika kita melihat kenyataan di lapangan, secara jujur harus diakui juga, bahwa kata 'download' lebih sering di pakai daripada kata 'unduh', dan kata 'upload' lebih sering di pakai daripada kata 'unggah'. Hal ini karena kita terlambat memberikan padanan kata terhadap 2 kata asing tersebut, sehingga orang lebih nyaman jika menggunakan kata asing tersebut karena sering di ucapkan. Namun ada juga para penuturnya masih dihinggapi rasa rendah diri sehingga mereka merasa lebih keren, berwibawa, terhormat, dan terpelajar jika dalam kegiatan sehari-harinya, baik dalam berbicara maupun menulis, menyelipkan beberapa istilah asing, padahal sudah ada padanannya dalam bahasa Indonesia.
Selain itu juga, pentingnya bahasa dalam peningkatkan wawasan adalah menurut para ahli di bidang pendidikan, pembelajaran bahasa tidak lepas dari belajar membaca,menyimak,menulis, berbicara dan kemampuan bersastra. Aktivitas membaca merupakan awal dari setiap pembelajaran bahasa. Dengan membaca, kita dilatih mengingat, memahami isi bacaan, meneliti kata-kata istilah dan memaknainya. Selain itu, dengan membaca kita juga akan menemukan informasi yang belum kita ketahui. Dengan menyimak, kita dapat mengkomparasikan pengetahuan yang kita baca dengan berbagai hal yang disimak. Dengan menulis, kita dapat merefleksikan hasil bacaan dan pengamatannya. Dengan berbicara, kita bisa bercerita dan mampu mengungkapkan pendapat, dapat membuat sebuah kesimpulan dan dapat mengaktualisasikan pengetahuannya dalam bentuk komunikasi dengan orang lain. Dengan kemampuan bersastra, kita dapat menampilkan nilai estetis dari bahasa, baik lisan maupun tulisan. Hal ini lah yang membuat bahasa Indonesia dapat membuat kita berwawasan. Karena kita memanfaatkan semua panca indra untuk membaca, menyimak, menulis, berbicara dan bersasta. Jika setiap warga negara dapat memahami esensi dari bahasa Indonesia itu sendiri, maka bahasa Indonesia dapat menjadi sebuah wawasan kebangsaan yang dapat mencerdaskan setiap rakyat Indonesia.
Bahasa Indonesia, Kita yang berbudaya
Saya mempunyai cerita menarik, masih ketika saya kuliah di Bandung dulu. Saya mempunyai teman baik dari suku Batak. Orangnya sangat baik kepada siapapun. Kemudian, saat itu saya dan beberapa teman hendak mengajak dia untuk pergi ke salah satu Mall di Bandung yaitu Bandung Indah Plasa (BIP). Kebetulan dia hendak menumpang naik motor bersama saya. Namun, ketika hendak jalan dia bertanya “ dimana kau taru, kau punya sepeda”. Saya pun kaget dan sambil menjawab saya membawa motor ke kampus bukan membawa sepeda. Dia pun tertawa, karena dia sadar bahwa jika di sini penyebutkan kendaraan bermotor adalah motor. Karena jikadi kampungnya, motor itu di sebut sepeda, kereta itu becak dan mobil itu motor. Hal ini membuktikan bahwa bahasa itu bersifat unik dan mempunyai hubungan yang sangat erat dengan budaya masyarakat pemakainya. Namun hal ini juga merupakan salah satu kekayaan budaya akan bahasa di Indonesia. Bukan hanya di Indonesia, di seluruh penjuru dunia pun sama. Hampir setiap negara pasti mempunyai bahasa yang berbeda-beda dan pasti ada ciri khas tersendiri didalamnyakarena tidak semua negara mempunyai bahasa sendiri. Seperti negara tetangga kita Malaysia, mereka biasa berbicara melayu namun sering juga di selipkan beberapa bahasa Inggris. Karena dahulunya, Malaysia adalah bekas jajahan Inggris. Kita cukup bangga walaupun bangsa kita pernah di jajah oleh Belanda dan Inggris, namun bahasa yang kita gunakan sebagai bahasa resmi adalah bahasa Indonesia sehingga kita mempunyai bahasa sendiri, bahasa yang tidak di campur campur dengan bahasa lain. Ya, Walaupun ada beberapa kata yang mengambil dari kata Negara penjajah namun hal itu sudah di padankan dengan bahasa Indonesia. Kita juga beuntung karena sebagai warga negara Indonesia yang mempunyai bahasa dengan ciri khas budaya tersendiri, bahasa yang kita pakai tidak sulit untuk di ucapkan. Walaupun bahasa tersebut tertulis di dalam sebuah kertas, niscaya kita tidak akan mengalami kesulitan dalam pengucapannya. Tidak seperti bahasa Inggris, ketika kita belajar bahasa inggris dan kita menuliskan kalimat “ I Miss You” maka kalimat tersebut harus di ucapkan dengan bunyi “Ai Mis Yu”, sedangkan bahasa Indonesia,apabila kita menuliskan sebuah kalimat “Aku sayang kamu” maka pengucapan tidak akan berubah menjadi “Akyu saiyang kamyu” tapi tetap diucapkan “Aku sayang kamu”, Hal terebut membuktikan bahwa bahasa Indonesia mudah di ucapkan.
Ada pepatah bahasa Melayu yang berbunyi “bahasa menunjukkan budaya suatu bangsa”. Maksudnya antara lain ialah bahwa nilai kesopanan yang terkandung di dalam bahasa itu sering mencerminkan tingginya peradaban dan budaya suatu bangsa, atau tingginya martabat seseorang. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa ada beberapa hal dari bahasa itu yang dapat dipakai untuk menandai maju dan mundurnya kebudayaan suatu bangsa. Ada beberapa ahli bahasa yang mengatakan bahwa bahasa sangat dipengaruhi kebudayaan, sehingga segala hal yang ada dalam kebudayaan akan tercermin di dalam bahasa. Sebaliknya, ada juga yang mengatakan bahwa bahasa sangat dipengaruhi kebudayaan dan cara berpikir manusia atau masyarakat penuturnya. Contohnya, adalah jika kita di hidup di tengah tengah lingkungan yang mempunyai budaya kasar atau tidak mempunyai sopan santun, maka akan keluar dari perkataannya bahasa yang kasar atau bahasa yang tidak mempunyai tata krama. Begitu juga sebaliknya, jika kita hidup di tengah tengah lingkungan yang mempunyai budaya sopan santun atau kita lebih sering menyebutnya ‘Budaya Timur’, maka akan keluar dari perkataannya kata kata yang indah yang mempunyai sopan santun. Itulah mengapa bahasa sangat di pengaruhi oleh budaya itu sendiri. Dengan adanya bahasa Indonesia ini, mari kita jadikan diri kita sendiri menjadi masyarakat yang berbudaya luhur sehingga dapat mengangkat harkat dan martabat bangsa Indonesia di dunia internasional.
Esensi :
Itulah kedekatan bahasa Indonesia dengan kita, harapan saya sebagai putra bangsa Indonesia adalah mari dengan bahasa Indonesia kita jadikan bahasa yang dapat menjadikan kita bersatu, bahasa yang dapat menjadikan kita berwawasan, bahasa yang dapat menjadikan kita berkarakter dan bahasa yang dapat menjadikan kita berbudaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H