Mohon tunggu...
Arif Wibowo
Arif Wibowo Mohon Tunggu... Administrasi - ASN di DJP.

ASN di DJP yang belajar menuliskan hal receh dan konyol sehari-hari.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kemenkeu Mengajar Ternate, Mencoba Menginspirasi "Kids Zaman Now"

27 Oktober 2017   15:28 Diperbarui: 27 Oktober 2017   15:59 1128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perhelatan Kemenkeu Mengajar 2 baru saja usai. Acara yang digelar hari Senin tanggal 23 Oktober 2017, berlangsung serentak di 29 Propinsi, 51 Kota / Kabupaten seluruh Indonesia, 138 Sekolah Dasar, 1.230 rombongan belajar, 36.614 siswa, dan 2.500 an Relawan. Euforianya masih bisa kita lihat dan rasakan di Instagram, Facebook, Youtube, Steller, blog, obrolan grup WA, diskusi di pinggir jalan ( kalo di tengah jalan, ntar ditabrak. )

Di tahun 2016, Kemenkeu Mengajar 1 hadir di 6 kota Indonesia yaitu Banda Aceh, Jakarta, Balikpapan, Makassar, Denpasar dan Sorong. Dengan 600 relawan yang tersebar di 35 Sekolah Dasar.

Lonjakan yang sangat cadas. Saya tidak akan menganalisa mengapa bisa begini begitu, karena sadar diri nggak kompeten blas.

Kemenkeu Mengajar Ternate

Tahun 2017 ini, Kemenkeu Mengajar pertama kali di adakan di Ternate. Yang terpilih sebagai Koordinator Kota adalah Mas Sidiq Gandhi dari Bea Cukai Ternate. Tahun 2106, Mas Sidiq pernah ikut KM 1 di kota Jakarta, sehingga KM Pusat sangat tepat memilih Mas Sidiq sebagai Koordinator Kota KM Ternate.

Menurut keterangan Mas Sidiq, target awal relawan KM Ternate hanya 8 relawan dengan 1 Sekolah Dasar. Ketika di bulan Agustus dibuka Pendaftaran Relawan Panitia, Pengajar, dan Dokumentator, tak disangka ada 50 lebih calon relawan yang mendaftar. Bulan Oktober diumumkan relawan KM Ternate yang diterima 56 orang. Sehingga diputuskan ada 3 Sekolah Dasar yang akan dijadikan tempat para relawan menginspirasi. Yaitu SDN 2 Ternate ( 18 Relawan ), SDN 44 Ternate ( 21 Relawan ), dan SDN 4 Tobelo ( 17 Relawan ). Untuk Tobelo dikomandani Mas Syahroni dari Kantor Pajak Tobelo, di bawah Koordinator Kota KM Ternate.

Yang mengejutkan ternyata banyak relawan yang berasal dari luar Ternate. Bapak Erwin Situmorang ( Kepala Bea Cukai Bandara Soekarno Hatta ), Mas Arif Rahman Hakim ( Kepala Seksi di Kantor Bea Cukai Marunda Jakarta Utara ), Mbak Bernadeta Farida ( Kantor Pajak Klaten ), Mas Dion Antariksa ( Kantor Perbendaharaan Kupang ), Mas Dita Suryadinata ( Kantor Pajak Bitung ), Mbak Effi Maulani ( Kantor Wilayah DJPB Jawa Barat ), Mbak Safianty Anwar ( Kantor Lab. Bea Cukai Jakarta ), Mas Yogi ( KP2KP Labuha ), Mas Wachid ( KP2KP Tidore ), Mas Ryan ( KP2KP Sanana ).

Fasilitator

Pada KM 2 Ternate ini saya diberi kesempatan menjadi Fasilitator di SDN 44 Ternate. Untuk SDN 2 Ternate yang menjadi Fasilitator adalah Mas Sidiq.

Mengapa saya mau menjadi Fasil? Karena saya belum pernah menjadi Fasil. Beberapa kegiatan kerelawanan yang pernah saya ikuti, seperti Kelas Inspirasi Halmahera Selatan, TNT 1000 Guru Malut, TNG 1000 Guru Malut, selalu menjadi relawan pengajar. Eh jangan di bayangkan saya jago ngajar lo yah. Tetep saja saya gak bisa menguasai anak -- anak kelas 1 SD. Ilmu andalan saya kalo menghadapi anak -- anak kelas 1, mereka saya minta ngajari tari Soya -- Soya. Dan kemudian saya ikutan soya -- soya sambil bikin rusuh.

Tugas saya sebagai Fasil adalah sebagai penghubung antara Relawan dengan SDN 44. Diantaranya memberikan informasi mengenai keadaan sekolahan, para murid, para guru. Mengatur jadwal para relawan masuk kelas, menyesuaikan susunan acara kita dengan sekolahan. Mengarahkan relawan untuk berbuat apa, kapan jadwal istirahat, kapan jadwal makan...

Sesuai petunjuk baku KM Pusat, bahwa tugas relawan dikelas nantinya harus menyampaikan tiga hal. Sesi I memperkenalkan Kementerian Keuangan. Para relawan diharapkan dapat memperkenalkan tugas mereka kepada anak -- anak SD dengan bahasa yang dapat dimengerti dengan mudah oleh mereka. Dan ini tentunya tidak mudah.

Sesi II menanamkan nilai -- nilai kebaikan. Misalkan berkata sopan, berlaku jujur, rajin solat. Dan sebagainya.

Sesi III berbagi motivasi dan inspirasi dalam meraih mimpi.

Sebelum masuk sesi -- sesi tersebut, para relawan mengikuti upacara bendera di halaman sekolahan bareng dengan para murid. Sebagai Pembina Upacara dari relawan yaitu Bapak Musafak ( Kepala Bea Cukai  Ternate ). Adalah suatu kehormatan bagi Pak Musafak bisa sebagai Pembina Upacara anak -- anak SD. Karena ini adalah kejadian langka, mungkin sekali seumur hidup beliau.

Di amanatnya, Pak Musafak menyampaikan bahwa para relawan tidak akan mengajar matematika, bahasa Indonesia, IPS, dan sebagainya. Pada hari ini relawan akan mengajak anak -- anak bergembira sambil menginspirasi mereka. Beliau berharap suatu saat nanti ada 1 anak diantara 388 yang hadir saat ini, akan menempati kursi Pak Musafak.

Setelah upacara dilanjutkan dengan penampilan dari para murid. Ada yang menampilkan tari Soya -- Soya, permainan anak, Pramuka, deklamasi.

Inspirator

Suasana chaos terlihat di tiap -- tiap kelas. Para relawan berusaha mengatasi situasi dengan cara mereka masing -- masing. Pak Arif Setywantika ( Kepala Kantor Lelang Ternate ) yang berduet dengan Pak Musafaka, mukanya terlihat tegang. Anak -- anak kelas 5 yang duduk lesehan sebagian besar tidak mengacuhkan keberadaan para pejabat eselon 3 tersebut. Padahal kalau di kantor, titah mereka adalah sendiko dawuh. Pak Musafak sampai merelakan kopiah Bea Cukai yang ada tanda bintang, dipakai anak -- anak secara  bergantian. Yang penting mereka anteng.

Keadaan sedikit bisa dikuasai ketika Pak Ariftika mengajari mereka cara lelang. Pertama Pak Ariftika membagikan uang specimen kepada mereka yang bisa menjawab pertanyaan yang diajukan Pak Ariftika. Kemudian uang tersebut digunakan untuk membeli mobil mainan dengan cara lelang.

Keadaan kembali chaos ketika yang gak kebagian uang merangsek maju mencoba melakukan penetrasi kepada Pak Ariftika. Seru....

Kids Jaman Now

Pada sesi III, anak -- anak diminta menuliskan cita -- cita mereka di kertas origami yang dilipat menjadi pesawat. Seluruh anak berkumpul di lapangan dengan membawa pesawat dari kertas tadi.

Lima -- enam bocah cewek bau kencur merubung seorang relawan muda dari Bea Cukai Ternate, Mas Putra namanya. Entah apa yang mereka perbincangkan.

"Satu, dua...tigaaaa!!!" Aba -- aba Pak Musafak.

Meluncurlah ke udara pesawat kertas warna warni yang bertuliskan cita -- cita mereka. Derai tawa keluar dari bibir bocah -- bocah. Ketika pesawat menghunjam ke bumi, mereka berlarian berebut mengambil pesawat tadi.

"Cita -- citanya apa Adek?" Tanya saya. "Brimob." Jawabnya.

"Kalau nganape cita -- cita apa?" Tanya saya kepada yang lain. "Polwan." Jawab bocah cowok.

"Hmmm..Kalau kamu apa?" Tanya saya lagi. "Petinju." Jawabnya sambil mengepalkan ke dua tangannya.

Mungkin di Kemenkeu Mengajar Ternate 7, baru ada yang punya cita -- cita pegawai pajak, pegawai bea cukai, pegawai perbendaharaan, pegawai lelang.

Demikian, dari kami untuk negeri.

#Tulisan ini dipublish juga di blog  saya .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun