Mohon tunggu...
Arif JMSH
Arif JMSH Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Siapa-siapa. Hanya rakyat kecil penghuni dunia tulis-menulis. http://jmshwords.blogspot.com

Bukan Siapa-siapa. Hanya rakyat kecil penghuni dunia tulis-menulis. http://jmshwords.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

ENGKAU NAPAS HATIKU

6 Mei 2012   03:25 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:39 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Takkan ada satupun yang dapat membuatku mabuk dan semakin mabuk melainkan melihat senyumanmu itu. tiada satu cahaya pun yang dapat membuat tatapan mata ini menipis sayu melainkan terkena terpaan cemerlangnya sinar indah sepasang matamu itu. engkau kekasihku... telah tahu kah engkau disitu... aku adalah korbanmu... adalah korban keindahan parasmu... adalah korban kecantikan hatimu....
Engkau dalam hatiku laksana senandung gitanya para burung-burung kecil diatas pucuk cemara diawal pagi hari. laksana air mata dedaunan dibawah terpaan cahaya fajar ini. laksana bunga-bunga kenanga ditengah musim semi yang indah jua manis. engkau satu periku yang buatku tak sadarkan diri tuk menjulurkan kedua tanganku ini menadah kelangit. lalu berucap mantap tentang sebuah doa keinginan hati tuk jadikanmu peri abadiku penetap dunia hatiku hingga nanti. engkau kucintai hingga akhir nanti kulupa akan dunia disana jua disini.
Setia lah engkau kasih demi cinta kita ini. tetap lah engkau jadi pemupuk kekuranganku hingga berbuah keindahan tuk kita bersama. cintailah cinta kita apa adanya jua semampu kita bersama. disini tak kukurangi jua kulebihkan segenap rasa dihati. kucintaimu seiring segenap rasa antarhati kita yang takkan terputus dan yang akan tetap terjalin dalam satu ketulusan kinasih yang kita miliki.
Peri abadiku... kucintaimu penuh disejalan langkahku mengikuti napas hati ini. dan engkau lah napas hatiku ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun