Mohon tunggu...
Arif Rahman Hakim
Arif Rahman Hakim Mohon Tunggu... Wiraswasta - Biasa-biasa saja

Lelaki kelahiran Pati Jawa Tengah suka memancing, sesekali membaca buku dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Manusia dan Hukum Alam

22 Juni 2022   20:59 Diperbarui: 22 Juni 2022   21:12 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sang Kholiq mencipta jagad raya dengan bermacam pernak-perniknya tentunya diikuti oleh tata aturan. Supaya keberadaannya bisa berjalan secara seimbang dan harmoni antara satu dengan yang lain.

Seperti bumi berputar mengikuti garis edarnya. Matahari terbit dari timur dan terbenam ke barat. Tak terkecuali benda alam jatuh dari atas ke bawah lantaran mematuhi hukum gravitasi.

Kalau manusia? Ia beredar terkadang patuh dan melanggar garis edarnya. Bisa dibilang ia ciptaan paling kontroversial di antara ciptaan yang lain. Di awal akan penciptaanya saja sudah mengundang protes malaikat.

Kalau malaikat protes tentang kenapa manusia suka bikin gara-gara di bumi ? Kiranya jawaban yang paling lucu dan menggelitik datang dari warga plus enam dua.

Apa katanya? Jangan-jangan manusia yang gemar bikin keributan dulunya tercipta dari tanah sengketa. Salah kedaden orang Jawa bilang. Kukira ini jawaban guyonan sekaligus mengandung ledekan yang tak perlu direspon serius.

Nyaris mayoritas manusia berada dalam posisi dualitas. Ada taatnya, bandelnya, lucunya, jengkelnya dan lainnya. Jalan ceritanya dari zaman Nabi Adam hingga kini dan sampai seterusnya di sekitaran itu itu aja. Kalau taat dan patuh terus bukan manusia namanya tapi malaikat.

Meski dengan kedudukannya yang begitu justru malah satu-satunya mahluk yang terpilih di bumi sebagai mandataris Tuhan.

Adanya akal dan hati sanubari yang membuatnya terpilih. Dengan akal ia mampu memilih dan memilah mana yang baik dan buruk, benar dan salah. Dengan hati sanubari ia sanggup berkomunikasi dengan Allah. Dengan kedua fitur ini nantinya yang akan membuatnya sebagai wakil Tuhan sanggup beredar sesuai dengan garis edarnya.

***

Sudah jamak diketahui bahwa manusia adalah mahluk individu dan sosial. Sebagai individu ia butuh ruang-ruang privasi. Bisa untuk bermunajat kepada Allah atau menyendiri mengheningkan apa-apa yang berkecamuk di dalam ruang jiwanya. Bisa juga untuk keperluan mendasar fungsi biologisnya.

Setelahnya ia perlu ruang sosial untuk berekpresi. Tentunya di ruang-ruang sosial ada tata nilai, norma-norma yang berlaku di dalamnya. Manusia tidak bisa memungkiri semua itu. Menabraknya sama artinya mengingkari garis edarnya sebagai mahluk sosial.

Pepatah bilang kalau kamu masuk kandang kambing ikutlah mengembik. Maksudnya kalau masuk komunitas musik bermusiklah dengan sebaik-baiknya. Masuk di dunia bisnis ikuti hukum pasar dengan sebaik-baiknya. Saya kira itulah cara beredar dengan sebaik-baiknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun