4. Tumpukan material di hulu atau di atas gunung/bukit yang mudah terbawa oleh aliran air seperti kayu, batu maupun tanah yang longsor.
5. Terbentuknya genangan air dalam volume yang besar akibat tertahan oleh tumpukan sedimen atau sampah pepohonan yang terbawa banjir, sehingga apabila penahan tersebut tiba-tiba jebol akan menyebabkan aliran air yang besar menuju ke hilir.
6. Kegagalan/keruntuhan  bendungan dapat menyebabkan dinding bendung tiba-tiba rusak dan memuntahkan volume air yang sangat dasyat dan tidak terkontrol ke arah hilir.
Beberapa parameter  lokasi dengan tingkat kerawanan yang tinggi terhadap resiko banjir bandang diantaranya adalah sbb:
1. Daerah di dekat sungai dengan kepadatan penduduk yang tinggi menagkibatkan resikonya menjadi lebih besar.
2. Lokasi berisiko tinggi lainnya termasuk penyeberangan air rendah serta daerah pegunungan yang terbakar.
Upaya pencegahan preventif untuk mengurangi dampak resiko adalah diantaranya dilakukan dengan:
1. Mengevaluasi kembali alat peramalan untuk peringatan dini (Early Warning System) yang diperlukan untuk pengamatan banjir bandang.
2. Mencegah terjadinya penggundulan hutan baik secara sengaja maupun akibat kebakaran.
3. Melakukan reboisasi pada lahan gundul, diutamakan dengan tanaman keras serta vegetasi rumput jenis tertentu untuk mengurangi terbawanya tanah oleh arus run off air hujan.
4. Memindahkan permukiman dari wilayah yang rawan terhadap banjir bandang ke wilayah yang secara  topografi  lebih aman.