Mohon tunggu...
Arif Wibowo
Arif Wibowo Mohon Tunggu... Administrasi - ASN di DJP.

ASN di DJP yang belajar menuliskan hal receh dan konyol sehari-hari.

Selanjutnya

Tutup

Humor

Renang Matic

10 Desember 2013   23:56 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:05 810
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_299323" align="aligncenter" width="302" caption=""Mas Prayit???""][/caption]

Sudah hampir dua minggu ini Mas Prayit mempunyai hobi baru. Kalo biasanya Mas Prayit pada pagi hari habis Subuhan, melakukan olah raga jalan santai menghirup udara segar di pagi hari, tapi untuk dua minggu terakhir ini Mas Prayit telah meninggalkan hobi tersebut.

“Kurang mbois,” kata Mas Prayit waktu ditanya salah seorang tetangganya kenapa kok gak pernah jalan sehat pagi lagi.

“Lah terus, olah raga Mas Prayit sekarang apa?” tanya Pak Dadik dengan penuh selidik.

“Hobi saya sekarang agak mbois Mas Dadik, renang,” jawab Mas Prayit dengan mimik muka penuh kebanggan.

“Wuissss, kayak orang-orang gedongan dong,” balas Mas Dadik.

Dua Bulan Sebelumnya

Sebenarnya Mas Prayit mempunyai banyak hobi olahraga. Mulai dari yang low impact, misalkan gaple, karambol, main kartu, karaoke. Sampai yang high impact, yaitu : futsal, jogging, kapoera, volley, badminton.

Dari semua hobi tersebut yang paling digemari Mas Prayit yaitu badminton.

Sejak dari SD, Mas Prayit sering menjuarai lomba badminton. Piagam, piala, vandel sebagai bukti betapa jawaranya Mas Prayit di masa itu, tertata rapi di ruang tamu rumah Mas Prayit.

Sampai pada suatu hari, Mas Prayit pulang dari berlatih badminton terlihat cara berjalannya sangat kaku. Punggungnya tidak bisa ditekuk. Wajah Mas Prayit nyengar-nyengir menahan sakit.

Tak tahan melihat penderitaan Mas Prayit, sore harinya istri Mas Prayit membawa Mas Prayit ke dokter saraf untuk berkonsultasi mengenai punggung Mas Prayit yang tidak bisa ditekuk.

Dari analisa dokter saraf tersebut, Mas Prayit di vonis terkena penyakit Low Back Pain. Bahasa kerennya adalah ‘sakit pinggang.”

Mas Prayit disarakan untuk melakukan terapi renang. Karena menurut dokter saraf tersebut, gerakan renang yang low impact tersebut cocok untuk orang-orang dengan berat badan yang over weight.

The problem is...Mas Prayit itu belum bisa berenang. Atau ungkapan yang tepat adalah takut air.

Malam itu Mas Prayit berdiskusi hebat dengan istrinya. Mencari solusi atas problem Mas Prayit tersebut.

“Sudah, gini aja pak..sampeyan tak kursuskan renang bareng si Hilal. Biar sampeyan gak terlalu malu. Gimana?” tanya istri Mas Prayit.

“Manuk tot bu, eh kliru..manut tok wis aku,” jawab Mas Prayit sambil mengunyah jagung rebus yang baru dibelinya dari penjual jagung rebus langganan Mas Prayit.

Dua bulan sudah Mas Prayit dan Hilal ikut kursus renang. Kemajuan pesat terlihat pada Hilal, karena dia sudah bisa menguasai gaya katak.

Mas Prayit pun bisa gaya katak, namun setelah 3-4 kali gerakan gaya katak, Mas Prayit akan kebingungan antara ambil nafas atau minum air. Tak terhitung sudah berapa galon air kolam yang diminum oleh Mas Prayit.

Akhirnya oleh pelatih renangnya, Mas Prayit disarankan memakai google yang ada snorkel nya untuk melatih pernafasannya di air.

Dengan google dan snorkel tersebut Mas Prayit dengan pedenya berenang wira-wiri di kolam renang tersebut.

Gimana gak pede la wong sudah gak bingung mikirin cara bernafas. Tinggal gigit snorkelnya, maka dengan leluasa bernafas sambil berenang.

Mas Prayit sudah keenakan dengan snorkel tersebut. Dia gak perduli dengan ocehan orang-orang untuk melepas snorkelnya. Yang penting dia bisa melakukan terapi renang seperti petuah dokter saraf tersebut.

“Orang-orang yang renang secara wajar itu ibaratnya adalah renang manual, maka kalo saya ibaratnya adalah renang matic,” kata Mas Prayit mencoba mencari pembenaran atas teknik renangnya itu.

Saya Arif Wibowo, penganut renang matic juga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun