Mutasi mempunyai banyak arti tergantung konteksnya. Salah satu contoh adalah mutasi pegawai. Yaitu perpindahan pegawai dari satu tempat atau jabatan ke tempat atau jabatan yang baru.
Mutasi pegawai bisa terjadi di wilayah yang sama dengan homebase pegawai, bisa juga diluar homebase pegawai.
Hidup di rantau , jauh dari keluarga, sudah dialami oleh sebagian pegawai Kementerian Keuangan. Karena mereka sudah tanda tangan kontrak siap ditempatkan dimana saja di wilayah Indonesia Raya.
Alkisah, sebut saja namanya Cahyo. Seorang karyawan DJP yang mendapatkan SK mutasi ke Manado.
Kaget dan bingung mewarnai pikiran Cahyo dan keluarganya. Selama ini Cahyo belum pernah berkantor jauh dari keluarga, yang tinggal di sebuah kota kecil di Jawa Tengah.
Dengan berbagai pertimbangan, Cahyo memutuskan untuk berangkat ke Manado sendiri. Anak istrinya dititipkan ke mertuanya.
Cahyo diwanti-diwanti oleh istrinya untuk tidak macam-macam di Manado sana. Istrinya mendapat berbagai masukan mengenai kehidupan di kota Manado yang terkenal dengan gemerlap duniawi .
Sampailah Cahyo di Bandara Sam Ratulangi Manado.
Sudah menjadi tradisi yang baik di tanah rantau, para senior akan menjemput para junior yang baru pertama kali penempatan di Manado.
Cahyo dijemput oleh Eka, senior yang sudah sekitar 4 bulan Ramadhan berpuasa di Manado.
Setelah berbasa-basi sebentar, Eka mengantarkan Cahyo ke tempat kos nya.
Eka mengatakan pada Cahyo untuk beristirahat dulu, karena nanti malam akan ada acara penyambutan bagi pegawai baru.
Sekitar pukul 19.00 WITA, Eka menjemput Cahyo.
"Ayo Yok, acara makan malam." Kata Eka. "Ada restoran yang baru buka di Manado, di kawasan Megamas. Namanya ada wing wing nya gitu lo." Tambah Eka.
"Wah kebetulan belum makan malam nih." Pikir Cahyo sambil membayangkan akan makan lalapan sayap ayam goreng khas Manado yang lezat.
Eka dan Cahyo memasuki bangunan megah di pinggir pantai dengan tulisan besar HOLYWINGS.
Banyak kawula muda laki-laki dan perempuan dengan pakaian yang trendi, semerbak wangi parfum berpadu asap rokok menguar ke ruangan yang temaram ditimpa suara house music yang menyentak gendang telinga, menggemuruh di dada.
Cahyo bingung. Suasana rumah makan kok aneh begini.
Cahyo duduk berbaur dengan senior dan junior yang baru mutasi ke Manado juga. Mereka saling berkenalan.
Perut Cahyo sudah keroncongan. Tiba saatnya memesan makanan. Dibukanya buku menu. Cahyo kaget. Di menu tersebut tidak ada lalapan sayap ayam goreng. Kebanyakan sejenis soju dan sebangsa dengan dwaeji. Menu yang bisa dimakan oleh Cahyo hanya es teh lemon dan cireng.
"Mangan opo tadi, Yok?" Tanyak Eka ketika pulang. "Es teh lemon sama cireng, Mas." Jawab Cahyo. "Wkwkwkwk. Cari nasi goreng pinggir jalan saja yuk. Aku lapar, gak makan babar blas." Ajak Eka.
Bersyukur, setelah bersabar selama lima bulan Ramadhan di Manado, Cahyo sekarang sudah bisa menikmati lalapan wings goreng bersama keluarganya di sebuah kota kecil di Jawa Tengah, sambil nyruput teh ginastel , legi panas kenthel.
Selamat liburan Maulid Nabi Muhammad S A W.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H