Wahai engkau pemilik hati jua cinta dalam hati selayaknya aku disini. Ketika engkau merasakan sebuah ketenangan dalam dada tatkala pelukan malam ada padamu. Seperti itu lah perasaan damai ini melingkupi hati ini tatkala mata terpaku melihat senyuman manis kekasihku. Dan apabila tiba kalanya engkau rasakan gusarnya hati karena perasaan tidak menentu hasil karya cekaman malam yang aneh. Seperti itu pula lah aku terbaring lemas jua gelisah ketika rasa kerinduanku kepada kekasihku tiba saja menyerangku. Dapatkah engkau rasakan seberapa besarnya kecintaanku kepada kekasihku ini.
Ribuan karya manis telah kuciptakan. Namun takkan mampu tandingi manisnya ceritaku tentangnya di hati ini.
Syair-syairku hanyalah geguguran rasa yang berjatuhan dari rasa cintaku. Ketika aku merindukannya. Ketika aku terluka karnanya. Ketika aku bahagia karnanya. Karna itu lah syair bersastrakan sastra hati tercipta dari tangan ini. Dia lah segalanya teruntuk segala hidupku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H