Generasi yang kelahiran sekitar tahun 70 an, salah satu guyonannya adalah “Ayo Jumatan di Mekah-Madinah ”.
Itu berarti bahwa Mekah-Madinah adalah suatu tempat yang hanya ada dalam impian anak-anak masa itu.
Di kampung saya , Laweyan-Surakarta, orang-orang yang sudah haji kala itu, bisa dihitung dengan jari. Biasanya para juragan batik. Untuk orang-orang biasa, Mekah dan Madinah hanyalah impian tak terbeli.
Saya tahu, banyak teman-teman yang sudah umroh dan haji, bahkan lebih dari satu kali. Usia mereka jauh dibawah saya. Alhamdulillah, di usia saya dan istri yang sudah setengah abad, dimampukan oleh Allah untuk memenuhi panggilan Allah ke Mekah dan Madinah.
Melakukan ibadah umroh dan ziarah ke makam Rasulullah, solat Arbain di Masjid Nabawi.
Paket umroh yang saya ambil adalah Paket Umroh Maulid Nabi selama 16 hari. Dua hari perjalanan, lima hari di Mekah dan sembilan hari Solat Arbain di Masjid Nabawi.
Bagi saya yang baru pertama kali umroh, adalah pengalaman baru mengenal karakter teman-teman satu rombongan ini. Ada sekitar 80 an jamaah, laki-laki dan perempuan, yang mempunyai karakter beda-beda.
Ada Pak Kyai yang mempunyai Pondok Pesantren , yang membawa jamaah umroh sekitar 40 orang. Sebagai ungkapan rasa terimakasih dari Travel Umroh, Pak Kyai diganjar umroh gratis untuk 4 orang. Istrinya, anaknya,ajudan Pak Kyai, dan Pak Kyai sendiri.
Ada Buya, yang membawa jamaah 15 an orang. Sama seperti Pak Kyai, Buya diganjar umroh gratis untuk 3 orang. Buya sendiri, dan dua istrinya.
Ada empat orang Sales Agent (SA) dari Travel Umroh yang diganjar umroh gratis, karena masing-masing dari SA, minimal membawa lima jamaah.