Jawabannya: Yang Maha Pencipta itu Tuhan, bukan manusia…ada atau tidaknya Tuhan tidak tergantung kemauan dan pengakuan manusia. Tuhan tidak membutuhkan pengakuan manusia tentang keberadaan-Nya….dan manusia sama sekali tidak memiliki kemampuan untuk menciptakan dan menghilangkan Tuhan…jadi tetaplah menjadi manusia keberadaanya justru amat tergantung sama “Sang Khaliq”….dan jangan melampaui batas……
Jika masih merasa bisa berbuat sesuatu tanpa melibatkan Sang Penguasa Jiwa, kembalikan dulu Ruh kepada-Nya..
Pertanyaan kemudian, Sanggupkah kita melakukan sesuatu setelah “Ruh” itu kembali ke Yang Maha Punya?
Jika Manusia tanpa tangan,tanpa kaki, maka masih bisa bertahan hidup…apalagi tanpa kelamin..
Bayi yang lahir dengan tanpa otak “unenchepaly”-pun..juga masih bisa bertahan beberapa hari bahkan minggu…
Ketika jantung, ginjal, hati, paru, dilakukan transplantasi, manusia masih bisa hidup…
Bahkan hati manusia masih bisa melakukan kompensasi kerja sampai kerusakan mencapai 80%...
apakah ketika Fir'aun mengaku dirinya Tuhan, kemudian Sang Maha Kuasa merasa terancam dan hilang kekuasaan-Nya?
sama skali tidak...
Apakah ketika Fir’aun mengaku dirinya tuhan kemudian serta merta Allah mengazabnya dan dia kehilangan kerajaan, kekuasaan, dan mengalami keterpurukan….???...
Fir’aun tetap berkuasa semenjak mendeklarasikan dirinya menjadi tuhan sampai nabi Musa menjadi dewasa (umur nabi musa lebih sratus tahun)…