Mohon tunggu...
Arif Wibowo
Arif Wibowo Mohon Tunggu... Administrasi - ASN di DJP.

ASN di DJP yang belajar menuliskan hal receh dan konyol sehari-hari.

Selanjutnya

Tutup

Humor

Karnival of Agustusan

23 September 2013   22:47 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:29 2340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada yang tahu Sempolan?..

Kalo “kempol” itu betis, kalo “kompol” itu pangkat di kepolisian, kalo “ngompol” itu mungkin hobi sampeyan yang belum hilang sampe sekarang..he..heh..he..

Sempolan adalah nama desa di Jember. Letaknya sekitar 25 an km dari Jember ke arah utara sebelum Gunung Gumitir. Jalan Raya Sempolan merupakan jalur utama ke Banyuwangi dan Bali.

Hari Sabtu awal Agustus kemarin saya pulang dari sambang anak saya yang lagi mondok di Gontor Lima Banyuwangi. Pulang dari pondok sekitar jam sembilan pagi dengan menumpang bis RESTU.

Selepas dari Gontor sampai Gunung Gumitir, perjalanan lancar jaya. Kendaraan besar belum terlalu banyak yang lewat, mungkin karena hari Sabtu, hari santai.

Sesaat sebelum masuk Sempolan, mulai terlihat antrian mobil yang berjejer panjang. Terdengar beberapa orang di luar mengatakan bahwa ada karnaval di Sempolan. Bis RESTU pun bergeser sedikit demi sedikit.

Jalan Raya Sempolan, yang biasanya untuk dua arah, pada hari Sabtu tersebut harus berbagi dengan para karnavalers. Akhirnya polisi menerapkan sistem buka-tutup.

Dari jendela bis RESTU terlihat serombongan karnavalers berpakaian seperti JFC. Dengan pakaian yang aneh, menjuntai, berjalan di jalan raya di siang hari. Dengan diiringi lagu-lagu house music yang dimuntahkan dari perangkat sound system yang segede gajah yang diangkut oleh truk.

Dan perjalanan Banyuwangi-Jember tersebut macet tiga jam....

***

Kita beralih ke Turen...

13799510742110319757
13799510742110319757

Turen bukanlah nama kota di Itali ,markas klub sepakbola Juventus ataupun lokasi pabrik mobil FIAT.

Turen terletak di sebelah selatan kota Malang. Kurang lebih 25 km dihitung dari  nol kilometer Kota Malang. Tugu nol kilometer Kota Malang terletak di depan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Malang Selatan.

Mulai awal Agustus kemarin, sampai akhir September besok, tiap hari Minggu ada karnaval agustusan.

Acaranya selalu meriah. Anak-anak, laki-laki perempuan, tua muda, pedagangan bakso, cilok, tahu campur, sermiler, orem-orem, dan lain sebagainya tumplek bek pada melihat karnaval.

Dari beberapa karnaval yang saya lihat, sepertinya polanya hampir seragam. Berlomba-lomba gede-gedean sound system, lagu pengiringnya dangdut sagita-an, menampilkan joget massal sambil berjalan sepanjang jalan, ada yang macak banci bahkan ada yang bencong beneran, pakaian ala JFC-an, dan tak ketinggalan banthengan.

Ada yang gak tau banthengan ya?...heh..heh..heh..

13799511401830056874
13799511401830056874

Banthengan ini seperti kuda lumping. Kalo kuda lumping kan pake properti seperti kuda, lah kalo banthengan propertinya seperti banteng. Ada yang seperti barongsai tapi berbentuk banteng, ada juga kepala banteng biasanya disebut caplokan.

Yang bikin miris banthengan adalah kalo ada yang kesurupan.

***

Kalo jaman kejayaan Pak Harto dulu, acara agustusan biasanya adalah diadakan lomba-lomba, baik tingkat RT,RW, Kelurahan, Kecamatan, Kotamadya. Lombanya macam-macam. Ada olah raga, kesenian, hiburan. Puncaknya adalah panggung gembira di Kelurahan sampai Balaikota.

Saya tidak dalam kapasitas sebagai penilai, dalam artian saya tidak akan menilai bahwan jaman sekarang adalah jaman “latah” atau jaman Pak Harto dulu acara agustusan lebih macho.

Tiap jaman memiliki keunikan masing-masing.

Dan setelah kemeriahan karnaval agustusan, sebagian besar dari peserta karnaval akan kembali kepada “penjajahan”.

Saya Arif Wibowo, selamat merdeka!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun